Dua buah mobil hampir secara bersamaan tiba disebuah rumah mewah bergaya modern klasik dengan sedikit sentuhan kaca.
Pintu mobil pertama terbuka dan terlihat pengemudi yang adalah Jeanne membuka bagasi mobil dan mengeluarkan beberapa barang yang ada di dalamnya bersama dengan Jasmine.
Sementara pengemudi mobil kedua yang adalah Raffa langsung menuju mobil pertama dimana ada sosok wanita yang dikaguminya yang saat ini keadaannya tidak begitu baik.
Sesuai dugaan ditengah-tengah perjalanan Rachel tertidur, masih dengan posisi yang sama ketika berangkat tadi, karena efek obat yang diminumnya.
Langsung saja Raffa memposisikan salah satu tangannya di punggung Rachel dan tangan yang lain di belakang lutut gadis itu.
Dengan hati-hati dan perlahan pria itu membawa Rachel keluar dari mobil dengan aman.
Kesekian kalinya, sejenak Raffa terdiam ketika iris matanya menangkap wajah pucat Rachel yang masih saja terlihat cantik, sampai akhirnya ia tersadar sendiri.
Sepanjang perjalanan menuju kamar gadis itu juga Raffa masih sesekali memandangi wajah cantik itu.
"Tante Raffa pamit balik dulu ya, masih ada kerjaan." Raffa meminta ijin pada Vela yang sedang memastikan putrinya berbaring dengan nyaman.
"Gak mau minum dulu Raf?" Tawar Vela pada pria itu.
"Makasih tante, lain kali aja kalau Raffa mampir lagi ke sini, boleh kan?"
"Tentu aja boleh dong, datang aja ke sini kapanpun kamu mau, makasih juga ya udah bantuin kami dari kemarin malam." Ucap Vela tulus, Raffa terlihat merogoh sesuatu di saku jas yang dikenakannya.
"Sama-sama tante, oh iya ini handphone Rachel." Pria itu menyerahakan ponsel itu pada Vela. "Kalau gitu Raffa pergi dulu." Ucap Raffa lalu menyalami tangan Vela.
"Jean, Jas, gue duluan ya." Ucap Raffa pada keduanya yang sedang asik bermain handphone di sofa yang ada di kamar Rachel.
"Hmm.. yoii."
"Lo hati-hati."
Pria itu hanya membalas dengan menunjukkan senyumannya . Setelah itu ia melihat sejenak ke arah Rachel yang masih tertidur.
'Cepat sembuh ya cantik.' Ucap Raffa dalam hatinya. Setelah itu ia benar-benar keluar dari kamar Rachel.
Sepeninggalan Raffa, tak lama Vela juga pergi meninggalkan kamar Rachel, mungkin untuk bersih-bersih atau istirahat sejenak.
Jeanne mematikan ponselnya lalu menoleh ke arah Jasmine yang ternyata masih asik dengan ponselnya.
"Jas." Panggil Jeanne pada sahabatnya itu.
"Bentar Je, urgent." Jasmine berucap tanpa beralih dari layar ponsel dan juga dengan jari-jari yang aktif bergerak di atas benda pipih itu.
Pasrah, Jeanne merapatkan bibirnya kembali dan hanya bisa menunggu Jasmine selesai dengan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY (on going)
General Fiction"Di dunia ini, ada beberapa hal yang disebut takdir, sisanya adalah pilihan" ~unknow~