Chapter 9

39 7 1
                                    

"Ya! Kenapa baru menghubungi lagi 😑?", suara kesal langsung menyambut ketika telepon tersambung dan wajah penerimanya muncul di layar ponsel Jungkook.

Siapa lagi kalau bukan Mingyu.

"Aku banyak pekerjaan"
"Cih, aku jamin aku lebih sibuk daripada kau" , sahut Mingyu lagi
"Ya, Ya, yang anak kedokteran. Itu semua kelihatan dari wajah mu. Dark circle mu mengalahkan panda", ucap Jungkook dengan nada mengejek.
"Terserah, lah. Bagaimana kabar mu? Semuanya oke, kan? Ingat kau tidak boleh terlalu lelah. Kau juga harus selalu bawa obatmu kemana saja. Kalau kau mulai merasa tidak enak badan cepat ke rumah sakit. Sebentar lagi sudah akan masuk musim gugur. Cuaca akan mulai dingin. Jadi kau harus lebih ekstra. Oke?", Jungkook hanya mendengarkan bagaimana Mingyu yang setiap menghubunginya selalu berceloteh panjang tentang kesehatannya. Memang rasanya sudah ribuan kali ia mendengar kalimat itu. Tapi itu membuatnya senang.

Ketika ada yang memerhatikan mu.
Walaupun cuma satu. Itu cukup.

"Bagaimana keputusan tentang tawaran Profesor mu itu? Apa kau akan mencobanya?"
"Well.. the job, It's not bad. Tidak terlalu jauh dari tempat tinggal ku. Dan juga gaji nya lumayan"
"The fvck. Kau bukan anak terlantar. Aku tau hartamu banyak di Seoul sini. Masih saja membicarakan gaji", sahut Mingyu dengan kekehan.
Jungkook hanya menanggapi dengan senyuman kecil.

Jungkook memang masih memiliki beberapa aset di Seoul. Yang memang disuruh oleh Kakeknya untuk menyisakan, sekiranya nanti Jungkook membutuhkannya. Walaupun tidak sebanyak milik Hyung-Hyungnya. Dan juga tidak ingin menggunakannya.

Bukan kah uang yang dihasilkan sendiri lebih berharga dan memuaskan.

"Oh, iya tentang pameran lukisan bulan depan yang diadakan perusahaan Appa, apa kau mau ikut? Aku akan bilang untuk menyisakan ruang untukmu. Kau punya banyak karya di kamar mu itu kan? Dari pada hanya disimpan. Coba saja untuk di pamerkan. Kalau ada yang membeli uangnya kan lumayan", ucap Mingyu.
"Baru saja kau mengejek ku tentang gaji. Dan sekarang kau membahas uang jual lukisan", Jungkook mencebik.
"Hahahahahaha.. tapi kan sayang, jika karya seni itu hanya mendekam di kamar mu", sahut Mingyu sambil tertawa menggelak. "Kau bisa beli kamera lagi nanti", tambahnya lagi.
"Lihat nanti. Aku akan mengabari".


Disambungan telepon lainnya.

"Kau sudah berangkat?"
"Aku dibandara. Sebentar lagi boarding"
"Oke. Nanti ku jemput. Semua sudah ku atur. Untung saja aku tau jadwalnya keluar dan kembali. Kau akan aman selama ada di Swiss. Aku pastikan Jungkook tidak akan berpapasan dengan mu"
"Baiklah, semoga saja semua terkendali. Sampai bertemu nanti"



"Jungkook-ah!", panggil Kihyun.
Ia sedang berbelanja bahan makanan dan melihat Jungkook dari kejauhan.
"Oh, Hyung. Kau disini", jawab Jungkook
"Jarang sekali kita berpapasan seperti ini di supermarket. Kau beli apa?", tanya Kihyun
"Ah, aku hanya membeli buah dan sayuran. Juga beberapa lauk", Jungkook pun melihat ke arah troli Kihyun. Melihat beberapa bahan makanan yang cukup banyak,
"Bukan kah kau akan cuti dan pulang ke Korea, Hyung, kenapa beli bahan makanan banyak sekali?", tanya Jungkook

Ow, shit.

"Mmm.. Itu, anu.. harganya sedang murah. Iya. J-jadi aku beli untuk stok nanti. Mumpung murah. Begitu."
Jungkook pun hanya mengangguk atas jawaban yang diberikan Kihyun.

"Baiklah. Silakan hyung lanjut belanja. Aku mau cari barang lain. Sampai jumpa", Jungkook pun membungkuk sedikit untuk memberi salam. Dan melenggang pergi ke arah sebaliknya.
Kihyun hanya terdiam, dan bingung.

Ish. Yoongi, gara-gara kau yang request mau makan daging. Kenapa juga tadi ku sapa Jungkook-nya? Untung saja adik mu itu tidak termasuk orang kepo. Ahhh, molla molla! Aku cepat pergi saja.





>>Swiss. 19 jam kemudian.

Yoongi, pertama kalinya menjejakkan kakinya di negara dengan julukan negara terbersih dan terindah didunia.
Cuaca saat ini cerah tetapi agak dingin karna sudah mulai memasuki musim gugur. Udaranya sangat segar dan bersih.
Tujuannya datang, bukan untuk membawa adik terkecilnya pulang. Karna Yoongi yakin itu bukan hal mudah.
Bukan. Ia hanya ingin melihatnya. Ingin tahu bagaimana keadaannya. Ingin melihatnya walau dari kejauhan.

Saat ini hanya Yoongi yang mengetahui keberadaan Jungkook. Selain ke 5 saudaranya yang lain.
Ia tidak ingin bilang, karna ia tahu pasti apa yang akan di lakukan saudara-saudaranya itu.
Namjoon mungkin akan langsung mengkonfrontasi Jungkook untuk kembali. Seokjin mungkin akan langsung terbang ke Swiss dan memohon pada Jungkook untuk pulang. Yang pasti akan terjadi keributan yang berujung mungkin ia akan kehilangan adiknya lebih jauh.

Menemukannya saja sudah sulit, dan ia sangat bersyukur akan hal itu.

"Yoongi-ya!", teriak Kihyun dari kejauhan. Kihyun sudah menunggunya, menjemputnya.
"Yo! Chingu! Kau baik?"
Yoongi hanya tersenyum kecil dan mengangguk atas pertanyaan tersebut.
"Bagaimana? Apa kau mau langsung ke apartemen? Atau kau ingin makan dulu? Kita bisa mampir untuk makan"

"Jungkook ada dimana?", tanya Yoongi.
Kihyun bergerak untuk melihat jam di tangannya.
"Sekarang jam 1 siang, dia masih ada di kampusnya. Hari ini Jungkook akan mulai kerja part time sekitar pukul 4 nanti sore", jawab Kihyun.
Yoongi mengangguk.
"Apa bisa kita makan dulu, lalu pergi ke tempat kerja Jungkook?"
Kihyun agak bingung atas pertanyaan Yoongi
"Maksud ku, jangan sampai ia tahu. Aku ingin melihat dari jauh saja"
Kihyun mengangguk. "Ahh, kalau itu bisa diatur. Kau tenang saja"

Selesai makan siang dan cukup berbincang. Lalu mencari beberapa barang keperluan Yoongi, Kihyun membawa Yoongi ke sekitar Universitas. Dimana Jungkook sedang kuliah saat ini. Mereka berhenti di kejauhan, disekitar gerbang. Agar tidak terlalu terlihat.
"Ku rasa kita bisa melihatnya dari sini", ucap Kihyun. "Dari gerbang ini tidak akan jauh ke tempat kerja Jungkook. Jadi mungkin dia akan keluar dari sini".

Kurang lebih 15 menit menunggu gerbang yg tadinya agak sepi, menjadi sedikit ramai.
Yoongi mulai fokus pada orang-orang yang melewati gerbang itu.
Menanti jika saja adiknya muncul. Adik terkecilnya yang sangat ia rindukan.

"Oh! Oh! Oh! Itu dia!", ucap Kihyun dengan heboh.
Yoongi segera memincingkan matanya. Untuk melihat keberadaan adiknya.
"Itu yang pakai jaket jeans. Kau lihat?"

*ilustrasi*Credit to : bluebunnyjk on twitter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*ilustrasi*
Credit to : bluebunnyjk on twitter

Yoongi melihatnya.
Adiknya. Adik kecilnya.
Yang mungkin bahkan sekarang lebih tinggi darinya. Jungkook nya ada disana.
Dengan ransel di pundaknya.
Rambutnya cukup panjang, sehingga ia harus mengikatnya. Rambut depannya sedikit menutupi matanya.

Adiknya di depan matanya. Tapi ia tidak bisa melakukan apa pun.






⬇️ Tap the star. Thank U for reading~

Sweet(X) HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang