24. Confusion

32 2 3
                                    

Dengan mengendarai Mini Cooper kesayangannya, Rachel baru saja masuk ke sebuah kawasan elit yang di sana terdapat banyak bangunan ruko yang berjajar rapi.

Ruko-ruko ini merupakan salah satu pusat perbelanjaan selain mall untuk kalangan menengah ke atas. Dan diantara deretan ruko elit yang ada di sana, salah satunya adalah ruko yang difungsikan sebagai butik milik sahabatnya Jasmine.

Rachel baru saja memarkirkan mobilnya tepat di area parkir butik dua lantai tersebut, di sana ada beberapa mobil yang juga terparkir termasuk mobil milik Jasmine sendiri dan juga satu mobil lain yang ia kenali yang tak lain adalah milik Jeanne.

Sayang sekali Leandra tidak ikut hari ini. Rachel sebenarnya sudah mengabari Leandra sebelumya, namun seperti yang Rachel tebak, alasan gadis itu tetap sama. Jika tau ada Jeanne juga di sini, Rachel akan lebih memaksa gadis itu.

Turun dari mobil, Rachel langsung bergegas masuk ke dalam butik. Ternyata suasana di dalam cukup ramai, ada beberapa pelanggan yang sedang dilayani oleh para karyawan Jasmine. Sementara sang pemilik butik tak terlihat batang hidungnya.

"Cari Mba Jasmine ya Mba Rachel?" Salah satu karyawan Jasmine menyapa Rachel karena melihat gadis itu celingak-celinguk sendiri.

"Ahh iya Nin, ada kan?"

Bisa Rachel lihat jika karyawan itu sedang membawa beberapa baju di tangannya, mungkin saja itu baju pilihan pelanggan.

"Di ruang kerjanya mba, ada Mba Jeanne juga." Rachel mengangguki perkataan salah satu karyawan itu.

"Butik lagi rame banget ya, ada yang bisa aku bantu gak nih?" Tawar Rachel jikalau saja mereka perlu bantuannya.

"Alhamdulillah rame mba, tapi kalau sekarang masih aman mba." Ujar karyawan itu.

Mendengar itu Rachel ber oh ria karena tentunya ia ikut senang. Setelahnya gadis berambut panjang itu pamit untuk naik ke lantai dua di mana ruangan Jasmine berada.

Ternyata pintu ruangan Jasmine tak sepenuhnya tertutup, dan dari balik pintu Rachel sudah bisa melihat kedua kakaknya yang sedang asik berbincang di sofa.

Rachel tersenyum saat melihat sepertinya obrolan keduanya sangatlah asik. Jasmine dan Jeanne memang cocok menjadi partner cerita.

"Lo serius Jas? Dia beneran suka sam-" perkataan Jeanne itu terhenti ketika terdengar suara ketukan pintu dari luar.

"Hellow kakak-kakakku yang cwantik, lagi ngomongin apa nich?" Sapa Rachel dengan gaya yang centil, lalu ia masuk dan memeluk keduanya secara bergantian. Sementara yang dipeluk yang berusaha menutupi raut wajah terkejut mereka sambil saling lirik satu sama lain.

"Lo kok jadi alay gini, baru berapa hari gak ketemu." Ujar Jeanne sambil mencubit gemas pipi tembam Rachel. Sementara korbannya itu pura-pura meringis sakit.

"Jangan jadi kayak Lea juga ya Chel, lo mau bikin kita berdua mati muda." Ujar Jeanne lagi agak lebay. Sepertinya hanya keburukan Leandra saja yang selalu Jeanne ingat, kasian sekali.

"Lo ke sini kok gak ngabarin dulu?" Tanya Jasmine sambil melihat Rachel yang mengambil posisi duduk di sebelah Jeanne. Namun sebelumnya gadis itu menggeser sedikit tas Jeanne agar tak terduduki olehnya.

"Emang perlu ya. Lea bilang butik lo lagi rame-ramenya. Dan karena gue gabut jadi gue ke sini mau bantuin lo."

"Terus Lea mana?" Tanya Jeanne. Pikirnya tumben sekali mereka terpisah, biasanya kan selalu nempel seperti anak kembar.

"Lea ada latihan dance sampe sore. Lo juga Kak Jean kenapa gak ngajak kalau mau ke sini?" Tanya Rachel.

"Gak ada rencana Chel, gue habis pemotretan dekat sini, jadi mampir aja." Ujar Jeanne sedikit berbohong, karena niatnya ke sini ingin membahas perihal pengakuan Leandra ke Jasmine kemarin.

DESTINY (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang