H-2 Keberangkatan L.A
"Apa maksud semua ini Chris?" Tanya Lino pada sang suami setelah melihat beberapa gambar yang menampilkan Chris dan Sky yang berdiri menghadap pendeta dengan balutan tuxedo berwarna putih seolah tengah mengucap janji suci pernikahan.
Beberala saat lalu seorang kurir datang dan memberikan sebuah amplop berwarna coklat yang bisa ditebak isinya adalah beberapa dokumen dan didalamnya terdapat beberapa foto yang ternyata itu adalah foto pernikahan.
Sebenarnya amplop tersebut ditujukan untuk Chris, tertulis dengan jelas nama penerima amplop tersebut. Namun karena Lino penasaran ia akhirnya membuka amplop tersebut dan terkejut saat melihat isinya. Dengan segera Chris menarik amplop dan foto yang ada di tangan Lino dengan kasar.
"Kau membukanya? Tidak sopan..!!! Apa kau tidak bisa membaca hah..?!!! Sudah jelas jelas disana tertulis penerimanya adalah aku, dan akulah yang berhak membukanya. Bukan kau..!!!"
"Kau mengalihkan pembicaraan. Jawab aku apa maksid semua itu..!!! Foto itu, itu Sky kan? Disana juga ada kau. Kalian terlihat bahagia..!! Kalian, apa kalian menikah tanpa sepengetahuanku..?!!!"
"Tidak, bukan hanya kau, adikku bahkan ibuku pun tidak tahu jika aku sudah menikah dengan Sky."
"Chris..!!! Kau..Aku masih istrimu kalau kau lupa..!!! Berani sekali kau bermain dibelakangku..!!! Aku tahu kau tidak pernah mencintaiku,, tapi tidak bisakah kau mengharagai keberadaanku sedikit saja..!!! Jika kau menikah pun setidaknya tunggu sampai dokumen perceraian kita selesai".
"Bagus kalau begitu. Rupanya kau sudah mengurus semua dokumen perceraian kita, aku jadi tidak perlu repot repot mengurusnya. Tadinya aku kembalu untuk mengurus itu semua, tapi kau sudah lebih dulu mengurusnya, terimakasih. Kalau begitu aku tunggu dokumennya. Ku harap itu dapat selesai dengan cepat,karena aku tidak bisa lama lama meninggalkan istriku."
"Kau benar benar menggunakanku sebagai alat untuk mendapatkan semua harta warisan ibumu. Kau keterlaluan."
"Apa yang salah memang? Sedari awal aku menikahimu memang untuk itu. Kau ingat kan ucapanku 2 tahun lalu? Aku sudah mendapat apa yang aku inginkan, jadi untuk apa aku masih mempertahankanmu."
"Tidak bisakah kau sedikit saja mencoba mencintaiku? Setidaknya demi rumah tangga kita. Apa kau pikir pernikahan kita itu hanyalah sebuah permainan?"
"Lihatlah siapa yang sedang berbicara sekarang? Kau bahkan menyukai adikku, adik iparmu sendiri, masih ingin berbicara soal cinta?"
Lino hanya bisa diam membisu, merasa tertampar dengan perkataan Chris. Yang dikatakan Chris ada benarnya.
"Seandainya saja dulu kau bisa bersikap lebih baik padaku, mungkin perlahan aku bisa membuka hatiku untukmu dan aku juga tidak akan menyukai adik iparku sendiri."
Chris tersenyum remeh.
"Bersikap baik? Padamu? Teruslah bermimpi. Memang kau pikir kau itu siapa, bahkan status sosial kita saja berbeda jauh. Aku tidak ingin bersikap baik pada orang yang bahkan derajat nya jauh dibawahku. Lihat saja, latar belakangmu saja tidak jelas. Ditambah lagi sejak awal aku tidak pernah mencintaimu, bahkan niat untuk mencoba mencintaimu saja tak ada sedikitpun."
Setelah Chris mengatakan itu semua, Lino benar benar sangat tersakiti. Dia hanya bisa menangis sesegukan meratapi nasibnya yang kurang beruntung mungkin?
"Apa aku memang tidak ditakdirkan untuk bahagia? Tidak adil sekali." Gumamnya.
Karena sedih, ia pun memutuskan untuk pergi dan berniat meminum beberala alkohol di tenda tepi jalan, jaraknya tidak begitu jauh dari apartemennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Ipar
FanfictionSeperti biasa, aku gak pandai bikin deskripsi cerita, langsung aja baca😀