::: Jumat, 2 Februari 2024 :::
Buatlah cerita dengan tema, "Liburan bersama keluarga."
• • • o O o • • •
[ Cerita Lepas ]
- Ayara's Universe (Not Published Yet ) -Antusias serta buncahan semangat Ayara yang biasanya membara di pagi hari mendadak harus padam kala mendapati bahwa parameter suasana di rumah menyentuh titik terendah.
Selain Afka yang sempat menyumbang isak sebab terantuk meja pada pukul setengah tujuh, Ayara bahkan sempat berpikir ia telah menjadi tuli akibat teramat heningnya keadaan rumah. Namun demikian, ia sedikit bersyukur anak laki-lakinya bersifat cengeng.
Desahnya mengudara, melirik jarum jam dinding dapur yang menunjuk pada angka tujuh. Ia duduk dalam gelisah seraya mencuri pandang ke arah pria matang yang sibuk berkutat dengan sebuah tablet di hadapannya, di meja makan yang sama.
Ayara memberanikan diri bersuara, "Kamu sedang kerja? Ada klien?"
Hening lagi-lagi menguasa. Sejenak Ayara berpikir sang suami tengah mengabaikannya, dengan dalih sudah jelas dari tampak bahwa ia sibuk bekerja. Seperti sebelum-sebelumnya. Dengan sifat yang sudah dipahaminya dengan baik.
Namun ada yang salah, Pria itu menjawab, yang seharusnya tidak seperti itu. Karena, kalau memang benar adanya dia sibuk bekerja, dia akan merasa tidak perlu menjawab. Kalau dia menjawab, itu artinya, "Nggak."
"Eh?" Ayara tidak bisa melihat apa yang terpampang di layar tablet itu, "Jadi kamu sedang apa?"
Sedari dulu, Ayara selalu menganggap seorang Fikri Devandra itu unik. Dia bisa menjadi terlampau rasional. Tidak masalah karena Ayara masih bisa mengimbangi jika berurusan dengan hal bernama logika. Jalur SMA mempertemukan mereka dengan satu perkara yang hanya bisa diselesaikan jika kau adalah pemenang medali perak Olimpiade Sains Nasional bidang Fisika atau finalis Kompetisi Debat Pekan Pemuda Tingkat Nasional.
Namun, pria yang menyandang gelar suaminya itu juga bisa jatuh ke jurang keabnormalan. Untuk yang satu ini, Ayara bahkan sempat disambangi heran, kok bisa-bisanya ia setuju mereka berakhir menjadi pasutri.
Keabnormalan yang dimaksud tentu saja bukan berarti Fikri bisa tiba-tiba menari dan menyanyi tidak jelas, atau seketika disebut ODGJ.Ayara hanya tak paham sajaーtepatnya belumーmengapa Fikri justru memperlihatkan beranda tabletnya melalui layar hologram; menampakkan flyer iklan salah satu tempat wisata terkenal di Pulau Kalimantan, yang baru-baru saja menjadi topik sensitif di antara mereka karena anak perempuannya menjadi murung dan mendekam di kamar akibat larangan Fikri padanya untuk bertandang ke tempat tersebut bersama dengan teman-temannya.
"Tunggu, maksud kamuー"
"Liburan ke Derawan paket keluarga. Dengan harga terjangkau, ditambah Micky membawakanku klien emas."
Wanita berhijab gobor ini tergemap. "Iniーsejak kapan?"
Seperti yang sudah dikatakan, Fikri terlalu cerdas untuk memahami konteks pertanyaan rumpang yang dilayangkan Ayara. "Tadi, habis Subuh."
Masih belum pahamーkali ini Ayara berusaha melontarkan sebab speechless-nya dalam elaborasi utuh, "Aku tidak paham. Kamu tidak mengizinkan Dena berlibur ke sana dengan alasan budget. Itu yang kamu katakanー"
KAMU SEDANG MEMBACA
Age Quod Agis
Random[ 30 DWC 2024 ] "Lakukan apa yang bisa dilakukan." • • • Tokoh Kemala di sudut utara Pulau Borneo kembali. Serabut-serabut asap tampak jelas, keluar dari kisi-kisi ruang kepalanya. Langkahnya gontai menuju rumah yang ditinggal tanpa lirik-lirik berb...