5

729 54 2
                                    

Kini Gracia tengah duduk disofa kamar hotel dan melihat Feni yang telaten mengemasi koper nya

Sebenarnya Gracia ingin kembali kerumah Shani namun Feni merengek minta ditemani tidur hari ini

FENI POV

Aku yang semula nya fokus pada koper nya kini beralih memandang Gracia yang sedari tadi juga memandang ku "Apa?" tanya ku sembari mendekat ke arah nya dan duduk di pangkuan nya "Aku tau kok kalau aku ini cantik! gausah di liatin kayak gitu juga" ucapan ku berhasil membuat Gracia terkekeh

Dia tersenyun dan mengelus pelan rambut panjang ku yang tergerai di punggung polos ku karena hanya tengah memakai baju crop top
(Semakin crop semakin top)

"Kamu cocok kalau rambut panjang kayak gini'' ucap Gracia tiba-tiba menyelipkan anak rambut di telinga ku dan mendekat kan wajah nya ke telinga ku lalu di gigit nya "emhh" aku susah payah menahan erangan padahal hanya di perlakukan seperti ini

"Udah berapa cowok main sama kamu di sana?" bisik Gracia membuat tubuh ku merinding lalu ia menjauhkan wajah nya dari telinga ku sedang menunggu jawaban dari ku

Aku sedikit gugup dan ragu untuk menjawab "Cuman dua kali" ucap ku gemetar karena Gracia mencengkram keras pantat ku "Shhh itu juga pas aku mabuk, aku ben--Emphhh'' ucapan ku terpotong oleh penyatuan bibir yang dilakukan oleh Gracia

Aku tentu menyambut nya dengan baik, decakan yang nyaring memenuhi kamar hotel ku membuat gairah panas semakin membara

"Enak main sama mereka?" tanya Gracia ketika memutuskan ciuman kami, aku hanya menggelengkan kepala ku dan kembali menyatukan kembali ciuman kami dengan penuh nafsu

Aku hanya membalas setiap lumatan yang ia berikan sambil menarik-narik rambut nya karena menahan erangan sedari tadi "Jangan setengah-setengah sayang, tuntasin ahhh" ucapan ku terpotong karena tiba-tiba jari jemari Gracia mengelus vagina ku yang masih di lapisi celana pendek

Aku yang sudah kepalang nafsu sedari tadi memilih untuk berdiri dan menarik Gracia ke atas kasur kamar hotel tersebut

"Lama main nya" ucap ku lalu langsung melumat bibir Gracia sembari membuat nya merebahkan diri di atas kasur, tangan ku tidak tinggal diam kini ia sudah telanjang dada kubuat

Insting mendominasi ku tiba-tiba muncul kembali, melihat gundukan yang terbengkalai aku langsung melahap nya seperti bayi kehausan "shhh ahhh f-fennnnn" erang nya ketika merasakan emutan ku semakin keras, tangan ku mulai menarik pelan celana kulot yang ia pakai hingga tersisa celana dalam yang melekat pada tubuh nya

Aku meremas payudara kanan nya yang pas pada tangan ku "Kayak nya yang sering main kamu deh, makin gede loh ini" ucap ku diselingi remasan yang makin ke keras kan "Ahhh udah fen, gakuattt" teriak Gracia mencoba mendorong tangan ku dari payudara nya

"Belum juga mulai" ucap ku yang langsung beralih ke bawah nya, CD nya pun ku ku lepas namun sedikit susah hingga akhirnya aku memilih untuk merobek nya saja agar lebih mudah di lepas

"Udah basah aja sayang" aku mengelus bibir vagina nya tersebut dengan lembut membuat nya menggeliat kegelian karena sentuhan ku "Kenapa hmmm?" tanya ku mempermainkan nya tapi dia berusaha menutup rapat mulut nya

"Kamu mau apa Gre? bilang sama aku" ucap ku menggoda nya dengan terus mengelus sensual klitoris nya "Fen please shhhh" aku semakin melambat kan sentuhan tangan ku, tiba-tiba aku merasa dorongan dikepala ku membuat wajah ku dengan sempurna menyentuh vagina nya

Aku mengalah dan mulai menjilati Vagina nya dengan lidah ku "Shhhh ahhhh" terdengar desahan Gracia di iringi tangan nya setia mendorong kepala ku semakin masuk ke selangkangan nya

Slurppp slurpppp

"Ahhhh y-ahhh disituhhhh shhhh sayanggg" racau nya menjambak rambut ku "Gakuatttt fennnnn" semakin ku kuat kan jilatan ku karena merasa dia akan segera orgasme, tangan ku menahan paha nya yang memberontak karena akan tuntas

"Aku shh a-akuu keluarrr" teriak Gracia dengan tubuh nya yang bergetar, cairan orgasme membanjiri mulut segera ku hisap dengan kuat "Ahhh sayang stop" ucap nya semakin menjambak rambut ku

Aku segera bangun dan merangkak menuju ke atas lalu mencium nya, membiarkan air liur bercampur cairan orgasme nya sendiri ia rasakan
"Enak banget sayang" ucap ku mengelus anak rambut nya yang penuh keringat

Gracia masih mencoba mengatur nafas nya, aku yang belum puas kembali mencium nya lalu turun ke leher jenjang nya tersebut meninggal banyak tanda kemerahan yang akan susah hilang tersebut "Jangan ahhh di leher sayangggg" ucap nya namun tak kuhiraukan

aku semakin turun kebagian payudara nya tapi hanya memandang nya dengan mata penuh kagum dan nafsu, tanpa sadar tangan nya menarik kepala ku untuk mencicipi choco chips milik nya "Ahhhhhh" desah nya ketika aku mengeraskan hisapan ku

Drttttt drtttttt

Aku sadar dengan nada dering yang mungkin dari handphone Gracia dan ingin menghiraukan nya namun tiba-tiba Gracia mendorong ku membuat aktivitas menjadi terhenti

Dia langsung mengambil handphone nya yang berada di nakas lalu langsung menatap ku "Hallo ci" 2 kata yang membuat ku tiba-tiba bad mood

Gracia sadar dengan perubahan ku langsung menarik ku dalam pelukan nya "Kenapa hmmm" ucap nya setelah itu mengecup pelan bibir ku tapi dengan handphone nya di jauhkan nya sedikit

Aku hanya menggeleng dan menenggelamkan kepala ku di belahan payudara nya yang menggantung tanpa mau mendengar apa yang ia bicaran di telfon tersebut

Setengah tertidur aku merasa seperti ada tangan yang menepuk bahu ku "Sayangg" aku langsung tersentak dan terduduk "hmmm" gumam ku yang setengah sadar "Aku mau kerumah sakit dulu" ucap nya langsung bergegas berdiri dan mengambil baju nya yang berserakan

"Hah??" Timpal ku menyusul berdiri "Ngapain lagi sih?" lanjut ku dengan nada kesal "Cici minta tolong ambilin baju ganti dia" ujar nya sembari memakai satu persatu baju nya

"Again? Bisa ga sih kalau lagi sama aku ya fokus ke aku aja Gre? Kita udah lama ga ketemu loh tapi kam- hmphhh" ucapan ku terhenti karena ciuman yang kembali terjadi

"Udah? Aku mau pergi dulu, nanti pagi aku kesini lagi" ucap nya merapikan diri di depan cermin setelah memutuskan ciuman yang barusan terjadi

"Aku ikut!" Teriak ku menarik tangan nya "No, tetap disini"

Takdir (Shani Muthe)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang