12

146 14 3
                                    

H-1 Keberangkatan ke L.A.

"Sam ini rumah siapa?" Tanya Lino saat melihat sebuah rumah yang cukup minimalis yang terdapat garasi yang dapat memuat satu mobil dan motor.

"Rumahku tentu saja."

"Kau..kau memiliki rumah di Seoul, bukankah kau tinggal di L.A?"

"Bukan berarti aku tidak ingin memiliki rumah di Seoul kan? Sudahlah sebaiknya kau istirahat. Wajahmu sudah sangat merah, kau sangat mabuk Kak."

"Aku tidak mabuk Sam."

"Aku akan mengantarmu ke kamar setelah itu aku akan membersihkan diri. Aku sangat berkeringat."

Sam pun akhirnya mengantar Lino ke tempat tidurnya dengan Sam yang membantu memapahnya karena berjalan sempoyongan akibat terlalu banyak minum.

Begitu selesai membersihkan diri, Sam melihat Kakak iparnya itu sudah tertidur pulas. Sam tersenyum dibuatnya, melihat sang kakak ipar terlihat begitu polos ketika tertidur.

Dalam tidurnya tiba tiba saja kakak iparnya itu membuka 3 kancing kemejanya, entah karena gerah atau apa, sampai Sam dibuat memerah karenya.

Dengan segera Sam menyelimutinya, mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Kakak iparku ini sangat berbahaya jika sedang mabuk. Jangan sampai aku melakukan hal gila padanya karena tidak bisa menahan diri." Gumam Sam.

Keesokan harinya Lino terkejut, orang yang pertama ia lihat saat ia terbangun adalah adik iparnya sendiri. Juga menatap asing sekelilingnya. Ia belum pernah ke tempat ini sebelumnya.

"Sam? Apa yang sudah aku lakukan?"

Lino kembali mengingat kejadian semalam. Namun sayangnya ia hanya ingat semalam dia mabuk kemudian Sam menemukannya. Selebihnya ia tidak ingat. Ia yakin bahwa dirinya membicarakan sesuatu yang penting namun dia tidak ingat apa itu. Ringisan Lino berhasil membangunkan pria di sampingnya yang tertidur pulas.

"Kau sudah bangun"

"Akh..kepalaku sakit." Beberapa saat kemudian ia merasakan sesuatu akan keluar dari perutnya.

"Sam, aku,, mmm...perutku mual."

Sam pun dengan cepat mengantar Lino ke wastafel. Lino pun memuntahkan seluruh isi perutnya dengan dibantu Sam yang mengusap usap tengkuknya.

"Bagaimana? Sudah lega?"

"Sedikit."

"Aku akan membuatkanmu sup pengar, bersihkan dirimu setelah itu segera turun."

Kini Lino sudah berada di dapur, netranya begitu fokus memandangi Sam yang sedang membuatkannya sup pengar.

Beberapa saat kemudian, sup pengar buatan Sam sudah selesai, ia menyajikannya dengan nasi.

Dalam hitungan detik sup pengar buatannya pun habis tak bersisa. Masakannya Sam tidak begitu buruk, pikir Lino.

"Sam? Apa semalam aku melakukan hal aneh padamu?"

"Kau benar benar tidak ingat sedikitpun apa yang kita lakukan kemarin malam?"

Mendengar Sam berkata seperti itu, membuatnya berpikir yang iya iya. Wajah si kakak ipar perlahan memerah.

"M-maafkan aku, aku..."

"Tidak perlu meminta maaf. Mengingatnya saja tidak. Jangan jangan kau juga tak ingat permbicaraan kita malam itu?"

"Bukan begitu, aku ingat kita sempat membicarakan hal yang cukup penting, tapi aku lupa apa yang kita bicarakan malam tadi."

"Sama saja."

Adik IparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang