Bab 17: Keluarga

21 8 0
                                    

"Tak pernah ditemu apalagi dirindu, masih pantaskah disebut keluarga? Lantaran, keluarga itu bukan hanya tentang hubungan darah semata, tapi juga tentang waktu dan kenangan yang dilalui bersama." -The Violinist.

____

SEUMUR hidup, tak pernah terbesit di pikiran Agtama bahwa ternyata ia berasal dari keluarga dengan rumah yang megah. Tidak, untuk kenyataan ia bisa bertemu kembali dengan keluarga kandung pun masih tidak dapat dipercaya karena terasa sangat tak nyata.

Nafasnya tertahan saat mobil yang ditumpanginya memasuki sebuah pekarangan rumah mewah, bergaya eropa dengan warna putih dan krem beraksen emas yang mendominasi. Tidak, bahkan rumah terasa kurang pas- lebih tepatnya istana. Mungkin Agtama terkesan norak, tapi memang seperti inilah perasaannya.

Mobil berhenti membuat Agtama membuka safety belt nya bersamaan dengan pintu mobil yang dibukakan oleh pelayan, cukup membuat Agtama kaget karena pergerakan yang tiba-tiba.. ini terasa berlebihan juga.

Agtama melangkah keluar, mengucapkan terimakasih membuat pelayan itu semakin menundukkan kepala.

"Kemari tuan muda," ujar seorang pria yang merupakan salah seorang yang menjemput Agtama, yang sedari perjalanan menjelaskan beberapa hal padanya. Rimo namanya.

Agtama digiring masuk kedalam bangunan berpintu raksasa itu, dan tak henti-hentinya ia dibuat kagum. Terbesit keinginan agar ini hanyalah mimpi semata.. jika kalian bertanya, mengapa ia berpikir demikian, alasannya karena ia malah dibuat semakin tak nyaman atas segala hal baru yang ada disini.

"Welcome.., my son."

Suara berat itu membuat tatapan Agtama beralih pada seorang pria tinggi yang melangkah mendekat dengan dua bodyguard di belakangnya. Agtama meneguk saliva, merasa gugup dengan pria asing yang cukup mirip dengannya itu.

"Arioz.."

Agtama merasa panggilan itu ditunjukkan padanya, karena tadi di perjalanan- Rimo sempat bercerita mengenai identitas aslinya.

Seorang Arioz Glen Vicreza- jujur, Agtama geli sendiri saat mengucap nama itu dengan mulutnya. Arioz ini.., katanya putra pertama dari seorang pengusaha dari Italia. Pengusaha yang merupakan direktur utama perusahaan besar yang menaungi segala bidang. Namun, Agtama masih merasa asing dengan sosok yang ternyata adalah dirinya itu. Selama 18 tahun ia hidup, ia hanya mengenalkan dirinya pada semua orang bahwa dia adalah seorang Agtama Brianudira, anak panti asuhan yang ceria. Bukannya Arioz yang merupakan putra dari keluarga terkemuka.

Dan melihat orang yang ia yakini adalah ayahnya pun, Agtama tak merasa ada perasaan khusus yang datang. Hanya terasa kosong dan hampa, karena kenyataannya sejak beranjak menjadi seorang remaja tanpa kasih sayang di tengah pertumbuhannya, ia tak lagi mengharapkan sesuatu yang berhubungan dengan keluarga.

Kaize Vicreza menatapnya dengan sorot mata dingin, tubuhnya yang tegap berhenti melangkah tepat dua meter di depan putra yang selama ini hanya ia awasi bukannya temani. Arioz putranya, ternyata tumbuh dengan baik meski dalam lingkungan dan kehidupan yang tak layak, menurutnya.

"You really look like your Mom, Arioz."

"E questa è una delle cose che in precedenza mi ha fatto esitare a riportarti indietro."

Agtama tak mengerti apa yang diucapkan oleh pria itu. Lalu setelahnya, Kaize bertanya singkat dengan Agtama menjawabnya kaku seolah mereka orang asing yang baru bertemu.. itu memang benar sih.., orang yang tak pernah menemuinya belasan tahun bahkan pernah ia anggap sudah tiada itu pantas dipanggil orang asing 'kan?

Never LeaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang