Di dalam temaram lampu kamar, dari jarak kurang lebih tiga meter, dua orang berlawanan jenis yang sudah berumur tengah duduk di sebuah sofa sambil memperhatikan putri mereka yang masih belum sadarkan diri.
Perlahan tangan pria menyentuh tangan wanita yang diletakkan di atas paha, sontak saja sang wanita terkejut dan menolehkan wajahnya ke arah sang pria.
Seketika pandangan keduanya bertemu, sang pria menelisik wajah sang wanita yang masih terlihat dengan jelas mata sembab dan jejak air mata yang mengering.
Perlahan salah satu tangannya terulur dan mulai membelai lembut pipi sang wanita, juga menatapnya dengan perasaan yang campur aduk.
"Mas.."Ucapan wanita itu terhenti.
"Stttsss..." Pria dewasa itu menggelengkan kepalanya. "It's okey Vel, our daughter is fine now."
"Reyvan gimana?" Tanya Vela. Tama tersenyum, ia tahu mantan istrinya tengah kesal dengan pria itu, sama halnya dengan dirinya.
"Kita harus bijak sekarang, bagaimana pun kita harus dengarkan penjelasan Reyvan dulu." Jelas Tama, Vela mengangguk masih menatap pria itu, terbawa dengan suasana.
"Can you give me a hug? I really need it right now." Pinta Vela, mendengarnya Tama terkekeh tapi langsung menuruti permintaan mantan istrinya itu.
Semenjak mereka bercerai, inilah kali pertama Vela meminta hal seperti ini pada Tama, hal yang selalu mereka lakukan semasa masih menjadi suami istri dulu, sebelum semuanya berubah akibat sebuah kesalah pahaman. Masih sama seperti dulu, nyaman, itulah yang keduanya rasakan.
"Vel, sama seperti sebelumnya, aku masih berharap kita bisa sama-sama lagi." Ucap Tama di sela-sela pelukan mereka, mendengarnya Vela sontak melepaskan pelukan itu.
"Bisa kita gak bahas ini sekarang." Ucap Vela menatap Tama tajam.
"Vel itu semua salah paham, dan kamu juga tau kebenarannya." Ucap Tama dengan tatapan memohon.
"Tetap aja kamu salah mas, you did wrong to me, to our childs!" Ucao Vela.
Tama hendak menyentuh tangan Vela lagi. "Vel..." Ucapan Tama terpotong.
"Mas please." Vela menolak sentuhan itu.
"Gak sekarang." Ucap Vela lirih, Tama hanya menghela nafas pasrah. Lagi? Sudah berkali-kali ia mencoba tapi Vela selalu menolak.
Sungguh ia tidak pernah menduga niat baiknya di masa lalu malah menjadi sumber kehancuran hubungan pernikahannya dengan Vela, seseorang yang tidak pernah bisa tergantikan di hatinya.
Kini keduanya sama-sama terdiam, dan kembali memandang putri mereka dan kedua temannya.
"Mas keluar dulu, kamu tidur aja istirahat di sini." Ucap Tama pada Vela dan hendak beranjak keluar, hanya anggukan yang diberikan Vela sebagai jawaban.
Tiba-tiba terdengar suara ribut-ribut dari luar kamar yang pintunya masih sedikit terbuka.
Tama dan Vela sontak saja langsung pergi memeriksa keadaan di luar kamar Jasmine itu.
Terlihatlah di ruang tamu Jasmine ada David dan pria yang mereka ketahui telah menyelamatkan Rachel yang bernama Raffa dan satu lagi pria yang juga mereka kenali yaitu kekasih dari putri mereka yang tidak lain adalah Reyvan.
Penampilan Reyvan kini tidak bisa dikatakan baik, baju yang lusuh, rambut yang acak-acakan, serta luka yang terlihat jelas di keningnya.
Posisinya sekarang adalah David tengah mencengkram erat kerah baju Reyvan sambil menatap Reyvan dengan tajam, ada sorot kemarahan dari tatapannya itu. Sedangkan Reyvan pria itu hanya diam pasrah tanpa perlawanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY (on going)
General Fiction"Di dunia ini, ada beberapa hal yang disebut takdir, sisanya adalah pilihan" ~unknow~