⚠️Rough Or Vanilla🌹

10K 92 3
                                    


💜VOTE DULU YUKK💜

PART INI MENGANDUNG UNSUR 18+
HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN

Kanina tak langsung naik keatas ranjang untuk mendekat kepada Tyo, ia diam sejenak sambil menatap lelaki bertubuh langsing itu dari tempatnya berdiri.

Tubuh putihnya yang dihiasi beberapa gambar tatto, rahang tegasnya, mata indahnya dan bibir tipisnya yang tampak mempesona rasanya kini telah berhasil merebut seluruh perhatian Kanina.

Kali ini juga pertama kalinya bagi gadis itu melihat tubuh Tyo yang seterbuka ini, yah meskipun biasanya Kanina juga sering melihat Tyo menggunakan lekbong, tapi malam ini tentu saja berbeda karena lelaki itu benar-benar sedang bertelanjang dada, memanerkan dadanya yang bidang dan juga perutnya yang rata.

Sepertinya Kanina memang harus membiasakan diri karena kedepannya ia akan sering menatap tubuh-tubuh indah milik penghuni kostan tante Vera yang lainnya.

"Sini— tunggu apa lagi?" Pertanyaan Tyo berhasil membuyarkan lamunan sesaat Kanina. Gadis itu dengan cepat merotasikan bola matanya naik untuk menatap netra tajam Tyo, karena sebelumnya yang Kanina tatap adalah leher, dada dan perut rata Tyo secara bergantian.

Kanina lantas menuruti perintah Tyo, ia mulai melangkah mendekat lalu naik keatas ranjang dimana lelaki tampan itu sudah menunggunya sedari tadi.

Tyo mengulurkan tangannya seakan menyambut Kanina untuk datang kedalam pelukannya "kenapa Na?" Tanya Tyo lagi, raut wajah Kanina saat ini memang dapat menunjukkan dengan jelas betapa jantung gadis itu sedang berdebar kencang.

Kanina tak menjawab tetapi tarikan nafas panjangnya sepertinya juga sudah bisa memberikan jawaban atas pertanyaan Tyo.

"Sampe gemeter gini tangannya, dingin" ujar Tyo sambil menggenggam tangan gadis dihadapannya yang terasa begitu dingin seperti es.

Yanu yang baru saja mendengar perkataan Tyo langsung terkekeh ringan sambil tetap fokus pada gamenya "Jaya udah ngajarin apa aja? Kok masih gemeteran?"

Lagi-lagi Kanina tak menjawab, ia sibuk mengatur nafas dan mengendalikan dirinya agar tak terlihat kacau dihadapan dua lelaki dewasa itu. Bagaimana tak degdegan parah? Bayangkan saja Kanina kini tengah berada seruangan dengan dua lelaki tampan yang hendak memangsanya malam ini.

"Sini.." Tyo memanggil sambil menarik lengan Kanina dengan pelan, karena sedari tadi ia memang sebenarnya sedang menunggu Kanina untuk mendekat, tapi gadis itu nyatanya tak kunjung peka dan hanya duduk dihadapannya.

Tyo lalu membawa Kanina kedalam pelukannya, memeluk gadis itu sambil membelai pipinya dengan lembut "jangan takut. Kan mas pernah jamin buat gak akan pernah kasarin kamu."

"Kimiii— gik kisirin kimii" ejek Yanu dari sebrang setelah beberapa saat ia tertawa puas. Yanu juga sudah cukup hafal lah bagaimana sifat sahabatnya itu selama ini.

Tyo itu sebenarnya memang tipe cowo romantis, sampai-sampai tiap kali Yanu menemani Tyo ketemuan dengan pacar-pacarnya yang terdahulu, ia rasanya ingin menggulung bumi saja saking kelewat bucinnya seorang Tyo Laksono.

Tapi Kanina tampaknya tak peduli pada gelak tawa Yanu, ia kini sudah melingkarkan lengan kirinya pada pinggang ramping Tyo sambil mendongak menatap lelaki yang saat ini menjadikan lengannya sebagai bantal gadis berumur 18 tahun itu.

Senyumannya yang lembut perlahan membuat Kanina mulai merasa tenang, juga tangan kanan Tyo yang masih asik mengusap lembut pipi Kanina rasanya telah berhasil membuat gadis itu pada akhrinya terbuai dalam kenyamanan.

Tyo tiba-tiba menghentikan belaiannya pada pipi Kanina sesaat untuk meletakkan rokok elektrik yang sebelumnya masih ia genggam.

"Cobain boleh gak mas?" Tanya Kanina yang langsung mendapat lirikan tajam dari Tyo. Tentu saja karena maksud dari perkataan Kanina kali ini adalah ia ingin mencoba rokok elektrik milik Tyo, dan lelaki itu sepertinya tak mau memberikan persetujuannya.

KAMAR 21 [NCT OT20]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang