Happy reading!
Bel pulang sekolah berbunyi nyaring, semua murid bergegas keluar kelas dengan semangat.
"NEIRA!" teriak Asahi, dari koridor lantai 3 Asahi melihat Neira tengah berjalan menuju lift.
Asahi berlari di koridor mengejar Neira, namun, Neira segera memencet tombol lift agar Asahi tidak bisa masuk.
Cowok itu berdecak pelan, kemudian ia terpaksa harus berlari menuruni tangga sampai lantai 1 sebelum Neira tiba.
Ting!
Pintu lift terbuka, disana sudah ada Asahi dengan kedua tangannya yang bertumpu pada lutut, cowok itu terlihat begitu ngos-ngosan.
Neira tidak memperdulikan Asahi, dia segera melenggang pergi tanpa memperdulikan sahabatnya itu.
"Ra!" Asahi kembali mengejar Neira yang terus berjalan meninggalkannya.
"Neira!" teriak Asahi kembali.
Neira tetap tidak menggubrisnya, Asahi berlari dan langsung berdiri di depan Neira untuk mencegahnya, ia tidak akan membiarkan cewek itu pergi sebelum permintaan maafnya diterima.
"Minggir!" cetus Neira, dia melangkah ke kiri Asahi mengikuti, saat dia melangkah ke kanan Asahi juga mengikuti, cowok itu benar-benar tidak memberikannya jalan sedikit pun.
Neira berdecak kesal, wajahnya terlihat cemberut membuat Asahi gemas melihatnya.
"Lo kenapa sih, Ra?" tanya Asahi.
"Pikir aja sendiri!" jawab cewek itu dengan ketus.
Asahi menghela napas pelan, "iya, gue tau, gue yang salah, maaf yaa? Gara-gara gue tadi pagi lo jadi kena hukuman," ungkap Asahi dengan nada lembut.
"Gue masih kesel sama lo! Minggir!" Neira mendorong dada cowok itu hingga terhuyung ke belakang sedikit, Neira langsung pergi menuju parkiran motor.
Asahi memandang punggung cewek itu, namun ada sesuatu yang membuat salah fokus, ia mendengus pelan, "ternyata tanggal merah," gumamnya, lalu cowok itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling parkiran, ia lega karena parkiran terlihat sepi hanya ada satu dua orang saja.
Asahi segera berlari menyusul Neira yang hendak menghampiri motor Scoopy biru muda nya.
Neira merasakan sesuatu yang melingkar di pinggangnya, hal itu membuatnya sedikit merinding, dia segera menoleh ke samping dan betapa kagetnya ketika mendapati wajah Asahi yang kini begitu dekat dengan wajahnya.
Neira susah payah meneguk ludahnya, pahatan wajah cowok itu terlihat begitu sempurna dari dekat, Neira tidak ingin berlama-lama memandang wajah sahabatnya itu karena takut khilaf, dia beralih melihat kebawah, Asahi masih tengah mengikatkan zipper hitam polosnya di pinggang Neira, karena Asahi melihat ada bercak darah di bagian rok belakang cewek itu.
"Sebelum pulang kita mampir ke Alfamart dulu, gue beliin yang 42cm," ucap Asahi setelah selesai mengikatkan zipper miliknya.
Asahi kemudian memandang Neira, "lo udah lupa ya sama pesen gue?" tanyanya.
Neira menatap Asahi, dia menggeleng pelan karena tau Asahi sedang membicarakan apa, "males nyucinya, Sa, kalo pake yang panjang!"
![](https://img.wattpad.com/cover/361571598-288-k146972.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
About Them [ON GOING]
Подростковая литератураMereka memiliki trauma yang berbeda-beda namun dari sumber yang sama yaitu keluarga. Bukankah rumah itu seharusnya menjadi tempat perlindungan teraman? Bukankah rumah itu seharusnya menjadi tempat tinggal ternyaman? Bukankah rumah itu seharusnya men...