CHAPTER 10

72 8 4
                                        

Hallo
.
.
.
Happy Reading

•••

Mereka pun menunggu dokter keluar dan kabar mengenai Nara.

"Lama banget dah," ucap El.

"Sabar El," ucap Dirga.

Setelah 15 menit kemudian dokter pun keluar,"Nona Nara sudah sadarkan diri dan keadaan nya mulai stabil,"ucap dokter kepada Dirga ,El ,Marvel ,dan Ezza.

"Baik terima kasih, apa kami sudah boleh masuk?" ucap Dirga kepada Dokter berterima kasih sembari bertanya.

"Silahkan, saya permisi dulu," ucap Dokter.

Mereka pun menggangguk dan langsung berjalan keruangan Nara dirawat.

Mereka pun masuk ke ruangan Nara.

"Nara," ucap Dirga.

"I'm fine Abang it's okay," ucap Nara kepada mereka.

Mereka pun menghela nafas dengan kasar melihat nara yang terlihatan biasa saja.

"Dek, boleh ceritain kejadian tadi pagi?" Ucap Marvel kepada Nara.

Nara pun mengangguk dan menjelaskan.

Flashback 1 hari yang lalu.

Malam hari jam 23.30 Ezza membuka pintu karna ada suara ketukkan pintu.

Dirga pun sibuk menelepon seseorang dikamar nya tidak mengetahui tentang Ezza pada malam itu, Ezza pun nekad membuka pintu sendiri.

Sementara itu ada seseorang yang memantau dari kamar atas melalui jendela ia melihat siapa orang yang menaruh kotak itu siapa.

"Hufttt, you want a play huh bastard!" Ucap orang itu yang tidak lain adalah Nara.

Nara belum tidur karna mendengar suara ketukan pintu itu dan ia pun berjalan kearah jendela karna mendengar suara pintu di lantai 1 di buka.

Nara pun melihat dengan teliti siapa orang itu dan ternyata benar orang dia intai selama ini lah penghianat sebenarnya.

"You want to play games with me huh or my brother, bastard dare to play games with me you will die or be tortured" Desis seseorang yang memperhatikan penghianat dimasion sembari bersmirk.

Masih ingat dengan kata-kata diatas ini? Iya yang mengucapkan itu adalah Nara dan orang dibalik jendela itu Nara.

Nara pun terbangun dari tidur nya dan bergegas mandi, berpakaian, menjalankan ibadah,dan setelah itu Nara turun untuk memasak.

Langkah nya terhenti karna penghianat itu sedang menelepon seseorang dan Nara pun mendengar pembicaraan mereka di telpon.

"Tugasnya sudah saya kerjakan tuan," ucap penghianat itu.

"Good,jangan lupa kabari saya lagi," ucap orang di telpon itu dan panggilan mereka pun terputus karna sudah selesai.

"Oh gitu tah, okei lah om Nara tunggu ya!" Ucap Nara sendiiri sembari bersmirk untuk menyusul rencananya sendiri.

Pagi nya Nara meminta izin untuk keluar bersama supir dikarna kan nara ingin melihat kelihaian sang penghianat itu dan apaa yang akan di lakukan dengan supir itu kepadanya apakah akan membunuh Nara?.

Secret Someone? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang