Dengan tidak santai, Rachel menolehkan kepalanya diikuti dengan sorot mata yang mendelik pada seseorang yang membuat pagi harinya yang hangat menjadi sedikit heboh seperti sekarang ini.
"Uppss..." Leandra menutup mulutnya dengan telapak tangan. "Maaf semua." Ucapnya sambil cengengesan ketika mata bulatnya itu melihat presensi semua orang di meja makan.
"Leaa kebiasaan banget, bisa gak jangan teriak-teriak kalo dateng ke rumah gue, masih pagi Lei." Ucap Rachel dengan lembut tapi ada nada kesal disana.
"Iya-iya Chel maaf, kebiasaan hehehe."
"hehehe kebiasan." Rachel mengikuti ucapan Leandra sambil mendengus, yang lain hanya terkikik geli.
Leandra berjalan mendekat ke arah meja makan lalu ia menyalami Tama dan Vela secara bergantian, Leandra kan anak baik.
"Sini Lei sarapan bareng." Ucap Vela mengajak Leandra.
Gadis berpenampilan tomboy itu berada di sisi Rachel, ujung matanya melirik Rachel yang sedang asik memasukkan sesendok demi sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya.
"Wah... Sebenarnya tadi Lea udah sarapan sih tan, masih kenyang." Tolak Leandra halus.
"Tumben banget gak mau, biasanya gak ditawarin juga langsung embat." Ucap Rachel yang kebetulan sudah selesai mengunyah makanannya dengan benar supaya pencernaan lancar.
"Ya gue kenyang Chel, emang lo perut karet." Hardik Leandra sambil mendudukkan diri di kursi kosong di samping Rachel.
"Enak aja lo!" Ucap Rachel sambil menepuk paha Leandra tidak terlalu kuat.
"Aww." Leandra meringis padahal tepukan Rachel tidak sakit sama sekali.
"Hedeh, mulai lagi bocil drama." Gumam David dengan pasrah.
Kedua gadis itu kompak tertawa melihat raut wajah jengah dari David.
"Btw lo beda amat hari ini." Gadis berambut pendek itu meneliti penampilan sang sahabat yang hari ini sedikit berbeda dari biasanya.
Rachel yang biasanya mengenakan midi dress ataupun blouse yang selalu dipadupadankan dengan rok, kali ini berpenampilan cukup tomboy dengan mengenakan loose pants jeans denim dengan atasan kaos putih dan juga denim jacket. Rambut blonde yang biasanya ia biarkan tergerai kali ini ia kuncir kuda saja. Penampilan Rachel kali ini mirip seperti penampilan Leandra di kesehariannya.
"Lagi pengen." Jawab Rachel. "Eh Lei, gimana job dari gue?" tanyanya mengubah topik.
"Lah emang lo belum liat? Udah gue post Chel, begitu lo kasih tugas langsung gue kerjain." Jelas Leandra.
"Hehe belum, hp gue masih di charge, soalnya habis chat lo semalam gue ketiduran." Rachel terkekeh membuat Leandra merotasikan matanya.
"Job apa dek?" Tanya David.
"Itu upload foto di akun lukis gue." Jelas Rachel David mengangguk.
David tentu saja ikut penasaran, begitu juga dengan kedua orang tuanya.
"Hmm udah lama kan lo gak pernah update apapun disitu? Emang lukisan apaan?" Tanya David.
"Kepo lo, liat sendiri lah, udah di post juga." Ucap Rachel.
"Rachel..." Tegur Tama.
"Hehe bercanda pa." Ucap Rachel sambil mengangkat jarinya, Tama hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
David yang dibela papanya memberikan senyum kemenangan yang terlihat sangat menyebalkan di mata Rachel.
"Tapi lo tau yang hebatnya apa bang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY (on going)
Tiểu Thuyết Chung"Di dunia ini, ada beberapa hal yang disebut takdir, sisanya adalah pilihan" ~unknow~