CHAPTER 45

40 3 0
                                        

Halloo
.
.
.
.
Happy reading yaa.

Dryan, Bryan, Dirga, Aksa, El, Vito, Marvel, David dan Lion memutuskan untuk menginap di Rumah Sakit untuk memantau keadaan Nara, Naren, dan Kenzo.

"Cepet bangun ya princess," ucap El sembari menggenggam tangan Nara.

Sementara itu Vito masih berkutat dengan laptopnya ia masih mencari informasi tentang kejadian ini semua, sementara Marvel memeriksa jalanan yang dilintasi oleh Kenzo dan yang lain, Marvel berada dijalan teratai clue yang diberikan oleh Damian tadi.

"Darah? Kemungkinan disini terjadinya penyerangan, dan Peluru ini? Nara yang punya," batin Marvel ia segera mencari bukti lainnya dan segera mengamankan beberapa barang bukti seperti pisau, batu, dan celurit.

Setelah selesai Marvel segera kembali ke Rumah Sakit untuk memberikan bukti yang ia dapat, Polisi juga dilibatkan dalam kejadian ini, Polisi langsung menanyakan beberapa hal kepada Suster dan Dokter saat menangani pasien, Marvel pun datang dan segera memberikan bukti yang ia dapatkan.

"Ini yang saya dapat, saya harap temukan pelaku secepatnya, dan saya tidak mau menunggu lama," sembari menunjukkan card agen rahasianya.

"B- baik Tuan kami akan langsung bertindak," ucap Polisi tersebut.

"Saya tunggu kabar baiknya secepat mungkin!" Tutur Marvel.

Polisi pun segera pamit untuk undur diri, mereka langsung melakukan pencarian malam itu juga.

Lion dan David melihat keadaan kedua Adek mereka diruangan, Lion dan David tak tega melihat mereka berdua terbaring lemah, "Cepet sadar Dek, banyak yang nyari kalian, yang lain khawatir," ucap Lion sembari menatap keduanya yang terbaring lemah itu.

Disisi lain di Mansion Queen sangat tak tenang saat mendengar kabar Nara di Rumah Sakit, ia tak berhenti menangis diruang tamu, Joe yang melihat itu langsung mendatangi Queen.

"Jangan nangis terus lu, yakin Nara ngga kenapa-kenapa, kita doain dia dari sini sekalian sama Kenzo Naren," ucap Joji kepada Queen.

"Iyaa Queen yakin aja mereka ngga kenapa-kenapa," Ucap Nada sembari memegang tangan Queen.

Sementara itu, Zergan, Alza, Angkasa, Kendra, Vellyn dan Alia hanya bisa diam.

"Gua heran dah sama lu, nggak ada khawatir nya sama sodara sendiri?" Tanya Joji sembari menunjuk pada Zergan dan yang lainnya.

"Apasi Joji, kita khawatir tapi kita cuma diem nggak cuma nangis aja," sahut Alia.

"Joe kamu keterlaluan!" Ucap Zergan.

"Berisik, gausah debat bisa nggak?" Tegur Nada.

"Lo Alia kalo ada masalah sama gue bilang, gausah lo bilang kayak tadi, basi tau lo?" Ucap Queen sembari menunjuk Alia.

"Kalian sama sekali ngga mikirin keluarga sendiri," ucap Joji ia segera menarik tangan Queen dan Nada untuk keluar dari Mansion.

"Apaan dah mereka, ngga jelas," ucap Alza.

"Udahlah, ayo tidur," ucap Vellyn.

"Udah ya Lia kamu jangan nangis, jangan di ambil hati omongan Joji dan Queen," ucap Zergan sembari menghapus air mata Alia.

"I-iya Bang, aku mau tidur aja," ucap Alia ia dan Vellyn pun berjalan menuju kamarnya.

Secret Someone? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang