Chapter 16. Kalung Cakra

192 24 11
                                    

Sekitar 2 bulan lagi-kan puasa yah. Dan seperti biasa, selama bulan itu aku bakal Hiatus.

Jadi buat yang masih menunggu kelanjutan keempat book-ku yang lain, ketemu di April 2025 ya 🥺 Semoga aku juga bisa menyelesaikan semuanya sampai tamat 😍

Sedangkan Book ini akan di up sampai akhir Februari 2025 🥳

Insya Allah ...

Aku nggak bisa janji, tapi selama diberi kesehatan, aku usahain bakal terus aktif di sini 🥰
.
.
.

CHAPTER 16. KALUNG CAKRA

"Sarada ...."

Uchiha Sasuke berjalan menghampiri dua wanita berharga dalam hidupnya yang duduk di taman rumah sakit, padahal dia hanya pergi sebentar membeli sarapan, tapi begitu tiba di rumah, ruang meja makan kosong melompong, tidak ada 'Nona Peanut' yang seharusnya menunggu.

Tidak perlu kemampuan Ninja Sensorik seperti Uzumaki Karin untuk mendeteksi keberadaan sang putri, dari gerak-gerik semalam yang mencurigakan pun sudah tertebak bahwa remaja 14 tahun itu akan nyelenong ke tempat sahabat kecilnya berada.

"Sasuke-kun," sapa Sakura.

"Maaf." Sasuke yang sudah berhadapan dengan keduanya tanpa basa-basi langsung membeberkan titik persoalan. "... Aku tidak mengira Sarada akan melanggar perintahku."

Yang disebut tidak tersinggung, tidak juga terselimuti rasa bersalah. Fokus pikiran melayang ke peristiwa beberapa menit lalu. Manik jelaga itu menyorot nanar dengan ekspresi kalut, rasa takut dilupakan menggores sanubari yang memicu logika mogok, tidak berkutik kecuali dengan kejujuran.

"Tidak apa. Aku sangat mengerti bagaimana sulitnya mencegah dia tidak terlibat."

"Hn. Sarada sangat penasaran."

"Tidak heran. Yang terluka adalah teman pertama putri kita."

"Bagaimana keadaannya?"

"Sangat kacau."

"Aku mengerti."

Sasuke memejamkan mata pilu. Bagaimana pun sosok yang dibicarakan adalah muridnya sendiri. Meski sempat kecewa atas penggunaan alat sains ninja, tapi sama seperti Naruto, dia tidak larut dalam angkara, bahkan masih terus menjadi guru pelatih si biang onar.

Keduanya sempat menjalankan misi mencari burung elang pengganti dan berurusan dengan Penangkaran Mozu Shitakiri, yang saat berpisah karena Sasuke masih harus berpetualang lagi, Boruto malah terjebak Tantangan Eksperimen Maut di kereta menuju Konoha.

Si pirang muda itu mengikuti jejak Jinchuuriki Kyuubi, yang selalu menggaet orang aneh di sepanjang jalan, sekarang dia malah menjadi target dari manusia alternatif yang terdampar di Universe ini. Sepertinya para Uzumaki memang memiliki magnet tersendiri bagi kelompok Nukenin.

Sasuke pun salah satu contohnya, tapi ketertarikan yang dimiliki hanya sebatas resfact bukan melebihi garis melenceng dari jalur orientasi seksual, dia masih lurus setegak Novel Icha-Icha Paradise.

"Mama ... Papa ...."

Panggilan itu dilantunkan secara lirih, tapi berhasil menyentak Hokage Bayangan untuk kembali ke tepi, begitu pun Nyonya Uchiha yang memfokuskan diri pada sang putri, tidak lagi menengadah menatap pria tampan di depan mata. Saat ini, Sarada lebih membutuhkan perhatian.

HATI YANG PATAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang