Chapter 15

90 16 3
                                    


Sorry babes author skr jarang update karena tugas sekolah yang memang menumpuk, tapi diusahain untuk cepet update kokk tenang sajaa hehehee

Double updates!
~~~~

Lexa's POV
Damn. Apa yang Jack lakukan disini? Kuharap ia tak melakukan apapun padaku. Mengingat perlakuan Harry tempo hari, memperingatinya untuk tak mendekatiku lagi.

Aku pura-pura sibuk membereskan apalah di lokerku. Aku mengintip ke samping dan ia berjalan ke arahku. Menyeringai dengan jahatnya. Tuhan tolong aku!

Untung lorong kali ini sedang ramai. Ia tak mungkin berani melakukan hal-hal yang tak senooh padaku. Kuharap.

BRAK!

Ia menutup pintu lokerku dengan keras. Aku terkaget olehnya. Tanganku gemetaran. Kate sedang berada di ruang guru, mengumpulkan tugas-tugas yang belum sempat ia kumpulkan.

Jack mendorongku ke arah pintu loker, tangannya mengurungku di samping kepalaku. Kedua tanganku terjepit antara badanku dan lokerku. Dan tak satupun siswa disini menghiraukanku. Ya Tuhan, aku takut setengah mati. Harry, dimana kau ketika aku membutuhkanmu?

Dia menunjukkan lagi cengiran jahatnya. Tangannya meraba naik perlahan-lahan ke arah dadaku. Satu lagi tangannya menjambak rambutku, mengancam untuk menariknya lebih jauh jika aku berteriak. Aku menutup mulutku keras-keras agar tak mengeluarkan suara sedikitpun. Ujung mataku berkedut. Air mataku sudah mendesak keluar.

Tangannya sudah turun sekarang. Tapi sialnya, kini dia meraih kedua pantatku dan meremasnya pelan. Bibirnya melumat kasar bibirku. Aku berteriak tertahan dalam ciuman menjijikkan itu, dan tangan satunya menjambak rambutku kuat-kuat sekarang.

Murud-murid sialan ini malah menertawaiku. Aku ingin sekali menusuk mereka satu persatu karena keegoisan mereka. Bulir-bulir air mataku turun semakin deras ketika bibirnya melumat bibirku lebih kuat. Tangannya masih meremas pelan kedua pantatku. Tuhan tolonglah aku!

Author's POV
"HARRY!"

BUG! BUG! BUG! BUG!

Harry tak habis-habisnya memukuli Jack. Jack yang tak memberi perlawanan sama sekali malah menyengir dan tertawa jahat. "Bibirnya sangat halus. Aku yakin kau tak pernah merasakannya. Rasanya...manis." Ucapmya, menunjukkan raut psikopat.

Mendengar itu, Harry makin terpancing emosi. Maksudnya, sudah Jack melecehkan Lexa, dia mengejek Harry pula. Brengsek macam apa dia itu.

Sejenak Harry menghentikan pukulannya, tetapi masih menahan Jack dengan lehernya. "WHAT THE FUCK, GUYS?! JELAS-JELAS BEDEBAH INI DI DEPAN MATA KALIAN SEDANG MELECEHKAN LEXA! DAN APA YANG KALIAN LAKUKAN?! TERTAWA?!" Pekiknya kencang-kencang. Ditujukan oleh semua siswa yang tadi menertawai Lexa. Mereka diam saja mendengar bentakkan Harry. Takut dengannya.

Pukulan Harry semakin lama semakin kuat. Beberapa siswa wanita menjerit-jerit meminta pertolongan. Siswa lelaki beberapa menarik lengan Harry menjauh dari Jack. Lexa diam saja. Tepat didepan mereka berdua. Membiarkan Harry menghajarnya.

Lexa's POV

"HARRY!" Jeritku kuat-kuat ketika melihatnya tiba-tiba datang dan memukuli Jack. Dia malah menyengir dan mengatakan kalimat yang tak seharusnya ia katakan kepada Harry.

Harry menghajar Jack makin kuat tiap waktunya. Peluh bercucuran dari dahinya. Jenni dan teman-temannya menyingkir dari dekat kami, sementara beberapa anak lelaki mencoba untuk menarik lengan Harry dari Jack.

Aku membiarkannya. Aku diam saja. Aku membiarkan Harry jika ia ingin memukuli Jack hingga mati. Aku tak peduli.

Harry masih memukuli Jack tanpa henti. Wajahnya sudah penuh dengan darah sekarang. Lama-kelamaan aku tak tega dengannya. Bukan. Bukan pada Jack. Bukannya aku bersimpati pada Jack atau semacamnya. Tetapi aku memikirkan Harry yang nanti pasti akan menanggung semuanya karena bertengkar dengan Jack. Maksudku, ia bahkan bisa dikeluarkan.

RealityWhere stories live. Discover now