Part 28. Kemarahan Gus Zaid

597 24 0
                                    

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدا

🌻🌻

" Lah terus kenapa Lo nagis ampe gini kalo Lo belum tau apa jawaban Gus Zaid" heran Nadia

"Gue takut., Takut kalo gue di poligami" jawab Syaqila dengan lirih dan kembali menangis

"Iya Syaqila aku yakin ga mungkin Gus Zaid bakalan poligami kamu" sahut syifa

Syaqila hanya menggelengkan kepalanya "aku ga yakin, apalagi orang itu adalah Ning Aisyah" ucap Syaqila dengan pelan di akhir kalimatnya

"Ning Aisyah" beo Nabila yang sedari tadi hanya diam

"Hey qila kamu denger ya, insyaallah itu ga akan terjadi, sebaiknya kamu tanya langsung ke Gus Zaid nya jangan menyimpulkan ini secara sepihak saja" ujar Nisa

"Gue takut nis" cicit Syaqila pelan

"Sutt udah sekarang tenangin dulu pikiran kamu jagan berpikir yang berlebihan okey" ucap Nisa mengusap lembut air mata Syaqila

Sedangkan di tempat lain tepatnya di ndalem tampak keadaan mulai menjadi sangat panas

Ayra juga nampak sudah berada di sana menyaksikan apa yang sedang terjadi

"Saya tidak akan pernah menikah dengan putrimu" ujar Gus Zaid dengan suara lantang dan dingin

"Kenapa? bukankah kalian sudah dekat sedari dulu!" sahut umi Khalida ibunda Ning Aisyah

"Saya hanya dekat sebagai saudara tidak lebih, dan saya tekankan lagi bahwa saya sudah mempunyai wanita yang sangat saya cintai" ucap Gus Zaid dengan tegas

"Siapa wanita itu, putriku sangat mencintaimu Zaid" ujar Kiayai Rahman Abi dari Ning Aisyah

"Tidak perlu kalian tau siapa wanita itu, dan Saya tekankan lagi saya sama sekali tidak mencintai putrimu sampai kapanpun" ucap Gus Zaid dengan dingin

Sedangkan Ning Aisyah sudah meneteskan air matanya diperlukan sang umi

"Soal cinta bisa datang dengan terbiasa dan seiringnya waktu, putri ku bilang kau belum menikah Aisyah hanya bilang kalau kau akan dijodohkan dan dia meminta kami untuk menjodohkan kalian, dirinya sangat mencintaimu Zaid lagi pula kalian sangat cocok untuk bersanding kau bisa pikirkan baik-baik sebelum kau jatuh pada wanita yang tidak tepat!" Ujar umi Khalida panjang lebar

Sedangkan Gus Zaid yang mendengar itu mengeraskan rahangnya dengan kedua tangan terkepal kuat

"Apa anda tidak mempunyai telinga untuk mendengar? Saya tidak mencintai putrimu " ucap tegas Gus Zaid dan lantang

"Dan perlu kalian ketahui bahwa saya sudah mempunyai wanita yang sangat saya cintai dan wanita tersebut sudah saya nikahi" lanjutnya lagi dengan tegas, Gus Zaid sudah benar benar tidak bisa mengontrol amarahnya

Degg!!

Ning Aisyah yang mendengar itu makin menangis sejadi jadinya

"Kapan kalian melangsungkan pernikahan itu kenapa tidak mengundang kami" sahut kiyai Rahman

"Tidak perlu kalian tau, yang terpenting sekarang kalian tau bahwa saya adalah orang yang sudah beristri" tegas Gus Zaid

"Zaid seperti yang kau ketahui bahwa poligami itu diperbolehkan dalam Islam, kau bisa menikahi putriku menjadikannya sebagai istri kedua mu" ujar umi Khalida

"Saya hanya akan menikah sekali seumur hidup dan itu hanya dengan wanita saya" ucapnya lantang

"Apa tidak ada sedikitpun rasa kasihan mu kepada putri ku dia sangat mencintaimu nak" ujar Kiyai Rahman yang tidak tega melihat anak semata wayangnya rapuh

"Bukan tidak ada rasa kasihan tetapi saya benar benar tidak mencintai nya dan lagi pula, poligami hanya diperbolehkan untuk orang yang bisa berbuat adil dan saya tidak akan bisa seperti itu saya harap kiyai juga mengerti" ucap Gus Zaid panjang lebar

"Saya permisi Assalamualaikum!" Lanjutnya langsung meninggalkan mereka semua yang ada disana, jika terus berada disana dirinya takut lebih jauh karena sekarang amarah nya benar benar diujung tanduk

Kiyai Rahman mengusap wajahnya dengan kasar menatap iba kepada sang putri yang sudah menangis histeris

"Maaf untuk semuanya pa Bu, ini semua keputusan putra kami" ucap umi Halimah yang sedari tadi sudah merasa kesal dan muak dengan pembicaraan ini

"Tidak papa Halimah kami mengerti" ujar Kiyai Rahman

Sedangkan umi Khalida mendelik mendengar jawaban suaminya "Abi gima sih, gaada rasa kasihan sama sekali dengan anak sendiri, sama seperti Zaid" ketus umi Khodijah

"Apa maksud perkataan mu itu" ucap umi Halimah yang terlihat marah

"Memang benar Zaid tidak mempunyai rasa kasihan sama sekali, apa salahnya untuk poligami" ujar umi Khalida

"Seharusnya dirimu yang sadar diri, kau yang tidak mempunyai rasa kasihan kepada anakmu sendiri, kau membiarkan anakmu untuk menderita seumur hidup? Dengan cara menjodohkannya dengan suami orang yang tidak akan bisa berbuat adil, apa anakmu tidak akan menderita hah?" Jawab umi Halimah yang membuat Khalida bungkam

"Sudah sudah jangan memperkeruh keadaan benar apa yang dibilang Halimah jika dengan Aisyah menikah dengan lelaki yang tidak mencintainya bahkan sudah beristri itu hanya akan membuatnya menderita" ucap Kiyai Rahman kepada istrinya

"Kalo gitu kami pamit dulu Mar maaf kalo kedatangan kami sudah menganggu waktumu" lanjut kiyai Rahman kepada Kiyai Ammar

"Iya Man. Mungkin memang Zaid bukan jodohnya Aisyah banyak lelaki yang jauh lebih baik dari Zaid" ucap Kiyai Ammar yang diangguki Kiyai Rahman

"Ya sudah, umi, Aisyah sebaiknya kita pulang sekarang" ucapnya kepada istri dan anaknya

"Kami izin membawa Aisyah pulang dulu" ujar Kiyai Rahman

"Assalamualaikum " pamitnya

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab semuanya

Setelah itu mereka beranjak Kiyai Ammar juga mengantarkan tamunya sampai keluar

Dan pada saat keluar banyak santri yang melihat kejadian itu mereka menatap heran Ning Aisyah yang sudah menangis histeris dengan rangkulan sang ibu

Syifa juga melihat kejadian itu dirinya langsung pergi ke asrama untuk memberi  tau kepada Syaqila

Sedangkan kiyai Rahman sudah kembali ke dalam ndalem setelah mobil yang dikendarai Kiyai Rahman Tampak sudah menghilang

"Ini sebenarnya kenapa sih ko sampe bahas bahas perjodohan?" Tanya Ayra kepada umi dan Abinya

"Abi juga ga tau de, tadi Kiyai Rahman datang kesini tiba-tiba ingin menjodohkan Aisyah dan abangmu" jawab Kiyai Ammar

"Ouh jadi ini yang bikin Syaqila nangis pantesan" gumam Ayra yang di dengar oleh umi Halimah dan juga Kiyai Ammar

"Apa dek!, Syaqila nangis?" Ucap umi Halimah yang kaget

"Iya umi tadi Ayra ga sengaja ketemu Syaqila yang kayaknya sudah nangis pas aku tanya Syaqila ga jawab dia langsung pergi ke asrama" jawab Ayra

"Ya Allah pasti Syaqila dengar percakapan kita tadi dan berpikir aneh aneh" ucap umi Halimah yang mulai khawatir

Sedangkan Gus Zaid yang berada di kamar juga sama khawatir terhadap Syaqila, dirinya takut Syaqila akan meninggalkan nya dan berpikir yang aneh aneh

"Zaujati apa kamu marah sama aku?" Tanya Gus Zaid kepada dirinya sendiri

"Plis zaujati jangan marah, kamu pasti tadi dengar percakapan kita hanya setengahnya" lanjutnya lagi

Gus Zaid mengusap wajahnya kasar dirinya beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya dan bersiap ke masjid biarlah nanti malam dirinya akan menjelaskan kepada Syaqila agar Syaqila tidak marah dan berpikir yang tidak-tidak

Next!!🙌

Jangan lupa vote and komennya ya😍
👇👇

Dear' Imamku [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang