Chapter 6

37K 2.5K 262
                                    

Anjing. Seharian gue keinget terus sama Rezel yang nempelin bibirnya kegue. Kenapa juga jantung gue berdebar mulu se. Keknya gue beneran  mo mati deh. Apa gue ajak emak buat kedokter aja ya?.

Sementara itu. Ibunya Dany yang baru pulang dari pasar langsung diseret Dany kembali kedalam mobil pick upnya.

"Mak. Kerumah sakit ya. Jantung aku berdebar teros. Takut mati aku mak"

"Hah. Coba sini emak cek dulu" lalu ibunya Dany menempelkan kupingnya kedada putra semata wayangnya itu.

"DANY!"kagetnya karna jantung Dany bergemuruh seperti habis lari maraton. "Kamu kok gak bilang sama emak kalo punya penyakit jantung" panik ibunya Dany "Pak anak ayo kerumah sakit sekarang. Anak kita jantungan pak"

Keluarga kecil itu langsung panik dan dengan cepat mengantar anak semata wayangnya itu kerumah sakit besar atas saran ibunya.



.


Seorang Dokter tampan berumur 30 tahun bernama Arsha itu tersenyum dengan kepanikan orang tua dan anak ini.

Dany terbilang sangat sehat malah. Arsha menjelaskan jika apa yang dialami Dany tidak perlu dikhawatirkan.

Tapi sebagai seorang dokter. Arsha harus bicara empat mata dengan Dany.
"Usia kamu 17 tahun ya?"

"Iya dok"

"Udah pernah pacaran?"

Ni dokter jantung apa dokter cinta se. Nanya nanya kek gini.
Tapi tetep aja gue kudu jawab karna emak gue disuruh keluar. Jadi gak ada yang wakilin gue ngomong dong.
"Belum dok"

"Sudah saya duga, ini fase puber kamu yang terbilang sedikit telat dari remaja pada umumnya"

"Maksud dokter?"

"Kamu sedang mengalami gejolak dimana kamu tertarik dengan seseorang. Dan itu bikin jantung kamu berdebar"

"Maksud dokter, saya jatuh cinta gitu?"

Arsya mengangguk. "Jadi jantung kamu akan berdetak saat berada dikekat gadis yang kamu sukai?"

Gadis siapa njir. Yang deket sama gue cuma si mimi. Itipun gak sepenuhnya wanita. Tapi kata dokter. Jantung gue bakal berdebar pas deket sama orang yang gue suka. Dan itu berarti. Gue suka dong sama Rezel. Mending gue tanyain sekalian sama ni dokter. Masa iya gue suka Rezel.

"Dok. Jantung saya suka kek gini pas deket sama temen cowok saya. Bukan cewek"

Dokter itu terlihat kaget, sampai harus menaikkan satu alisnya.
"Kamu yakin?"

Gue ngangguk. Semua gara gara Rezel jantung gue jadi kek gini.
"Yakin dok, apalagi tadi siang dia nempelin bibirnya ke bibir saya, makanya jantung saya seperti sekarang ini"

'Polos' batin Arshya.

"Dany!"

"Iya dok"

"Kamu jalani dan rasakan setiap moment remaja kamu. Nanti kamu akan mengerti dan satu pesan saya. Jangan pergaulan bebas"

"Baik dok" jawab gue lalu sesi pertemuan itupun berakhir dan gue lega. Ternyata gue gak penyakitan.


.


Daripada gue benggong mikirin si Rezel mulu. Gue mo nglatih anak anak silat aja deh sekalian lari sore nglewatin gang gang perkantoran. Sengaja cari jalur yang cukup jauh.

Asli. Gue pengen tenang tapi malah gak sengaja liat si penjahat kelamin lagi dihajar pria paruh baya yang masih lengkap dengan jasnya disudut gang.

Njir. Gue mesti nolong apa kabur aja ya. Tapi kalo dia mati gimana. Ah sial.

Dear Dany!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang