Chapter 4. Bertemu Lagi

382 21 10
                                    

Konichiwa Minna-san 🤗 🤗

Bagaimana kabar kalian?! Masih menunggu Update cerita ini?!

Okey jangan lupa tinggalkan jejak.

.
.
.
.
.
.
Happy Reading 🥰 🥰

CHAPTER 4. BERTEMU LAGI

"Hyuuga-sama ... Uchiha-sama."

Sungguh, Hinata tidak percaya sesaat setelah membereskan acara pesta ulang tahun Boruto dengan merapikan meja bersama Sakura, seorang Anbu menyusup masuk rumah dengan kemampuan shunsin.

"Ada apa, Inu?" tanya Sakura.

Murid Tsunade itu memang mengenali pria bertopeng harimau tersebut karena dirinya masih Shinobi aktif yang terkadang berkontribusi dengan Anbu yang bertugas di balik bayangan.

Berbeda dengan Hinata yang sudah menjadi ibu rumah tangga biasa. Yang pasti semenjak penculikan Boruto, Anbu telah dikerahkan untuk mengawasi kediaman Uzumaki.

"Saya membawa pesan dari Nara-sama untuk meminta kalian berdua pergi ke gedung Hokage. Saat ini Nanadaime Hokage sedang mengamuk hebat."

Setelahnya Anbu tersebut menghilang secepat kilat meninggalkan Sakura dan Hinata dengan ekspresi wajah terkejut.

Segera mereka pergi ke kantor Hokage untuk mendapati pemandangan menyesakan tentang Naruto yang dipegangi Shikamaru, Hatake Kakashi dan Akamichi Choji, sedangkan Yamanaka Ino mengawasi di sudut ruangan.

"Lepaskan aku!" jerit Naruto meraung dengan air mata berjatuhan.

"Kenapa kalian terus menghalangiku?! Apa kalian tidak peduli pada anakku?! Dia tersiksa di luar sana. Aku harus menolongnya."

"Kami tahu, Naruto. Maka dari itu kau harus tenang. Kita pikirkan ini dengan kepala dingin!" sentak Shikamaru. "Tergesa-gesa hanya akan membawa kita pada kegagalan."

"Ada apa ini, Ino?" Sakura menghampiri sahabat baiknya. "Kenapa Naruto sampai mengamuk seperti ini? Apa yang terjadi?!"

"Aku juga tidak tahu, Sakura."

Ino sendiri kebingungan dengan penyebab Naruto lepas kendali, faktanya dia bergegas pergi ke kantor Hokage saat merasakan luapan cakra Kyuubi dengan niat membunuh.

Nyonya dari Klan Yamanaka itu mengira ada musuh, tetapi begitu sampai hanya mendapati Shikamaru yang sedang menahan Naruto, dengan panik berteriak meminta menghubungi Choji dan Kakashi melalui tautan telepati.

Berbeda dengan tindakan Sakura yang mencari informasi dari Ino, Hinata memilih berjalan mendekati suaminya. Dengan lembut membelai pipi bergaris itu mencoba menenangkannya dengan pancaran aura kasih sayang.

"Ada apa, Naruto-kun?! Kenapa kau seperti ini?"

Menyadari belahan jiwa Hokage telah datang, jeratan di tubuh Naruto pun terlepas. Ketiga penahan tadi membiarkan Putri Hyuuga mengambil alih untuk menenangkan Jinchuriki Kyuubi yang kini manik matanya telah berubah semerah darah.

"Hinata ... hiks ... bagaimana ini?! Aku ... dia tersika."

Kalimat rancu Naruto membuat Hinata ikut terluka, perasaannya mulai tak tenang saat tertuju akan kondisi putranya yang diculik.

Naruto tidak akan lepas kendali jika tidak menyangkut anak-anak mereka. Namun, Hinata memilih mengesampingkan pikiran negative itu, fokusnya hanya untuk memberikan rasa nyaman pada suami tercinta.

Hinata menuntunnya duduk di bawah lantai kantor Hokage, tidak peduli jika itu kotor dan berdebu. Nyonyo Uzumaki memegang kedua pipi Naruto agar menatap langsung ke manik mata putihnya yang terselimut Byakugan.

HATI YANG PATAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang