2. Poros Hubungan

235 29 6
                                    

Lucy tiba-tiba melengos

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucy tiba-tiba melengos. "Siapa orang bodoh yang menaruh udang di makananku?" mengabaikan River yang mengunyah sarapan-nya kesal.

"Nyonya, anu tadi-" seorang pelayan pun tergopoh entah muncul dari mana, kalimatnya dipotong oleh River yang mendadak bangkit dari meja.

"Aku orang bodoh itu." suaranya datar dan sarkas. Lalu meraih mangkuk bubur. "Akan aku buatkan yang baru. Tanpa udang. Ada tambahan?" River menatap malas menunggu jawaban.

"Bukannya kau sudah tau ya? Aku alergi. Atau kau sengaja melakukan itu biar aku celaka." Lucy menarik serbet di pangkuannya, mencibir dengan tenang sambil menyelap tangannya.

Mendengar itu. Senyum tidak ikhlas River pun mengembang. Laki-laki itu sebaiknya sabar dulu. Mengalah kalau perlu.

"Ya ampun. Maafkan aku. Aku akan lebih berhati-hati." —sebab mengalah,  adalah salah satu poros awetnya sebuah hubungan.

Bergegas dan beranjak dari sana. River membawa mangkuk bubur lalu meletakkan jerih payahnya di wastafel dengan sia-sia.

Sesekali pria itu menoleh, melihat Lucy yang memang sialan angkuh. Perempuan itu bermulut tajam, otaknya encer, seorang jaksa kenamaan.

Sebenarnya keluarga Hwang punya kantor pengacara sendiri. Menggurita bak dinasti. Turun temurun melahirkan ahli hukum dan perempuan cantik. Diantara ke empat saudara perempuannya yang pengacara. Lucy sendiri yang memilih berkarir sebagai jaksa. Dengan catatan, dia sebagai si sulung harus segera memberikan cucu untuk ayahnya. Seorang penerus untuk firma hukum keluarga Hwang yang cemerlang.

River tidak menyerah. Laki-laki berambut panjang, ponytail. Itu menghampiri Lucy di garasi. Tepat saat perempuan itu nyaris menyalakan mesin sedan Maseratti, River naik di kursi penumpang sebelah kiri.

"Kenapa?" nada lucy terdengar dengki.

"Jangan marah-marah. Aku ingin bicara." River mengulum bibir bawahnya sejenak dan berpikir, "Kau ingin bayi tabung, kan? Baiklah. Ayo."

Kedua mata kucing Lucy langsung cerah berkilat, "Bagus. Akhirnya kau mengerti juga ya." lalu Lucy mengayun persnelling, tancap gas ke rumah sakit sebelum sidang di mulai pukul sebelas.

Memang aneh jika pasangan muda. Masih sehat, masih belia, dimana hormon harusnya menggelora, —konyol. Jika ingin punya momongan. Harusnya mereka saling libas di ranjang, River keluar di dalam. Mudah kan? Tapi Lucy ngotot pilih bayi tabung. Alasan 'karena Lucy benci disentuh River' itu rahasia. Top secret yang membuat dokter kandungan bingung menerka.

Laki-laki paruh baya berkacamata itu tak henti-hentinya mengamati hasil pemeriksaan Lucy. Rahimnya bagus, sel telurnya berkualitas, harusnya kondom bocor saja bisa membuatnya hamil dengan mudah. Mengapa pilih pindah jalur? Lalu beralih ke sel sperma si pria. Hasilnya sama. Laki-laki itu menggaruk dagunya sementara tangan satunya sibuk menata kertas.

a Million Dollar Weddding (Spicy-fanfic) Hyunjin YejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang