Kehadiran Leandra yang tiba-tiba muncul di hadapannya cukup mengejutkan Raffa. Entah dari mana gadis itu, yang pasti Leandra mengatakan tadi habis menonton film bersama teman-temannya.
"Sama Rachel juga?" Tanya Raffa sambil memperhatikan sekitar.
Leandra menggeleng. "Rachel gak ikut, mau ngelanjutin lukisan, katanya hari ini dia dapet ide lagi." Jelas Leandra yang membuat kepala Raffa mengangguk senang.
Mereka pun kembali terlibat pembicaraan biasa bahkan Leandra sempat sedikit spoiler tentang film yang ia tonton tadi. Film yang sedang viral, bercerita tentang perselingkuhan kakak dan adik ipar. Raffa sendiri hanya manggut-manggut untuk menanggapi cerita Leandra karena ia tidak terlalu paham dan juga tidak tertarik. Sampai beberapa sesaat kemudian pegawai toko parfum itu mengantarkan parfum pesanan Raffa yang sudah terbungkus rapi.
"Lo mau parfum gak? pilih aja gue yang bayar." Tawar Raffa, namun Leandra menolak. Tumben-tumbenan sekali, biasanya Leandra tidak akan menolak yang namanya gratisan.
Raffa beberapa kali menawarkan sampai agak terlihat sedikit memaksa, namun Leandra tetap menolak sangat kekeuh dengan pendirinya. Leandra beralasan bahwa ia sudah punya toko parfum langganan sendiri dan hanya cocok dengan parfum yang hanya ada di toko itu.
"Tapi kak, FYI ini tuh toko parfum langganan Rachel juga tau." Perkataan Leandra itu sukse membuat Raffa terkejut. Tiba-tiba ia jadi berharap juga bertemu Rachel di sini bukan hanya Leandra.
Berusaha mematahkan harapan yang tidak akan terjadi, pada akhirnya Raffa memutuskan untuk mengantar Leandra pulang. Leandra mengatakan bahwa ia tadi berpisah dengan teman-temannya ketika melihat Raffa di toko parfum ini. Dan kebetulannya hari ini Leandra tidak membawa mobil, karena ia ke kampus tadi ikut dengan Rachel yang hari ini diantar oleh supirnya.
"Lo gue anter pulang." Ucap Raffa, Leandra kali ini tidak menolak karena hari juga sudah semakin sore.
.
.
Rachel sendiri bukan tanpa alasan hari ini memilih diantar supir ke kampus. Selain papanya sudah berjanji akan mengajaknya makan siang bersama, Rachel juga ingin meminimalisir jikalau akan keluyuran setelah pulang kuliah dengan tidak membawa mobil sendiri, karena ia ingin mengerjakan lukisan dari Raffa. Apalagi tadi teman-teman kelasnya termasuk Leandra merencanakan menonton film sepulang kuliah. Untung saja Rachel bisa menahan diri.
Tiba-tiba Rachel teringat Reyvan yang tadi juga mengajaknya makan siang bersama, namun sayangnya kalah cepat dari papanya.
Rachel jadi terpikirkan sebuah ide. Mungkin ia akan mengundang Reyvan makan malam saja di rumahnya. Lagipula kekasihnya itu memang sudah cukup lama tidak makan malam bersama keluarga Rachel. Terakhir kali rencana makan malam mereka juga gagal kan.
Meletakkan kuas ke dalam cup berisi air yang sudah berwarna tidak karuan, tangan gadis itu teralih mengambil ponselnya di atas sebuah meja kecil persis di sebelah ia duduk. Lukisan yang masih belum jadi itu ia tinggalkan saja, lagipula ia sudah kehabisan ide untuk hari ini.
Jari-jemari panjang dan lentik itu menari dengan lihai di atas benda pipih yang sudah menjadi bagian dari keseharian orang-orang dewasa ini. Sambil diliriknya sekali matahari yang sudah mulai sedikit tenggelam dari balik jendela studio.
Kak udah pulang kerja?
Malam ini ada rencana gak?
readPesan yang terkirim tak memerlukan waktu lama untuk dibaca, ini memang sudah lewat jam pulang kantor. Dan jika ia benar-benar mengenal sang kekasih pasti Reyvan sedang ngopi-ngopi sore di balkon apartemennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY (on going)
General Fiction"Di dunia ini, ada beberapa hal yang disebut takdir, sisanya adalah pilihan" ~unknow~