⚠️Better With You🐰

4.8K 60 1
                                    




💜Jangan lupa vote dan ramein kolom komentar💜

"Kenapa bisa kaya gini? Kak Dylan abis berantem?" Tangan kanan Kanina reflek menangkup rahang Dylan dengan sorot matanya yang penuh kekhawatiran.

Keadaan Dylan saat ini benar-benar membuat Kanina merasa tak tega. Luka di wajahnya dan kedua matanya yang berkaca-kaca seolah sudah bisa menjelaskan segalanya meskipun laki-laki itu masih saja bungkam tak mengatakan sepatah katapun.

Padahal akhir-akhir ini Dylan seakan terus menghindar dari Kanina, tapi kini ia malah membalas tatapan gadis yang berdiri tepat dihadapannya itu dengan sorot matanya yang tampak begitu pilu, ia juga membiarkan tangan hangat Kanina tetap menyentuh permukaan wajahnya yang basah karena air hujan dan juga air mata.

Tanpa disangka-sangka, Dylan tiba-tiba merebut payung merah yang Kanina pegang. Ia lalu dengan cepat menarik gadis berambut panjang itu kedalam pelukannya.

Dylan pun mendekap erat tubuh kecil Kanina bersamaan dengan tangisannya yang seketika pecah. Tangannya yang gemetaran karena ia terus terisak membuat payung merah itu tak ada gunanya lagi, Kanina sekarang sudah sama basahnya dengan Dylan.

Tapi gadis itu tampaknya tak peduli meskipun badannya kini telah basah kuyup. Kanina sepertinya masih sangat terkejut karena apa yang sedang Dylan lakukan terhadap dirinya.

Tubuh Kanina bahkan sampai mematung dengan matanya yang terbelalak tak menyangka. Namun beberapa saat kemudian ia akhirnya membalas pelukan Dylan sambil membelai punggung lebar laki-laki tinggi itu untuk membuatnya merasa sedikit lebih tenang.

Setelah puas saling berpelukan dibawah guyuran hujan selama beberapa menit, mereka berdua akhirnya memutuskan untuk langsung kembali ke kostan tante Vera. Badannya yang sudah terlanjur basah kuyup membuat Kanina mengurungkan niatnya untuk pergi ke minimarket.

Kanina dan Dylan kini berjalan dibawah payung yang sama, tetapi Dylan tampaknya begitu canggung, ia bahkan tak mau sedikitpun melirik gadis disebelahnya dan berjalan dengan langkah yang kaku.

Entahlah, mungkin ia merasa malu karena telah memeluk Kanina tanpa izin, apalagi Dylan tadi juga sampai menangis sesenggukan didalam pelukan Kanina. Sedangkan kalian tau sendiri kan bagaimana selama ini seorang Dylan Kalingga menjunjung tinggi rasa gengsinya.

Saat mereka berdua sampai, suasana kostan tante Vera terasa sangat sepi seperti tanpa penguhuni. Bahkan tak ada siapapun di ruang TV, padahal saat Kanina hendak keluar tadi tempat ini ramai sekali.

Tadi juga ada Harsa dan Yoga yang terus merengek karena ingin menyusu pada Kanina, tapi sekarang entah menghilang kemana mereka semua.

"Ehhh jangan pingsan disini kak, nanti siapa yang gendong?!" Kanina reflek menahan tubuh Dylan yang hampir rubuh kearahnya. Ia lantas menatap wajah laki-laki bertubuh jangkung itu. Dylan saat ini tampak begitu pucat dengan sorot matanya yang nanar.

Kanina pun segera menuntun Dylan menuju kamarnya, ia menggandeng tangan dingin Dylan tanpa sedikitpun perlawanan dari pemiliknya.

"Bentar yah aku mau ganti baju sama bilas badan dulu, nanti aku kesini lagi kok buat obatin lukanya kak Dylan. Kak Dylan juga cepet mandi gih, nanti keburu masuk angin" tutur Kanina setelah ia menuntun Dylan untuk duduk di kursi kerja yang berada pojok ruangan.

Namun nyatanya Dylan sama sekali tak merespon perkataan panjang Kanina, ia tetap diam dengan bibirnya yang mengatup rapat. Untung saja Kanina sudah cukup paham tentang bagaimana sifat Dylan selama ini, jadi ia tetap mengembangkan senyumannya meskipun laki-laki itu tampak tak peduli kepadanya.

Tapi ketika Kanina berbalik badan dan hendak pergi dari kamarnya, Dylan malah dengan cepat menahan lengan gadis itu "jangan kemana-mana. Gue mau lo tetep disini, Na."

KAMAR 21 [NCT OT20]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang