Chapter 9. Kau Siapa?

85 18 22
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak Minna-san. Aku suka baca komentar kalian, itu membuatku semangat melanjutkan 🥰🥰

.
.
.

CHAPTER 9. KAU SIAPA?
.
.
.

"Tidak! Bukan aku yang melakukannya.”

Kekacauan terjadi di ruang dimensi ingatan Boruto. Suasana kelam cocok dengan nuansa hati ketiga penyusup yang terguncang selepas menyaksikan memori paling memilukan, tidak disangka jika insiden mengerikan itulah yang menimpa Sang Matahari Konoha.

Hokage Ketujuh yang dikenal sangat kuat sebagai Pahlawan Perang, yang mampu mengendalikan cakra biju dengan sangat sempurna, tapi menghadapi situasi itu terlihat rapuh, seakan mudah ditumbangkan.

Manik biru memandang nanar, tanpa fokus tujuan, kosong bagaikan black hole. Pikiran melalang buana menyaksikan ingatan pahit berkat jutsu Klan Yamanaka. Namun, selepas menonton justru semakin hancur.

Hokage memang sudah mengetahui perihal Boruto yang menjadi korban pelecehan seksual. Dia ada di sana saat Sakura dan Shizune menunjukkan cairan laknat itu, yang membuat cakra Kyuubi meluber keluar, haus darah.

Namun, tidak terlintas ide, bahwa si pelaku akan menggunakan wajahnya demi mengelabui Boruto. Berpura-pura seakan yang meremukan harga diri itu adalah ayahnya sendiri. Yang tentu dari segi psikologi akan berdampak sangat fatal bagi kesehatan mental.

Boruto akan seribu kali lipat merasakan sakit. Terlebih terkait informasi yang bocor ke para Nukenin. Mungkinkah benar ada seorang pengkhianat yang berhasil menyeludup sejauh ini di Konoha?!

Tapi siapakah itu?

Kedamaian yang didapatkan Aliansi Shinobi selepas Perang Dunia Ke Empat justru membuat kewaspadaan menumpul. Naruto  mengetahui aturan pengunjung yang melalui tahapan pemeriksaan tidak serumit zaman dulu.

Namun, pikiran Hokage tidak berada di tepi untuk mengidentifikasi komplotan pelaku berdasarkan informasi tersebut. Otaknya masih konslet oleh tayangan yang memporak-porandakan jiwa dan raga.

Semua tercurahkan untuk menyesali diri karena datang terlambat. Berandai-andai jika di hari sebelum pemerkosaan ada jeda dua bulan, Naruto berhasil menemukannya, kehormatan itu terselamatkan, Boruto pun tidak akan setrauma sekarang.

Berbeda dengan Hokage yang berdiri tegang sambil menggumam kalimat serupa, Putri Hyuga jatuh berlutut di genangan air, bahkan dari adegan pertama dimulai, sudah tak kuasa meneruskan.

Sangatlah kejam melihat wajah sang suami meniduri anaknya ...

“Putraku, hiks. Kenapa mereka melakukan itu padanya?!" raung Hinata terisak.

Bahkan rasa sakit hanya karena menyaksikan sudah sepedih ini, apalagi mengalami secara langsung.

Hati seorang ibu terluka parah ...

Hinata merasa mual dan ingin muntah di wajah para penculik. Lebih bagus jika tangannya sendiri yang merenggut nafas kehidupan komplotan penjahat yang berani menargetkan anak di bawah umur.

Puk!

“Hinata …”

Di sisinya, Ino turut meneteskan air mata, menepuk lembut pundak itu, berharap sedikit menguatkan, meski tidak terlalu menghibur, karena walau bukan orang tua si korban, Nyonya Yamanaka amat terpukul. Pantas saja, sang suami pulang dengan wajah lebih pucat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 10 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HATI YANG PATAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang