12. Exsecutor

166 23 3
                                    


Malam itu, setelah membereskan akte kelahiran River dan mengemasnya di sebuah amplop coklat. Lucy dan Val bertolak ke sebuah bar.

"Eda Grey." Lucy kemudian mengangkat sebuah foto picisan. Membandingkan dengan seorang wanita tinggi berbaju hitam yang keluar dari pintu.

Sementara Val, sedang menunduk dibalik setir mobil Jeep-nya. Bersembunyi, lalu berbisik. "Yang senior maksud mau memberi pelajaran seseorang itu, dia?"

"Tentu saja." Lucy menjawab cepat. Menurunkan topi hitamnya dan ikut menunduk bersembunyi di dalam mobil. "Nah. Juga orang yang itu." kemudian, menunjuk laki-laki berambut petruk.

"Siap!"  Val sigap melemaskan otot, mengeretek jemarinya, melakukan peregangan.

"Apa yang kau lakukan, val? Aku tidak mengajakmu untuk menganiaya orang. Tunggu disini aku akan turun tangan."

Val menautkan alis. "Jadi apa yang akan Senio-oh my god-" Val gaduh menarik baju Lucy akan tetapi Lucy lincah sekali dan malah keluar dari mobil.

"Senior! Senior! Ya tuhan dia nekat mau mengeksekusi sendiri?!"







***

Cr. https://pin.it/2nKkAZo1J

it/2nKkAZo1J

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Well. Eksekusi dan balas dendam. Itu memang klise, bagaimana kalau begini, Lucy mengacaukan kerja sama komplotan itu dengan manipulasi. Merancu rencana si rival agar mereka lelah sendiri. Bagus! Gak perlu pakai kekerasan dan drama di sosmed, kan?

Maka suara kelotak sepatu loafers Lucy menggema menghantam Loby Bar. Dia berakting menempelkan telepon ketelinga, berjalan sibuk dan menabrakkan dirinya ke Eda.

"Hah! Oh tidak! Maafkan aku! Kau gak papa?" Lucy pura-pura tergopoh menolong si Jalang.

"Aduh! Kalau jalan gimana sih!" Eda mengumpat, meringis memegangi bahunya.

"Sakit, ya? Astaga bagaimana ini."

Dan pertemuan drama Korea macam apa ini, pikir Hunter. "Lu-cy?" Hunter dibelakang Eda memanggilnya sambil terbata. Mati gaya saat dihadapannya, Lucy merengkuh lengan jalang komplotannya. Bagaimana jantungnya tidak mau copot dan melompat dari dada. Takut ketahuan. Padahal sudah.

"River, ya? kebetulan sekali Sayang, kau disini?" Lucy mulai menyerang ego Eda dengan berujar manis ke Hunter. Seketika tangannya yang menolong Eda di tepis kasar oleh pelacur pencemburu itu.

'Sayang?' dia memanggilku sayang?' Hunter berjalan mendekat, menarik lengan Lucy. "Ada apa kemari? Kau tidak minum dan membahayakan bayi kita, kan?"

"Ya ampun. Seperti biasa kau ini perhatian sekali. That's why i like you." Lucy bertingkah lovely, clingly mampus sampai membuat Eda-

Eda merapatkan rahang. Tidak rela melihat Lucy dan Hunter beradegan romantis. Ingin sekali menjambak rambut Lucy tapi mati-matian dia tahan. Dia tidak berhak.

a Million Dollar Weddding (Spicy-fanfic) Hyunjin YejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang