17. ERLANGGA [SAKIT]

177 10 0
                                    

Jangan lupa vote + komen.
Sekecil apapun jejak yang kalian tinggalkan sangat berarti 👣

Happy Reading!!

••••••••••••••••••••

Erlan dan Bella telah kembali ke Indonesia kemarin. Menghabiskan beberapa waktu untuk mengunjungi beberapa tempat yang indah untuk membuat kenangan bersama Bella, juga untu menghadirkan penerus Erlan tentunya.

Sekarang Erlan baru saja menyelesaaikan mandinya. Rambutnya masih sedikit basah dengan bibirnya yang tampak pucat hari ini.

''Bella?'' Laki laki itu sedikit kaget mendapati Bella yang terdududk di tepi ranjang menatap kearahnya saat ia baru saja keluar dari kamar mandi. Bukankah tadi istrinya tertidur?

Erlan berjalan menghampiri. Ia duduk di samping istrinya itu ''kenapa bangun lagi hm? Bukankah tadi kamu sudah tidur sayang?'' Tanya lembut sambil mengusap surai halus istrinya.

Bella diam tidak menjawab, ia hanya menatap Erlan dengan tatapan yang tidak bisa diartikan Erlan maknanya.

Terlebih tangan Bella mengusap rahangnya dan berhenti mengusap bibir bawahnya dengan ibu jari.

Hal itu membuat darah Erlan berdesir, sensasi tangan halus Bella saat menyentuh wajahnya membuat Erlan tersengat gairah.

Laki laki itu mememegang tangan Bella, mengambilnya lalu dibawa untuk dikecup ''what's wrong baby? Kamu menginginkan sesuatu hm?'' Suara Erlan berubah menjadi serak, berusaha menahan gairahnya yang mulai terpancing.

Bella menggeleng, namun kini bulu mata lentiknya tampak bergetar pelan.

Hal itu semakin membuat Elan tidak paham ''kamu sakit dan kamu harus ke rumah sakit'' ujar Bella tiba tiba.

Erlan terdiam tidak mengelak omongan Bella karena apa yang di ucapkan oleh istrinya benar. Apalagi ditambah dengan bibirnya yang memucat. Laki laki itu menganggukan kepalanya menuruti perkataan istrinya.

''Hm, nanti aku akan menghubungi dokter'' laki laki itu mengecup sudut bibir Bella ''sekarang kamu harus tidur, sudah jam dua malam sayang''.

''Jangan nanti, sekarang Erlan. Badanmu panas sekali''.

Erlan terdiam. Jadi istri kecilnya ini sedang mengkhawatirkannya begitu? Ia jadi tertawa di buatnya.

Laki laki itu menarik Bella ke salam pelukannya, mengusap punggung istrinya itu dengan lembut.

Sontak saja Bella membalas dekapan dari laki laki yang berstatus suaminya itu. Air mata Bella terjatuh, entah mengapa wanita itu bersedih saat melihat Erlan sakit.

Melihat Bella menangis gara gara mengkhawatirkan dirinya membuat Erlan tersenyum senang. Ia semakin memperdalam pelukannya pada Bella, menghirup aroma menenangkan dari tubuh istrinya.

Erlan mengecup rambut Bella sebelum melerai pelukan mereka. Ia mengusap pipi istrinya yang dibanjiri oleh air mata.

"Aku senang kamu mengkhawatirkanku" katanya tersenyum, menghadiahi kecupan di sudut bibir Bella.

Bella mendengus pelan. Ia berdiri dan mengambil handphone Erlan di atas nakas. Menelpon dokter pribadi yang biasa merawat suaminya itu.

Setelahnya Bella naik ke ranjang, ia berusaha menarik laki laki itu untuk membenarkan posisinya.

Namun sepertinya dengan sengaja Erlan menahan berat tubuhnya "Erlan ayo berpindah posisi. Jangan begini dokter akan susah mengobatimu!".

Erlan membuka matanya, laki laki itu menatap Bella dengan seringai liciknya "berpindah posisi? Kamu mau women top atau-"

"Erlan!".

Erlan terkekeh pelan "aku sedang sakit sayang, tubuhku terlalu lemah bahkan untuk bergeser".

Bella memandang Erlan sinis. Suaminya itu terlihat biasa saja saat terkena peluru yang menembus kulitnya, tapi apa ini? Ia hanya demam dan berkata tubuhnya lemah?

Menghela nafas pelan, sepertinya Bella harus menghadapi sisi menyebalkan laki laki ini sekarang.

Tanpa berkata apapun Bella berusaha memindahkan tubuh Erlan supaya lebih nyaman. Meskipun rasanya ia sudah kehilangan seluruh tenaganya.

Karena merasa tubuhnya gerah, Bella memutuskan untuk mandi sebentar meninggalkan Erlan yang terlihat anteng di atas ranjang mereka. Rasanya Bella seperti memilik bayi, tapi versi besarnya.

Ia benar benar mengurus Erlan dengan baik sebagai rasa balas budinya karena Erlan sudah mau mengajaknya pergi untuk melihat keindahan dunia luar, dan karena ia sedikit khawatir dengan kondisi suaminya itu.

Saat Bella keluar dari kamar mandi matanya melirik kearah Erlan yang berada di ranjang mereka. Laki laki itu tidak terlihat seperti orang sakit.

Ia justru bermain handphone dengan punggunya yang bersandar pada kepala ranjang. Walau bibirnya terlihat sedikit pucat, tapi laki laki itu terlihat segar bugar jauh dari kata lemah.

"Ehem!" Bella berdehem cukup keras untuk mengalihkan Erlan pada hadphone.

Dan itu berhasil, Erlan langsung berhenti melihat handphone. Matanya langsung tertuju kearah Bella yang berkacak pinggang menatapnya tajam.

"Astaga Erlan! Siapa yang menyuruhmu untuk bermain handphone?! Sini, berikan padaku!" Bella datang menghampiri Erlan. Mulutnya terus mengeluarkan omelan yang membuat Erlan menahan senyumnya.

Erlan masih terdiam tidak menuruti permintaan istrinya.

"Erlangga Keanu Addison, berikan handphonenya padaku" Bella mengadahkan tangannya didepan Erlan dengan memasang ekspresi galaknya.

Menurut, Erlan memberikan handphonenya tanpa berkata apa apa sebab fokus teralih pada tubuh Bella yang hanya berbalut handuk putih juga dengan rambutnya yang di cepol tinggi tinggi.

"Kan tadi aku sudah bilang beristirahat. Kamu tidak mendengar ucapan dokter tadi?".

Kulit Bella terlihat lembab sehabis mandi. Akan sangat sejuk jika bersentuhan langsung dengan kulit halus perempuan itu.

"Tadi katanya kepalamu pusing Erlan. Kalau pusing istirahat Erlan".

Bagaiman jika kulit sejuk itu ia ajak untuk memanas bersamanya?

"Erlan kamu mendengarku tidak?".

Menelusuri kulit halus itu dengan jari jarinya dan mendengar lenguhan memabukkan dari istrinya. Menjerit karena gelobang kenikmatan yang ia berikan.

Bella mendengus "sudahlah aku ak- ahh! " Bella jatuh terduduk saat Erlan menarik tangannya. Laki laki itu lalu memeluk tubuhnya dengan pandangan matanya yang terlihat berbeda. Bella merasakan nafas Erlan memberat membuat ia menelan saliva.

"E-erlan..." dada Bella berdebar debar di buatnya. Belum apa apa ia sudah lemas karena beratatapan dengan Erlan. Belum lagi nafas Erlan yang menerpa lehernya.

"I want you Bella" bisik Erlan serak, menatap Bella kian dalam.

"Kulitmu sangat halus dan sejuk sayang. Aku sangat menyukainya" kian turun tangan Erlan menyusup masuk kedalam handuk Bella dan mengelus tepat di dada istrinya.

"Kita sudah pernah melakukannya di Korea, tapi kali ini aku ingin melakukannya di rumah kita sayang".

Bella yang sedari tadi memejamkan matanya kini kembali terbuka. Nafasnya ikut memberat karena terpancing dengan sentuhan Erlan. Dan semua terjadi begitu saja, dimana ia melenguh pasrah dan menerima percintaan yang diciptakan suaminya.

Dimana ini adalah kali pertama ia merasa rela Erlan menyentuhnya. Tak membatas, tak menolah. Bella benar benar terbuai kali ini.

Erlan menyentuhnya dengan lembut. Seakan ia adalah benda yang mudah hancur jika laki laki itu keras pada tubuhnya.

_____________________

Menang banyak Erlan pas sakit. Katanya pusing tapi giliran ternak kecebong aja gercep😔👊

See you guys

Jangan lupa vote + komennya ya!!

ERLANGGA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang