Dany mengendus kesal melihat Rezel menunggunya didepan kelas. Dany balik arah lalu kelapangan olahraga karna hari ini jadwalnya pelajaran olahraga dijam pertama.
Jelas Rezel mengejar Dany.
"Dany! tunggu" teriak Rezel namun Dany tak menggubrisnya sama sekali. Ia memilih berlari kelapangan dimana sudah banyak siswa yang berada ditempat itu.Dany langsung membuka baju seragamnya dan itu menjadi pusat perhatian banyak mata.
Apalagi saat pemuda itu melepas celana seragamnya (Dany masih menggunakan bokser setengah paha) lalu mengantikannya dengan celana olahraga.
"DANY!" Bentak Rezel yang membuat keriuhan itu mendadak sepi.
Rezel benar benar tak suka dengan apa yang dilakukan Dany, meski itu hal biasa dilakukan murid pria lain.
Lengannya langsung dicengkram erat lalu diseret Rezel ketempat sepi yaitu ruangan osis lalu Rezel mengkuncinya dari dalam.
Saat Rezel melepas pergelangan tangannya. Dany berusaha keluar namun Rezel lebih dulu mendorong tubuh Dany kesisi tembok kanannya.
"Akh" aduh Dany karna punggungnya terbentur cukup keras ditambah Rezel mengungkungnya.
"KAU SENGAJAKAN!" bentak Rezel.
"Sengaja apa hah!" Balas Dany.
"AAKH" Rezel memukul sisi tembok tepat disisi wajah Dany keras dan berulang ulang sampai berdarah karna luka tangan Rezel menciprat dipipinya.
Dany terdiam dan cukup syok. Namun karna ada darah Rezel yang menciprat kematanya. Dany tersadar lalu memeluk Rezel.
"Cukup Re" ucapnya lirih.
Rezel menarik nafasnya lalu membalas pelukan Dany. Rezel hampir tak bisa mengkontrol emosinya.
Ia tak suka Danynya dilihat orang lain apalagi tertawa bersama orang lain. Bayangan itu mendominasi pikirannya namun pelukan hangat Dany membuyarkan semuanya.
Dany miliknya, Dany benar benar miliknya.
"Maaf" Rezel meminta maaf lalu pergi, Dany mencegahnya.
Keduanya berakhir di UKS.
Setelah dokter selesai membalut luka ditangan Rezel. Dokter itu memberi kesempatan keduanya untuk bicara satu sama lain.
"Dan. Aku minta maaf. Aku benar benar cemburu. Aku tidak suka ngliat kamu sama orang lain- aku?"
"Harusnya gue yang minta maaf karna gue gak tau apa apa. Tapi gue juga gak suka liat lu sama yang kemaren. Lu gak tidurkan sama dia?" Ungkap Dany dimana matanya mulai berkaca kaca.
Tangan Rezel terulur menggusap pipi Dany saat air matanya mulai jatuh. Danynya memang sangat polos dan tulus. Tidak ada kebohongan sama sekali saat Dany menatapnya. Semua perasaan Dany sangat nyata untuknya.
Rezel mengerti sekarang. Ia tak boleh mengambil langkah terlalu jauh untuk membuat Dany mengerti tentang hubungan mereka dan apa yang harus dilakukan.
"Enggak sayang, nanti kita temuin dia bareng bareng ya?"
Dany mengangguk setuju.
"Re?"
"Hm"
"Aku sayang kamu"
Hati Rezel menghangat mendengarnya. Ia kemudian berdiri lalu memeluk kepala Dany didadanya. "Aku lebih menyayangimu Dan" ungkapnya sungguh sungguh.
Mereka berbaikan dihari itu. Dan membuat janji Dany untuk menemui Arsha tak terjadi.
Dany bilang jika jantungnya sudah tak sakit lagi dan disuatu tempat,Arsha tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Dany!
Teen Fiction"Diem atau gue bakal perkosa lu, sama kek orang didalem gudang" bisik cowok yang baru aja gue temuin disekolah sambil ngebekep mulut gue. Gue pikir sekolah di SMA ini bakal tenang, damai dan syahdu, ternyata enggak. gue malah ketemu cowok aneh yang...