[ 10 ] - Saran (Un)faedah

26 5 0
                                    

::: Sabtu, 10 Februari 2024 :::

Ambil buku fiksi terdekat kalian, buka HALAMAN 6. Lalu buat CERITA yang terinspirasi dari DUA KATA PERTAMA pada halaman tersebut. Jika halaman tersebut kosong, bisa menggunakan halaman selanjutnya. Kata dalam judul bab tidak dihitung.

• • • o O o • • •

Buku Terdekat: Madielief karya KiranadaDua Kata Pertama Halaman 6: Saran, dan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buku Terdekat: Madielief karya Kiranada
Dua Kata Pertama Halaman 6: Saran, dan

• • • o O o • • •

[ Short Story ]

"Eh, Dan, lo butuh saran nggak?"

"Nggak, gue butuhnya duit."

"Ciaelah! Klise banget hidup lo."

"Bukan klise, itu namanya realistis."

Berisik sekali, sih! Siapa makhluk-makhluk laknat yang beraninya mengganggu waktu istirahat peri taman di siang-siang bolong begini? Tidak tahu ya suara mereka itu bagaikan dentuman bom atom di gendang telinga peri yang sedang tidur?

Segera dua bilah sayap bergerak cepat membawa serta tubuhku merangsek keluar dari rumahkuーtanaman semak.

Melalui pucuk-pucuk dedaunan, kusaksikan dua makhluk dari kaum manusia berjenis jantan bersantai pora di mangkok putar merah usang yang engselnya sudah karatan. Tidak ada manusia lain lagi selain mereka.

Baiklah, hal menarik apa lagi yang mesti kulakukan agar oknum-oknum itu kabur sekaligus melepas keberaniannya untuk datang kembali?

"Eh, Dan, ini taman kenapa sepi banget, dah? Siang padahal, strategis gini buat nyantai-nyantai. Tinggal dipangkas aja tuh semak liar. Patung-patung kuda sama harimau dicat ulang, mainan-mainan dikasih baik," salah satu manusia itu, yang berambut cepak, mencoba memutar tuas putar untuk menggerakkan wahana mini yang mereka pantati, "Minimal ini benda bisa mutar sesenti, lah. Pemerintah setempat seapatis itu, kah, buat merevitalisasi?"

"Demo aja sana, ke balai," temannya membalas acuh tak acuh. Tubuhnya tersandar di langkan besi. Satu lengan menutup wajah yang tidak bisa kulihat jelas tampan atau jeleknya. "Bukannya narik simpati pak kepala, malah narik gas air mata pihak aparat. Dah, lah, mending cari duit."

"Ah, lo mah, duit mulu! Katanya mau hiling? Ya berarti sumber perkaranya jangan dipikirin terus, lah!"

"Ya, lu mah enak! Cuan ngalir sampai jauh kayak merek pipa. Liburan aja bisa nyampe lo, 'kan, ke kota sini? Lah gue? Ngais-ngais tanah kuburan pun, paling-paling dapat goceng doang."

Age Quod AgisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang