Author's POV
"Hey, it's Kate here. I'm still busy now, so leave a message and i'll call you back."
Panggilan dari Lexa langsung masuk ke kotak suara. Ponselnya tidak aktif. Pagi ini Lexa tak ada jadwal kuliah. Dan semalaman ia sudah mencoba untuk menghubungi Kate. Ia tahu kemarin ia Kate marah padanya. Ketika Kate membelanya dan ia hanya menyerah. Si brengsek Harry itu adalah penyebab ini semua, pikir Lexa.
***
"Kate?"Kate mendesah pelan, dan menjawabnya.
"Kenapa?"
"Aku minta maaf. Untuk kejadian di koridor waktu pentas kemarin. Aku hanya tak ingin kau dan Harry jadi berdebat panjang hanya gara-gara masalahku dengannya." Ucap Lexa.
Ada jeda setelah Lexa mengatakan itu.
"Oke. Tak apa. Aku juga minta maaf. Aku hanya tak ingin melihatmu direndahkan olehnya seperti itu." Jawab Kate akhirnya.
"Baik. Besok bertemu di kampus?" Tanya Lexa berharap. "Tentu saja." Jawab Kate. Lexa tersenyum kecil, dan mematikan sambungan.
***
Lexa melangkahi jalan setapak menuju halte bus. Pagi ini ia kembali berangkat ke kampus, menemui Kate, dan bicara pada Harry. Lexa duduk di tempat yang disediakan, dan seperti biasa menunggu bus. Ia menunduk membaca novel kesayangannya, sementara angin musim gugur meniup syal merah bermotif yang ia pakai. Saking fokusnya membaca, ia tak menyadari siapa yang datang ke halte hari itu.Lexa mendongak keatas untuk melihat apakah bus yang ia tunggu sudah datang. Dan juga ke kanan dan ke kiri halte. Bukannya melihat bus, ia malah menyadari ia berada disana dengan orang yang sangat ia benci.
"Mengapa kau melakukan itu?" Tanya Lexa, masih menunduk membaca bukunya, tak berani menatap mata emerald Harry.
"Melakukan apa?"
"Oh ayolah. Sekarang kau berpura-pura tak tahu?" Lexa menutup bukunya.
"Kau menyebalkan." Jawab yang ditanya, sibuk menatap ponselnya.
"Demi Tuhan, Harry, apa yang pernah kuperbuat kepadamu, hah?" Lexa tersenyum kecut.
"Kau menguping pembicaraanku, dan kau tak mau mengakuinya." Ucap Harry.
"Astaga, apa harus kuulang ini berkali-kali? Aku tak pernah mengupingmu, dan tak akan pernah, karena kau bukan siapa-siapa bagiku. Aku disana menunggu Kate. Kurang jelas apalagi?" Jawab Lexa kesal. "Kau masih tidak percaya padaku? Buktinya Kate benar-benar tampil di acara itu, dan ia benar-benar sahabatku ketika ia membelaku tempo hari. Kau ini kenapa sih?" Sambungnya.
"Hm. Oke. Maaf."
Glek. Lexa terkaget mendengar itu. Ia tak pernah menyangka seseorang seperti Harry ternyata bisa minta maaf.
Pintu bus terbuka didepan mereka berdua. Bus yang sedari tadi mereka tunggu. Lexa buru-buru masuk kedalam, dan Harry malah mematung di belakangnya. "Hey, Harry!" Harry menengok. "Kau tidak ikut? Ke kampus kan?" Tegur Lexa. Harry akhirnya memasukkan kembali ponselnya kedalam saku, dan mengikuti Lexa masuk.
Sialnya, hanya tersisa 2 bangku didalam, dan bangku itu bersebelahan. Lexa mendengus, dan menduduki tempat itu. Harry ikut duduk di sebelahnya. "Jika aku tahu bahwa bangku tinggal 2, seharusnya tadi kutinggalkan saja kau di sana." Ujar Lexa kesal. Harry disampingnya hanya terkekeh pelan.
"Harry?"
"Hm?"
"Kau naik bus setiap hari?" Tanya Lexa pelan, mencoba untuk memecah keheningan.
"Tidak. Mungkin untuk hari ini saja. Motorku dari London belum sampai kesini." Jawabnya. "Kau sendiri?" Sambungnya.
"Eh? Aku sih tiap hari naik bus. Aku mengurangi penggunaan mobilku. Bukan apa-apa, tapi kurasa kendaraan pribadi hanya menambah beban polusi saja." Jawabnya bijak. "Motormu belum datang? Berarti kau pulang naik bus juga untuk nanti seusai kuliah?" Tanya Lexa.
"Iya sepertinya."
"Kau naik dari halte tadi. Memang flat mu dimana?" Tanya Lexa penasaran.
"Herald Towers."
Lexa melotot. Itu kan flatnya. "34th st?"
"Iya."
"Serius?" Tanyanya lagi, masih tak percaya.
"Iya. Ada apa sih?"
Lexa terdiam sekarang. "Tidak ada apa-apa. Hanya saja, aku tinggal disitu juga."
"Oh."
***
"Lexa?"Lexa pun menengok ke arah yang memanggil.
"Kate." Lexa tersenyum dan mendekat ke Kate.
"Maaf ya." Ucapnya sekali lagi. "Iya, kan aku sudah bilang, tak apa. Sekarang kita lupakan saja itu. Bagaimana harimu kemarin?" jawab Kate mengalihkan arah pembicaraan. "Ya, kau tahu sendirilah. Seperti biasa." Ujar Lexa seadanya. "Dan dengan 'seperti biasa' maksudmu berdiri diam meminum kopi panas sambil menatap kearah luar jendelamu yang sangat besar itu?"
"Hahaha. You know me so well. Tapi tidak. Aku tak melakukan itu kemarin." "Lalu?" Tanya Kate penasaran. "Meringkuk di tempat tidur dengan selimut, meminum coklat panas sambil menonton film di laptop." Jawab Lexa sambil meneguk tomato juice nya. "Kurasa itu sama saja. Mau kutemani nanti?" Tawar Kate. "Hmm" Jawab Lexa menimbang-nimbang. "Tak usahlah. Kupikir aku sudah terbiasa sendiri sekarang. Hahaha."
"Baiklah. Aku duluan ya. Mr. Turner sepertinya sudah mau memasuki kelas. Bye!" Ucap Kate cepat dan berlari ke arah kelasnya.
***
Lexa berjalan menunduk, menatap jalan yang ia tapaki menuju halte, seperti hari biasa. Yang tak biasa, adalah ketika seseorang menabrak pundaknya keras dan menjatuhkan semua buku yang ia pegang. Lexa mendengus, dan menoleh kearah yang menabraknya, dan kebetulan ia juga menatap Lexa. "Harry?""Eh? Maaf deh." Ujarnya sambil buru-buru mengambil buku-buku Lexa yang tadi ia jatuhkan. "Kau ini kenapa sih? Berlari dan menabrak saja sepertinya kerjaanmu." Ucap Lexa kesal dan memungut barang-barangnya. "Iya iya, kan aku sudah minta maaf." Balas Harry.
"Kau mau pulang?" Tanya Lexa selesai membereskan semua barangnya. "Hmm. Iya, tapi kurasa aku lupa dimana letak haltenya, dan tadi aku berlarian mencari jalan." Jawab Harry menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ya berarti kau beruntung menabrakku, karena aku sedang menuju halte." Ujar Lexa sambil berlalu melewati Harry. Harry yang kebingungan pun tak ada pilihan lain selain mengekornya.
Lexa menggosok-gosok kedua tangannya untuk menjaga kehangatan. Bus sial itu sungguh lama. Ditambah, syalnya tadi ketinggalan di cafetaria ketika ia makan tadi. Harry disampingnya memasukkan kedua tangannya sendiri ke dalam jaketnya sambil menatap Lexa.
"Kau kedinginan?" Tanya Harry tanpa menoleh.
"Hmm. Menurutmu?" Jawab Lexa singkat, masih menggosokkan tangannya.Tak disangka, Harry melepas jaketnya dan memasangnya di tubuh Lexa cepat. Lexa yang kaget menoleh pada Harry disampingnya yang membuang muka. "Terima kasih." Ucap Lexa pelan sambil tersenyum kecil.
Maaf chap ini gajelas,pendek dan banyak typo.
Vote Comment nya ya :)
All the love -AA