Malam itu, hujan kembali mengguyur ibu kota. Seorang remaja cewek dengan kondisi basah kuyup itu tengah berlari di jalan raya yang sepi. Kemudian, cewek itu masuk ke dalam gedung terbengkalai, ia menaiki anak tangga satu persatu, beberapa kali ia berhenti sejenak untuk mengatur napasnya, langkahnya semakin berat, pikirannya pun semakin kacau. Ketika cewek itu tiba di atas rooftop, matanya membulat sempurna saat melihat seorang cowok dengan seragam yang lusuh dan kotor itu tengah berdiri di pinggir atap dengan posisi membelakangi nya. Cewek itu segera berlari menghampiri cowok itu yang sepertinya akan lompat dari gedung ini. Saat tangannya terulur untuk meraih baju cowok itu, dirinya kalah cepat, cowok itu sudah lompat lebih dulu.
Neira Ayodra, cewek itu mematung di tempat dengan tangannya yang masih menggantung di udara. Dengan kaki yang gemetaran, ia melangkah ke depan walaupun langkahnya terasa begitu berat. Pandangan Neira perlahan turun ke bawah untuk melihat kondisi cowok itu yang kini sudah berlumuran darah yang bercampur dengan air hujan. Neira otomatis mundur beberapa langkah hingga kakinya yang semakin lemas itu tak mampu lagi menopang tubuhnya yang kini limbung di atas lantai yang basah dan dingin. Tubuhnya gemetar hebat, wajahnya terlihat pucat pasi.
Di bawah hujan yang semakin deras dengan petir yang menggelegar. Cewek itu menangis, menarik rambutnya frustasi, dadanya terasa begitu sakit dan sesak hingga membuatnya kesulitan bernapas.
Suara sirine polisi mulai terdengar di bawah sana membuat Neira menutup kedua telinganya rapat-rapat dan memejamkan kedua matanya.
"Dasar pembohong!" gumamnya dengan bibir yang bergetar. Neira menangis histeris, ia memukuli kepalanya sendiri. Karena ia benar-benar frustasi dengan semua ini.
Tiba-tiba, seseorang mencekal kedua tangannya. Perlahan, Neira membuka matanya. Namun, karena matanya sedikit memburam karena air hujan ia tidak bisa melihat wajah cowok itu dengan jelas.
Kondisi cowok itu sama-sama basah kuyup. Karena melihat kondisi tubuh Neira yang menggigil kedinginan. Cowok itu melepas jaket kulit berwarna hitamnya dan segera menyelimuti tubuh Neira. Lalu, cowok itu segera menggendong bridles style tubuh Neira, suhu tubuh Neira yang begitu dingin membuat bibirnya membiru, bahkan tubuhnya hampir membeku. Pandangan Neira tiba-tiba memburam hingga semuanya benar-benar menjadi gelap dan Neira kini kehilangan kesadarannya.
Cowok itu mengamati wajah Neira. Lalu, ia tersenyum miring, "mangsa yang cantik," gumamnya. Kemudian, cowok itu membawa Neira turun dari gedung ini.
***
Jangan lupa tinggalkan jejak ➡
Vote dari kalian sangat berarti buat aku❤
@imnotfiliana
@rapunzeleonni
@yoshimuraasahii
@josuaalatasyordan
@rajevanreandra
@ayodraneiLove you all❤
KAMU SEDANG MEMBACA
About Them [ON GOING]
Teen FictionMereka memiliki trauma yang berbeda-beda namun dari sumber yang sama yaitu keluarga. Bukankah rumah itu seharusnya menjadi tempat perlindungan teraman? Bukankah rumah itu seharusnya menjadi tempat tinggal ternyaman? Bukankah rumah itu seharusnya men...