11. Prosecutor

155 21 7
                                    

"Kakak!"

"Ssh! Sabar dulu. Aku tidak melibatkanmu dalam pekerjaan ini hanya untuk mengeluh, Serena." Lucy menaruh berkas diatas meja.

"Ugh! Kuliah S2-ku sampai molor dan di salip Joanne. Kapan semua ini selesai kalau kakak pasif terus? Ayolah lakukan sesuatu." gerutu adik nomor 3 Lucy, Serena. Perempuan berkulit putih susu yang cantik. Memegang satu bundel kertas yang dijepit paperclip, menurunkan kacamata minus 3 nya sampai ke bawah hidung.

"Coba berikan padaku." Lucy mengulur tangan. "Data ini resmi dan sah terdaftar di dinas pencatatan kependudukan, kan?"

Serena meraih kertas lain, "Oh bukan-bukan! Yang ini." sodornya.

"Datanya benar, kok." Lucy tersenyum.

"Gimana gak benar, orang aku sampai godain abang pegawai disana biar dapat orang dalam, huh!"

Lucy terkekeh dan mengusap kepala adiknya. "Bagus dong. Biar kamu gak jomblo. By the way, nanti kakak transfer uang bonus."

"Nah, yeay! Aku tarik deh keluhanku ke Kakak, Haha! Makasih kak Lucy!!"




Ceklak! (suara pintu dibuka) Lucy menoleh cepat sementara Serena dibelakangnya celingukan seperti seekor Meerkat.

"Val?"

"Ah! Valery! Bikin kaget aja!" seloyor adik Lucy mengelus dada.

"Saya sudah menemukannya." Val menaruh GPS tracker diatas meja. "Wanita itu adalah pelacur yang germo-nya pemilik karaoke. Tempatnya dekat lagi. Ya tuhan! Apakah saya harus kesana dan menyeret pelacur itu kesini?" Val memakai setelan jas menghadap. Mengejutkan. Berbeda dengan image-nya yang selalu polos dan lugu, Valery tampil seperti seorang,—pengawal elit.






 Berbeda dengan image-nya yang selalu polos dan lugu, Valery tampil seperti seorang,—pengawal elit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya akan menyiapkan senjata."

Lucy menaruh jemarinya ke dagu dan berpikir. "Tidak. Jangan gegabah. Tunggu dulu sampai aku beri perintah."

"Siap. Dimengerti!" Val berderap siap grak, bak tentara terlatih kemudian menekuk tangannya ke belakang istirahat ditempat.

Maka selama ini, Val telah membohongi kalian semua. Dia bukanlah pelayan sembarangan, melainkan rekan kerja Lucy. Jangan kaget, Valery juga seorang jaksa divisi intel (pengintai). Dia masih junior. Baru keluar dari pendidikan khusus.

Val, punya banyak waktu bekerja di luar dari pada di dalam kantor. Identitasnya adalah rahasia. Oleh karena itu Lucy memintanya untuk melakukan investigasi mandiri, memintai tolong si junior itu menyamar jadi pelayan dan mengintai sang suami.

Bahkan insiden obat yang ia lakukan itu adalah kerja samanya dengan Lucy. Percayalah, segala tingkah Val yang seolah ingin menyatukan Lucy dan River, kepura-puraan Lucy seolah dia lupa ingatan. Itu semua skenario yang sudah di rencanakan mereka sendiri. Segalanya punya maksud dan tujuan.






a Million Dollar Weddding (Spicy-fanfic) Hyunjin YejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang