Afkar bangun dari rumah sakit, kepalanya terasa pening, ia menoleh kekiri lalu kekanan, pandangan Afkar berhenti saat melihat ayahnya tertidur disisi kasurnya.
Ini pertama kalinya ia melihat ayahnya sedekat ini.
Afkar tak bergerak sedikitpun karna jika ia bermimpi, Afkar tidak ingin bangun.
Namun suara pintu terbuka, membuat Tama terbangun dan Afkar baru sadar jika itu bukanlah mimpi.
"Kau sudah bangun" tanya Tama kepada Afkar.
Afkar terdiam, apa ini benar benar ayahnya. Biasanya Afkar akan sendirian dirumah sakit sampai ia sembuh.
"Apa masih sakit?" Tanya Tama sekali lagi.
"Dad-" lirih Afkar.
"Iya, ini daddy"
Mata Afkar berkaca kaca, baru kali ini Tama memanggi daddy untuk dirinya.
"Afkar, maafin Daddy, selama ini-?
Afkar langsung menggangguk tanpa menunggu kalimat Tama.
"Afkar maafin Daddy!"
Tama memeluk tubuh Afkar dan mengusap punggung rapuh itu untuk pertama kalinya. Tama baru sadar jika Afkar begitu berharga baginya, Afkar kecilnya yang ingin ia didik menjadi sekuat dirinya.
Tama takut Afkar akan lemah karna tidak ada lagi kakek nenek ataupun saudara yang lain, mereka hanya berdua, Tama takut jika ia pergi lebih cepat dan Afkar belum sekuat dirinya menghadapi banyaknya monster berbentuk manusia diluar sana.
Tapi Dany, manusia lemah itu bisa merebut Afkar darinya.
.
Tama begitu intens dan cukup overprotektif dengan Afkar sekarang ini, pria itu takut Afkar TERLUKA diluar sana.
"Ish. Dad, jangan seperti ini, nanti orang mengira aku simpanan daddy" keluh Afkar karna Tama terus menggenggam tangannya. Hal kecil yang tak pernah Tama lakukan dengan Afkar.
"Daddy tidak peduli, daddy hanya tidak ingin anak kecil daddy kesandung"
"Ish, aku sudah hampir setinggi Daddy, aku tidak mungkin kesandung dad"
Tama menggusap rambut Afkar "daddy takut kamu diambil temanmu itu?"
"Dany?"
Tama mengangguk "kau yakin tidak ingin rebut anak itu dari Rezel?"
Mendengar itu Afkar langsung kikuk, selain Afkar sudah tau jika Dany yang membuat ayahnya berubah, Afkar juga mulai jatuh cinta dengan Dany.
"Aku akan mengambilnya kalau Rezel membuatnya menangis"
Tama terkekeh, ia tau putranya sedang patah hati "sekarang kencan dulu dengan daddy"
"Ish, tidak mau" Afkar menutup wajahnya disaat Tama terus menggandengnya ditengah keramaian.
.
Dany ikut tersenyum melihat foto Afkar yang tertawa bersama ayahnya.
Namun jika matanya jeli, disana ada tulisan kecil *terima kasih Dany* diujung bawah foto.
Dany bernafas lega, Afkar tak akan merasakan sakit itu lagi.
"Kenapa senyum senyum sendiri Dan" tanya Kiko"
"Enggak" jawab Dany lalu mematikan layar hp nya.
Dany bersiap berlatih dengan kelas yang lebih berat. Namun tetap saja, Dany masih mendominasi permainan dan itu membuat bangga pelatihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Dany!
Novela Juvenil"Diem atau gue bakal perkosa lu, sama kek orang didalem gudang" bisik cowok yang baru aja gue temuin disekolah sambil ngebekep mulut gue. Gue pikir sekolah di SMA ini bakal tenang, damai dan syahdu, ternyata enggak. gue malah ketemu cowok aneh yang...