Chapter 2

259 29 5
                                    

Lexa melakukan semuanya seperti biasa. Bangun pagi, membersihkan diri, menyantap sarapan ringan, sambil menyiapkan mata kuliah. Hingga 15 menit ia melakukan itu, Lexa segera berangkat. Menutup pintu flat di belakangnya, dan berjalan tenang menuju halte bus.

***
5 menit sebelum kelas dimulai, Lexa sudah duduk rapi di tempat duduknya sambil membaca beberapa novel yang belum ia selesaikan. Pagi ini dia belum bertemu dengan sahabat karibnya, Kate. Hingga dosen memasuki kelas, dan Lexa segera menutup novelnya, memasukannya kembali ke dalam leather backpack miliknya.

"Hari ini kelas kita kedatangan murid baru. Entah dimana dia sekarang. Tapi saya sudah mendapat kabar bahwa murid tersebut akan memulai kuliahnya hari ini. Ah. Itu dia."

Lexa's POV

Aku melihatnya berjalan masuk ke kelas dengan santai. Jelas-jelas ia sudah terlambat. Wajahnya malah menyunggingkan cengiran yang...menawan? Ah. Kau ini kenapa sih, Lex. Baru putus dengan satu pria saja sudah berpikiran seperti itu. Tapi ya. Harus kuakui bahwa dia cukup tampan. Dengan rambut curl dark brown sebahunya itu, dan mata hijau emeraldnya yang membuatku terlena. Tak lupa lesung pipinya yang 100% bisa membuat semua orang terpesona. Astaga. Pikiranku jadi melantur begini.

"Mr. Styles." Ucap sang dosen membuyarkan lamunanku.

"Anda terlambat. Pada hari pertama anda kuliah. Hari ini anda masih saya perbolehkan untuk mengikuti kelas saya. Tapi untuk kedepan, saya tidak akan memberikan toleransi." Sambungnya tegas.

Si murid baru itu -Mr. Styles- duduk di tempat yang ditunjuk dosen tadi. Ia berjalan melewatiku dan duduk di bangku paling pojok belakang sebelah kanan.

"Ya, jadi, hari ini kita akan membahas beberapa soal dari tes yang sudah diumumkan hasilnya. Rhonda, bisa kamu jawab pertanyaan saya?"

***
"Anggota grup musikalisasi yang terpilih diharap dapat segera berkumpul di ruang musik untuk membahas tentang acara yang akan datang. Nathan Wyde, Nora Wright, Nina Whitley, Katelynn Florence, dan Rick Castle. Terima kasih atas perhatian anda."

Suara pengumuman itu terdengar jelas. Dan aku 100% yakin Kate sangat senang untuk berhasil terpilih dalam pentas itu. Namanya bahkan tadi sempat disebut. Aku kelewat bangga padanya. Suasana di kelas menjadi ricuh. Membicarakan apa entahlah. Mungkin tentang pengumuman tadi.

"HEY!! Kalian tidak lihat, didepan sini masih ada dosen? Perbaiki sikap kalian." Tegur dosen tadi dengan tegas. Murid-murid ini langsung menghentikan apapun yang tadi mereka bicarakan. Wajah mereka agak terlihat...panik? Ya. Persis seperti yang kuduga. Si murid baru tadi malah cengengesan di tempat duduknya. "HARRY! Berhenti tertawa!" Teriak dosen itu. Dengan nada yang meninggi. Semua murid dibuat tak berkutik oleh suaranya.

Ponselku bergetar di saku celana cullote ku. Sambil melirik ke arah dosen yang masih sibuk menjelaskan materi, aku buru-buru membuka ponsel dan membaca pesan masuk.

"Temui aku di depan aula ya nanti. Aku ingin ngobrol-ngobrol denganmu dulu sebelum kita pulang hehe. -Kate"
Aku melirik lagi dosen itu, dan memasukkan kembaki ponselku ke saku. Si murid baru, Harry, sepertinya melihat apa yang kulakukan. Dan sekarang dia menatapku sinis. Entah apa ada yang salah dengannya.

***
Aku berdiri di depan pintu aula. Menunggu Kate yang sedari tadi belum nampak batang hidungnya. Pembicaraan masih terdengar dari dalam aula. Dan samar-samar kudengar suara seseorang yang sepertinya kukenal, berasal dari koridor arah Barat.
"Tay, ini semua sudah selesai. Aku minta maaf jika telah menyakitimu, tapi ya, ini sudah berakhir." Sayup-sayup kudengar lagi suara itu. Aku mencoba menghiraukannya. Memfokuskan diri pada taco yang sedang kuhabiskan pelan-pelan.

Aku berjalan ke koridor arah Barat, untuk membuang sampah sisa taco ku tadi. Dan suara tadi masih saja terdengar. Ketika aku berbalik, tak kusangka pemilik suara itu ada di hadapanku.

"Kau mengupingku ya? Apa yang kau lakukan disini, hah?" Aku hanya terdiam mendengar pertanyaannya. Suara serak parau itu sangat merdu di telingaku. Suara milik Harry. "JAWAB PERTANYAANKU!" Ia menyentakku kini. "Hey, aku menunggu temanku, Katelynn Florence untuk pertemuan grup musikalisasi. Ia sedang mempersiapkan diri untuk pentas beberapa hari lagi." Aku menjawab seadanya. "Kau pikir aku akan percaya itu?!" Dia malah membentakku. "Iya. Karena memang itu kenyataannya!' Balasku tak kalah keras. "Hahaha!!" Tawanya sarkastis. "Akui saja bahwa kau ini sebenarnya senang mendengarku putus dengannya kan?!" Teriaknya. "DAN KAU KIRA AKU PEDULI, HAH?! AKU BAHKAN TAK MENGENALMU! DAN JANGAN KIRA KAU BISA MEMBENTAKKU SEENAKNYA. KARENA KAU SALAH!" Balasku lebih keras dari suaranya. Tak peduli suaraku sudah di ujung sekarang. "Huh. Dasar jalang tak tahu diri." Ucapnya, dan aku mendengarnya. "APA KATAMU?!"

"Lexa?" Aku pun menoleh ke belakang, dan mendapati Kate memegang beberapa file dalam map plastik bermotif bunganya. Mukaku sudah semerah tomat sekarang. Harry yang brengsek itu langsung melengos pergi ketika Kate muncul memanggilku. "Kau kenapa sih? Teriak-teriak di koridor heboh sekali." Tanyanya bingung. "Harry bejat itu menuduhku menguping pembicaraannya dengan seorang wanita, dan ia memanggilku jalang! Apa-apaan dia!" Jawabku masih menahan amarah.

"Harry Styles?" "Iya, ada apa dengannya? Maksudku, selain paranoid, brengsek, kasar, menyebalkan, dan lainnya?" Ucapku sembari berjalan beriringan dengan Kate. "Dia anak pindahan dari London. Ibunya memindahkannya kesini karena alasan tertentu. Dan aku yakin alasan itu adalah untuk menjauhkan Harry dari teman-temannya yang membawa pengaruh buruk." Jelas Kate. "Oh" jawabku singkat tanpa menoleh.

"Kamu pulang denganku saja ya? Sepertinya kondisimu kurang memungkinkan untuk bepergian sendirian, hahaha.." Ucapnya sedikit meledek. "Ya sudah. Aku ikut kau sajalah." Tak ada pilihan lain selain menurutinya. Kate bisa dibilang cukup....keras kepala. Tapi aku tetap menyayanginya. Kami berdua sangat dekat, dan saling menyayangi layaknya kakak-adik. Aku beruntung bisa memiliki seseorang sepertinya.


Aduh maaf ya chap ini gajelas, ngebosenin dan banyak typo. Maafkan ya author baru pemula soalnya.

Vomment nya ya:)

All the love -AA

RealityWhere stories live. Discover now