13. ERLANGGA [BULAN MADU]

263 13 0
                                    

Jangan lupa vote + komen.
Sekecil apapun jejak yang kalian tinggalkan sangat berarti 👣

Happy Reading!!

••••••••••••••••••

"Semua sudah siap tuan".

Erlan yang sedang membuka emailnya terhenti sejenak setelah mendengar suara Devan "bagus. Gajimu kunaikkan bulan ini" jawab Erlan tanpa menoleh kearah asisten pribadinya itu.

Setelah itu Erlan bangkit dari kursi kerjanya diikuti oleh Devan. Langkahnya berjalan kearah kamarnya, sedangkan Devan berbelok menuju garasi untuk menyiapkan mobil keberangkatan majikan.

"Bella?" Panggil Erlan membuka pintu kamar.

Disana terlihat istrinya yang tengah duduk di meja rias memoles wajah cantiknya dengan make up tipis yang membuatnya semakin terlihat cantik.

"Lihatlah betapa cantiknya dirimu sayang. Aku jadi ingin mengurungmu dikamar kalau begini"" ujar Erlan memeluk dari belakang pinggang Bella dengan sedikit menunduk.

Bella memandang sinis Erlan lewat cermin. Tidak jadi pergi? Sedangkan dia sudah merelakan waktu tidurnya untuk bangun lebih awal dan bersiap siap "jangan bercanda Erlan!".

"Aku serius sayang, aku takut kecantikanmu akan membuat laki laki diluar sana menyukaimu".

Dari pantulan kaca dapat Bella lihat wajah tampan laki laki yang menumpukkan wajah di pundaknya itu tampak begitu sempurna. Pahatan mahakarya yang tuhan ciptakan itu sukses membuat Bella mematung beberapa detik.

Namun sayang sekali, sikapnya menjadi pengurangan dari seorang Erlangga. Sepertinya julukan iblis berwajah tampan cocok dengan Erlan.

Setelah beberapa detik Bella berkata "kamu akan malu jika aku bernampilan seperti gelandangan Erlan".

"Aku tidak akan pernah malu menyangkut apapun tentangmu".

"Berarti urat malumu sudah putus" sahut Bella.

Erlan tertawa mendengar jawaban sarkas istrinya "kita harus pergi sekarang sayang".

Erlan menjauhkan tubuhnya dari Bella, berdiri disamping istrinya itu lalu menarik tangan Bella lembut agar perempuan itu berdiri dari kursi riasnya.

Keduanya berjalan beriringan keluar mansion, menuruni tangga dengan tangan Erlan yang melingkar indah di pinggang istrinya.

Pintu utama mansion dibuka oleh pelayan, mempersilahkan sang majika untuk melewatinya. Juga mobil yang sudah siap menyambut mereka masuk kedalamnnya. Membawa sepasang suami istri itu ketempat tujuan.

Devan melajukan mobil Range Rover itu menuju bandara dengan kecepatan sedang. Hingga beberapa menit kemudian mereka sampai disana.

Erlan menarik tangan Bella untuk memasuki privat jet miliknya. Sedangkan Devan mengurus keberangkatan mereka.

"Semua sudah selesai tuan, kita siap untuk lepas landas" ujar Devan.

Erlan mengangguk mengibaskan tangannya pada Devan untuk memberitaukan pilot.

"Aku mengantuk Erlan" sahut Bella saat merasakan pesawat sudah mulai terbang di udara.

ERLANGGA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang