Lexa memasukkan kuncinya ke dalam lubang kunci flat nya. "Lex, kau ada kelas pukul berapa?"
"Hm, jam 8.30 sudah lewat, jadi sekitar jam 10 kurasa. Jadi masih ada waktu untuk sarapan dan bersiap-siap. Kau mau sarapan disini atau di flat mu saja?"
"Kelasku pukul 10.30. Mungkin aku bisa disini sebentar untuk sarapan bersamamu. Kau tidak keberatan, kan?"
Lexa mengangguk sembari menggantung mantelnya di tempat semula. Sementara Harry mengambil sarapan take-away mereka dari dalam paper bag. "Aku mandi ya, Harry. Badanku rasanya dingin sekali. Aku ingin berendam sebentar. Sarapan saja duluan." Ucap Lexa berlalu ke dalam kamarnya.
***
"Lex, beanie mu mana? Pakai cepat.""Iya iya."
"Tak usah bawa kunci mobilmu. Tadi aku sempat mengambil kunci mobilku. Tenang saja." Lexa mengangguk pada Harry sambil meneguk habis english breakfast tea nya."Ayo." Harry mengiyakan, lalu menarik tangan Lexa bersamanya. Lexa yang sudah terbiasa hanya berjalan sejajar dengannya setelah mengunci lagi pintu flatnya.
"Semoga lalu lintas tak padat hari ini." Ucapnya setelah menempati kursinya di dalam mobil Harry. Mobil mulai berjalan, melewati jalan-jalan New York yang lenggang. Senandung Lexa memenuhi mobil. Harry tersenyum lagi melihatnya. "Kau menyenandungkan lagu apa sih." Tanyanya akhirnya penasaran. "Kau ini mau tahu saja." Lexa mendengus, lalu melanjutkan lagi lagunya. Harry terkekeh ke arahnya.
"Harry, cepat. Sudah mau pukul 10 ini. Sudah terlambat pukul 8.30, mau telat pukul 10 juga. Kau kira aku ini apa?" Omel Lexa ketika Harry masih berjalan lambat di belakangnya menuju kelasnya. "Kelasku masih setengah jam lagi. Sepertinya aku mau menunggu di cafetaria saja. Kau duluan?" "Iya iya. Bye. I'm running late!" Balas Lexa sambil berlari menuju ruangannya. "Bye." Gumam Harry berpaling.
***
"Kau pulang, Lex?" Tanya Kate."Aku ingin sekali, tapi aku berangkat dengan...aku berangkat tidak dengan mobilku. Well, sepertinya aku akan memanggil taksi saja. Kau duluan saja, Kate." Ucap Lexa.
Kate menggeleng. "Kau ikut denganku. Sudah tahu kau masih belum sepenuhnya pulih. Ayo." Ujarnya menarik tangan Lexa bersamanya menuju mobilnya. Lexa melawan sebentar. "Aku bisa sendiri, Kate. Ayolah. Aku tak mau merepotkanmu. Bye." Katanya sembari mencoba melepaskan pegangan Kate. "Aku tak mau ada penolakan. Tenang saja. Aku bisa menyetir, kok." Balas Kate menyengir lebar.
***
Tut...tut...tut..."Shit. Pick up your damn phone, Lexa."
"Lexa Dominic here."
"Huh? Kau tahu ini Harry kan?"
"Hahaha. Yup. Ada apa?"
"Kau sudah di Heralds?"
"Iya. Ada apa?"
"Syukurlah."
"Harry?" Ucapnya sedikit memaksa.
Harry menghela napas panjang sebelum menjawabnya.
"Aku khawatir padamu. Tadi kan kita berangkat bersama. Jadi aku bingung kau pulang dengan apa. Aku mengelilingi kompleks kampus sebelum ide cemerlang untuk menghubungi Kate itu muncul."
"Mmhh. Oke. Well, berita bagus untukmu. Aku sampai di flat dengan selamat dan aman, jadi tak ada yang perlu kau khawatirkan. By the way, kau sendiri sekarang dimana?"
"Di rumah pamanku. Kau tahu kan, Mom ku berkunjung ke sini untuk beberapa hari. Beliau menginap disini. Malam ini ia memintaku untuk menemaninya. Ya sudah, kuturuti saja. Atau kau mau aku menemanimu? Aku bisa saja langsung ke Heralds kok." Tawar Harry.