0.7

224 12 5
                                    

"Linoo..!!!"

"Kenapa Chris, malam malam begini.."

"Kau mengadu pada ibuku?"

"Aku"

"Apa yang kau katakan? Gara gara kau ibuku mencabut semua fasilitasku. Bahkan dia mengancam akan mencoret namaki dari daftar warisan. Apa kau lupa, sudah ku katakan kau jangan mencari masalah denganku. Apa kau mau kuberi pelajaran?"

"Ibumu hanya ingin kau berubah Chris, ibumu hanya ingin kau berubah menjadi pria yang lebih baik lagi. Dan juga berhenti berhubungan dengan Sky, kau itu sudah menikah. Aku jiji setiap malam selalu mendengar desahan kalian berdua. Kau tinggal disini tidak sendirian Chris, setidaknya hargai keberadaanku"

"Siapa kau? Berani sekali kau menceramahiku hah? Kau bilang kau jiji mendengar desahan aku dan Sky begitu? Maka malam ini aku yang akan membuatmu mendesah."

Chris pun menarik pakasa Lino ke kamar yang ditempati Lino selama tinggal di rumah Chris. Kamar bawah lebih tepatnya.

"Tidak Chris, aku tidak mau..!! Lepaskan aku kumohon..!!"

"Kenapa kau menolaku? Aku suami mu kalau kau lupa. Maka malam ini lakukan tugasmu sebagak seorang istri, ayo.."

"Aku tidak mau."

Plak..

"Akh.."

"Kau berani melawanku? Kau berani menolaku?"

Chris terus memaksa Lino untuk melayaninya, setiap kali Lino berkata tidak maka Chris akan terus memukulinya. Bibir Lino pun saat ini sudah berdarah karena Chris menciuminya dengan kasar.

Tidak, bukan ini yang Lino inginkan. Lino tidak suka dipaksa. Semua pakaiannya sudah terlepas dari tubuhnya? Dan hanya menyisakan celana katun panjang yang masih ia gunakan. Lino hanya berharap seseorang menyelamatkannya dari sang suami.

Brak

Pintu kamar dibuka dengan keras oleh sang adik.

"Kak apa yang kau lakukan?"

Sam menghampiri Lino dan memakaikan jaketnya di tubuh polosnya.

"Ini bukan urusanmu, lagipula sedang apa kau disini?"

"Ibu menyuruhku mengunjungimu sebelum aku kembali ke L.A. Aku ingin berpamitan padamu. Tapi apa yang kulihat sekarang?"

Sam melihat kondisi sang Kakak ipar sudah tidak terbentuk, bibirnya yang mengeluarkan darah, tubuhnya yang dipenuhi ruam kemerahan belum lagi beberapa bekas pukulan terpampang di pipi sang Kakak ipar, dan lagi terdapat seperti bekas cekikan di leher sang Kakak ipar. Melihat sang Kakak ipar sedang ketakutan seolah menjelaskan pada Sam apa yang sudah terjadi.

"Kau mengasarinya?"

"Bukan urusanmu. Lagipula aku hanya sedang meminta hak ku sebagai suaminya tapi dia terus menolak ku. Karena itu aku memberinya pelajaran."

"Bukan seperti itu cara memperlakukan sang istri."

"Lalu aku harus apa? Dia menolaku Sam, dia tidak ingin melayaniku"

"Kau memaksaku Chris..!!! Sam kejadiannya bukan seperti itu. Kau percaya padaku kan?"

"Dia mengadukanku pada Mom sampai sampai semua fasilitasku dicabut bahkan aku dihapus dari daftar warisan. Aku hanya ingin memberinya pelajaran"

"Hanya karena itu kau mengasarinya? Kau bahkan hampir membunuhnya bahkan mencekiknya..!!"

"Sudahlah sebaiknya kau pergi Sam, jangan mencampuri urusan rumah tanggaku."

"Aku hanya ingin kau menghargai keberadaanku Chris..!! Dan berhentilah bermain dengan Sky. Kau sudah menikah." Ucap Lino

"Jadi kau masih berhubungan dengannya?" Sam

Chris hanya diam.

"Bukannya sudah kubilang Sky itu bukan pria yang baik? Dia hanya memanfaatkanmu Kak, dia hanya ingin memerasmu. Dia mendekatimu setelah gagal mendekatiku"

"Sky bukan pria yang seperti itu Sam, aku mengenalnya."

"Kau benar benar sudah dibutakan cinta olehnya."

"Kau oke, Kakak Ipar?"

Lino masih menunduk.

"Terimakasih sudah menolongku darinya tadi".

"Maafkan Kakak ku ya Kakak Ipar. Setelah ini aku janji Kak Chris tidak akan melukaimu lagi."

"Kau masih disini?" Tanya Chris.

"Ck. Aku juga akan pergi kok. Sekali lagi aku minta  padamu, bersikap baiklah pada Kakak Iparku, atau aku adukan sikapmu tadi pada Mom. Biar sekalian saja kau dikeluarkan dari daftar keluarga." Ucap Sam pada sang Kakak.

"Kakak Ipar, jika Kak Chris kasar lagi padamu, bilang saja padaku." Ucap Sam lagi pada sang Kakak Ipar.

"Tidakah kau merasa terlalu mencampuri urusanku, Sam?"

"Jika kau tidak ingin aku mencampuri urusanmu bersikap baiklah padanya. Lagipula aku tidak akan pernah membiarkan siapapun menggunakan kekerasan, termasuk kau."

"Daripada kau banyak bicara sebaiknya kau pergi, bukankah penerbanganmu sebentar lagi."

"Aku juga akan pergi kok..!" Ucap Sam pada Chris

"Yasudah, Kakak Ipar, aku pamit." Ucap Sam pada Lino

"Syuh syuh" Chris

"Syah syuh syah syuh, memang aku kucing". Sam

Sam pun benar benar pergi dari kediaman Chris.

"Kenapa masih duduk? Sana cepat buat sarapan. Aku lapar" Chris

"Baik Chris" Lino

Adik IparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang