O4. τέσσερις

60 3 0
                                    

•••

"Hahahaha." Suara terbahak terdengar dari Rai setelah mendengar ucapan Satria. Padahal sedari tadi Rai tidur, mengapa tiba-tiba tertawa?

Di sela menetralkan nafasnya ia langsung mengubah air wajah, dengan tatapan cemas dan wajah khawatir ia mengalihkan pandangan kearah Janu dan Satria secara bergantian. "Ini udah saling bersinggungan, dan itu bener. " Kata Rai lirih.

Janu dan Satria bersitatap, mereka di landa kebingungan akan sikap Satria yang tiba-tiba berubah menjadi serius.

"Lo percaya?" Satria bertanya dengan ragu.

"Percaya."

Janu masih menatap tidak percaya jika seorang Rai, manusia yang selalu di landa kantuk dan hanya memikirkan cara memodifikasi motor, tiba-tiba berbicara percaya perihal multiverse.

"Gini-gini gue juga pinter." Katanya sombong. "Dikit doang sih, " Ia menggaruk tengkuknya, kemudian terdiam.

"Gue kemarin habis pulang sekolah nonton Youtube, terus ada teori Parallel or Multiverse, gitu deh. Gue tonton lah."

Janu mengangkat satu alis. "Lo nonton begituan buat apa? pasti ada yang memicu kan?" Tanyanya.

Rai mengangguk tanpa ragu. "Kemarin pas di sekolah gue bilang kalau laptop gue aneh, kan?"

Satria dan Janu mengangguk menyetujui.

"Laptop gue tiba-tiba keluar kalimat, kalau—"

"Kalau apa?" Setelah itu, Satria berdecak kesal setelah mendengar perkataan Rai yang di gantung.

"Multiverse itu, nyata."

•••

"God, Damn, " Satria berujar, ia memijat pangkal hidungnya setelah mendengar penjelasan dari Rai, tentang adanya dunia banyak atau kata lain ialah Multiverse.

"Jadi? teori dunia parallel ada dua?" Satria masih belum mengerti kalimat demi kalimat yang diucapkan Rai, logikanya tidak sanggup menangkap hal ini.

Sedangkan Janu, ia menyimak dengan sangat apa yang dijelaskan oleh Rai, karena ia juga perlu jawaban akan kejadian yang akhir-akhir ini menimpanya.

Rai mengangguk. "Iya, ada dua. Multiverse bisa dijelasin pake teori Cosmologi, sama teori Quantum. "

"Apa bedanya itu?" Tanya Satria dengan wajah bodoh. Padahal, Satria itu terkenal dengan kecerdasanya di sekolah. Namun mengapa dia sekarang menjadi tiba-tiba tidak mengerti apapun?

Rai menarik nafas dan membuang dengan kasar. "Kocak, gue udah jelasin tadi. Sat!" Ujarnya sedikit berteriak.

Satria menggaruk kepalanya. "Jelasin lagi. Gue baru masuk ke otak kalo dijelasin dua kali." Ia tersenyum menampilkan gigi-giginya.

Rai mengusap wajah, ia akan menjelaskan ulang kepada temannya yang tiba-tiba kapasitas otaknya hanya tinggal 1 GB.
"Yang pertama itu teori Cosmologi. Teori ini berasumsi bahwa semesta itu terjadi karena adanya satu titik yang disebut Singularity. Titik ini lalu terjadi sebuah ledakan, ledakan ini yang membentuk alam semesta. Dan ledakan ini sangat cepat. "

"Secepat apa?"

"Dengan durasi 1 per 1 milyar milyar milyar detik. Lebih cepat dari cahaya."

"Gila." Ujar Janu tiba-tiba.

Rai mengangguk. "Dan titik ini atau yang disebut gelembung semesta, akan terus menerus meledak dan membentuk gelembung semesta. Jadi para ilmuwan percaya, kalau planet yang seperti bumi,  tidak hanya satu. Karena mereka selalu membentuk semesta lain secara terus menerus lebih cepat dari cahaya."

Multiverse (✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang