10. ERLANGGA [TIDAK TERDUGA]

214 14 19
                                    

Jangan lupa vote + komen.
Sekecil apapun jejak yang kalian tinggalkan sangat berarti 👣

Happy Reading!!

••••••••••••••••••••

Hari ini Bella dipaksa oleh Erlan untuk menemaninya meeting bersama salah satu koleganya. Sedari tadi Bella setia merapatkan dirinya pads tubuh Erlan. Entah mengapa ia merasa tidak aman jikan berada diluar.

Namun sikap Bella yang seperti ini membuat Erlan menyukainya. Bella seperti ingin mencari perlindungan padanya, dan dengan senang hati ia akan melindungi gadis kesayangannya ini tanpa diminta.

Mobil Range Rover hitam milik Erlan berhenti di depan kantor koleganya, menandakan bahwa mereka telah sampai tujuan. Mereka turun dari mobil dengan posisi Erlan yang merangkul pinggang Bella menunjukkan tanda kepemilikannya.

"Terlalu tebal" ujar Erlan. Tangannya bergerak mengusap bibir Bella yang dilapisi lipstik berwarna nude

Bella menatap kesal kearah Erlan yang mengusap bibirnya untuk menghilangkan warna lipstik. Padahal ia hanya menggunakannya sedikit, namun Bella memilih untuk diam karena tidak ingin berdebat.

Saat mereka masuk sudah berdiri seorang perempuan berstelan formal yang menunggu. Erlan yakin jika ia adalah seorang sekretaris.

"Selamat pagi tuan. Perkenalkan nama saya Lauren, saya adalah sekretaris pak Leon. Mari saya akan antarkan ke ruangan beliau".

Erlan mengangguk mengikuti langkah sekretaris itu dengan Bella dalam rangkulannya. Tak lupa Devan, tangan kanannya yang mengikuti kemanapun.

Ceklek

"Selamat pagi pak Erlan, silahkan duduk" sapa seorang laki laki berkemeja formal yang duduk di single sofa. Ia tersenyum kecil dan mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh Erlan.

"Selamat pagi juga pak Leon".

Erlan dan Leon mulai berbicara tentang kerja sama yang akan mereka jalani. Namun disela sela perbicangan mereka, Leon terus melirik kearah Bella yang sibuk dengan makanannya.

"Dia calon istriku" beritau Erlan saat menyadari tatapan Leon mengarah kearah Bella. Erlan menahan diri untuk tidak menembak kepala Leon karena sudah terlalu berani menatap miliknya.

Mendengar ucapan Erlan sontak saja kepala Bella tertoleh untuk melihat laki laki disampingnya "laki laki gila! Aku bahkan tidak jadi membuka hatiku padanya" ujar Bella dalam hati.

Leon mengangguk pelan, laki laki itu sedikit berdehem saat ternyata lirikannya pada Bella membuat Erlan salah pahan "maaf pak Erlan, saya hanya sedikit kaget. Tidak biasanya anda mengajak calon istri anda untuk meeting seperti ini".

"Ya, aku akan sering mengajaknya kemanapun saat ini".

Dan setelahnya, mereka mulai membahas mengenai kerjasama yang akan di bangun oleh kedua perusahaan masing masing.

Lama kelamaan Bella mulai bosan mendengarkan dua laki laki yang tidak ia ketahui sedang membahas apa. Bella melirik Devan yang berdiri seperti patung, sesekali Devan mencatat hal hal penting pada ipad nya.

"Erlan" panggil Bella. Tangannya menepuk pelan lengan Erlan.

"Hm?" Sahut Erlan tanpa menoleh sama sekali. Mata Elangnya menatap serius kearah lembar proposal dihadapannya.

"Aku mau ke kamar mandi".

Erlan mengangguk ia melirik kearah Lauren "tolong antarkan calon istriku ke kamar mandi" titahnya yang langsung diangguki oleh orang yang bersangkutan.

ERLANGGA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang