[ 17 ] - Ditembak Adolf Hitler

30 4 2
                                    

::: Sabtu, 17 Februari 2024 :::

Buatlah cerita dengan tokoh utama hari ke-13 yang terbangun sebagai seorang prajurit pada Perang Dunia II.

• • • o O o • • •

[ Short Story ]

Kemala coba mengingat-ingat sesuatu tentang detail-detail sejarah Perang Dunia ke-2 yang pernah disinggung oleh, entah guru PPKn atau guru Sejarah Wajibnya. Terpenting bahwa otaknya teramat mandek saat ini, sampai-sampai ia baru menulis kata pertama untuk challenge-nya di pukul 22.47 Waktu Indonesia sedang Menggalau.

Jadi siapa atau apa yang harus dia salahkan jika satu hari challenge-nya bolong kali ini? Apakah otaknya yang kian membeku, atau admin Enpisi super kreatif yang datang memborbardir peserta Dewece membawa tema-tema bersahabat dengan imajinasi di luar batas?

Nah, Kemala tidak bisa memutuskan siapa yang bisa disalahkan, karena yang lebih dibutuhkannya saat ini adalah bantuan. Tepatnya, bantuan Puan Imaji.

Kemala dan Puan Imaji itu memiliki sambungan telepati otomatis. Jadi dengan hanya mendengar kata, "Puー"

Dan tralalalala, Kemala membuka mata dan sekonyong-konyong sudah berada di tempat yang diinginkannya sekarang.

Nah, apa tadi? Ah ya, tentang Perang Dunia ke-2. Kemala memikirkan konflik terbesar yang pernah dialami umat manusia itu karena dia butuh bahan riset. Kemala tidak mau saja, yang harusnya dia menjadi prajurit perempuan gagah pemberani dengan seragam berwarna hijau army, hanya karena miss-informasi dia malah mentereng sendiri di tengah lautan tentara Blok Poros karena memakai gamis polkadot merah muda dan hijab motif senada.

Ma Syaa Allah, memangnya Kemala mau perang atau mengikuti pengajian Mama Dede?

Pengajian bisa setiap waktu, tapi tidak berkali-kali Kemala bisa melihat Adolf Hitler berceramah menggunakan bahasa yang tak dimengerti di depan sana bukan?

Kemala tidak tahu ini tahun berapa, yang pasti sekisaran tahun 1939-1945. Dia juga ingat tentang 50-70 juta korban jiwa yang harus gugur karena perang ini.

Oh, setelah ini Kemala benar-benar harus mengikuti kajian rutin dan bertobat setiap saat.

"Stt, hey!"

Salah seorang prajurit tepat di sebelah kanan Kemala berbisik, suaranya mirip ular yang sedang mengalami sakaratul maut.

"Kau mau mati?" ujarku tanpa suara, hanya berupa gerak bibir, itupun menggunakan bahasa Indonesia. Hebatnya, dia mengerti.

Masih dengan desis ular sekaratnya, ia kembali berucap, "Kita sama. Aku juga terjebak di sini. Puan Imaji, 'kan, yang mengirimmu kemari?"

Tunggu, sama sepertinya? Dan bagaimana pemuda itu tahu? Kemala saja skeptis berpikir ada makhluk sejenisnya yang nyasar juga bahkan di dalam dunia paling normal sekalipun.

Satu yang pastiーperbuatan Puan Imaji.

Sayangnya, tidak di dunia nyata ataupun khayalan, Kemala sama bodoh dan pelupanya. Sosok yang berdiri di depan sana adalah Adolf Hitler, seniman berkedok pemimpin paling diktator yang pernah dikenal pena sejarah. Kemala tidak berpikir ulang mengapa keadaan yang tadinya masih disuasanai oleh satu bias suara berat yang menggelegar merasuk kalbu, tiba-tiba menjadi hening.

Hal selanjutnya terjadi adalah Kemala menoleh ke samping kanannya tanpa berpikir pintar sedikit. Ia terlalu penasaran. Baru saja awalan terucap, "Bagaimaー"

DOR!!!

Pipi Kemala bolong oleh terjangan timah panas.

Satu hal yang dipikirkannya sepersekian nanodetik selepas ditembakkannya peluru tersebut: tunggu, aku belum bertobat! Setidaknya ini benar-benar mimpi, 'kan? Aku tidak benar-benar menjadi prajurit berdosa yang telah membunuh jutaan nyawa dan membuat Adolf Hitler murka, 'kan?

Nah, beruntungnya, Kemala benar-benar terbangun di kasur berbau pesingnya setelah itu.

- Day 17: End -

• • • o O o • • •

Hehe, dahlah, aku nyerah bikin cerita yang normal.

17 Februari 2024

Age Quod AgisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang