18. ERLANGGA [SIAPA?]

136 14 0
                                    

Jangan lupa vote + komen.
Sekecil apapun jejak yang kalian tinggalkan sangat berarti 👣

Happy Reading!!

•••••••••••••••••••

Erlan pulang dari kantornya dengan keadaan sedikit larut. Karena banyak yang harus ia selesaikan. Sedikit rasa bersalah hinggap dihatinya karena terlalu lama meninggal istrinya di mansion.

"Sayang?".

Erlan membuka pintu kamarnya hati hati. Ia mengerutkan keningnya saat melihat jika tidak ada Bella didalam.

"Bella?" Lagi, Erlan kembali memanggil istrinya. Namun tidak ada respon membuktikan bahwa perempuan itu benar benar tidak ada didalam kamar.

Erlan meletakkan papper bag berisikan cake yang ia beli untuk Bella sebagai permintaan maaf karena terlalu lama meningglkannya ke kantor. Namun apa sekarang? Bella justru membuatnya marah karena tidak ada di kamar saat ia pulang.

Erlan melirik jam yang melingkar indah di tangannya. Sudah pukul sebelas malam, harusnya Bella sudah tertidur jam segini.

Akhirnya Erlan memilih untuk pergi ke ruang kerjanya yang terhubung dengan kamar mereka. Mungkin saja Bella ada disana sebab hanya ruangan itu yang terhubung dengan kamar.

Dan benar dugaanya, istrinya itu sedang duduk di kursi kerjanya dengan kepala diletakkan di atas buku yang ada dimeja.

Pemandangan itu berhasil membuat Erlan tersenyum. Laki laki itu mendekat kearah istri kecilnya lalu membungkukkan badannya.

"Sayang?" Panggil Erlan lembut sambil mengelus bahu Bella yang tidak tertutupi sempurna karena dress tidur bertali satu yang ia kenakan.

Mata Bella perlahan terbuka kala ia merasakan sentuhan Erlan di bahunya. Ia menatap sosok laki laki yang tersenyum di hadapannya.

"Erlan?" Bella mengangkat kepalanya, duduk dengan sedikit mendongak menatap laki laki itu. "Maaf aku duduk disini. Tadi aku membaca buku disofa tapi tidak nyama, jadi..."

"Jadi?" Erlan menaikkan sebelah alisnya, mengulum senyum gemas melihat ekspresi lucu dari istri kecilnya.

"Jadi aku duduk disini" Bella menundukkan kepalanya, takut jikalau Erlan tiba tiba akan memarahinya.

"Maafkan aku tidak izin padamu. Aku mohon jangan marahi aku ya?" Lanjut wanita itu lagi.

Erlan dia tidak langsung memberikan jawaban atas pertanyaan Bella. Ia hanya terus menatap Bella dengan tenang. Menikmati setiap mahakarnya indah yang tuhan tuangkan dalam paras indah istrinya.

Sangat indah.

Pantas saja ia hatinya langsung jatuh pada Bella saat kala pertama ia menatap matanya.

Namun lain dengan Bella, ia sedikit risau mengingat Erlan tidak menyukai seseorang yang duduk di kursinya tanpa izin. Termasuk dirinya, yang mana harus meminta izin terlebih dahulu untuk melakukan apapun di mansion ini.

"Erlan".

Erlan kembali mengulas senyumnya. Ia mengusap kepala istrinya "it's okay sweetheart, sekarang kursi ini juga milikmu. Semua yang ada disini milikmu".

ERLANGGA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang