7

851 72 12
                                    

Rintik-rintik hujan mulai turun membasahi yang ada di bawah nya

Hari ini dirumah sakit seperti biasanya dokter dan para perawat sedang mengurus pasien nya masing-masing

"Yaaa kaki kanan lagi, pelan-pelan" ucap seorang perawat wanita kepada gadis berponi tersebut "Arhgg sakitttt" erang gadis tersebut menahan rasa sakit yang membuat perawat tersebut memberhentikan gerak badan gadis tersebut

"Mutheee" teriak seorang wanita yang sedari tadi memperhatikan nya tersebut mulai mendekat "Gapapa kok mba, beberapa saraf nya masih kaku jadi terkadang nyeri" ucap perawat tersebut "Muthe mau udah?" ucap wanita tersebut menawarkan

"Cici, Muthe masih kuat kokkk" ucap Muthe dengan lembut menggenggam tangan Shani, yang lebih dewasa pun hanya bisa diam kikuk karena ia merasa Muthe memang bisa melakukan

Akhirnya terapi dan perawatan terus dilakukan hingga 15 menit berlalu

Shani yang baru saja keluar dari toilet segera berlari kecil ke arah Muthe yang sudah duduk di kursi roda nya dan ia segera mengambil handuk kecil

"Sini cici elapin keringat nya'' ucap Shani dengan lembut mengelap wajah dan leher Muthe dengan handuk tersebut "Cici laperrr" ucap Muthe malu-malu dan membuat wanita dengan lesung pipi tersebut tersenyum

"Tadi mama nya Cici nitip makanan buat Muthe loh" ucap Shani sembari mendorong Muthe keluar dari ruangan terapi tersebut "Beneran? baikk banget" ucap Muthe dengan girang

Akhirnya Shani mendorong Muthe dengan kursi roda nya menuju ke ruang inap Muthe "Kak Gitaaaa" teriak Muthe ketika baru saja memasuki ruangan tersebut

"Udah selesai?" tanya Gita berjalan menuju Muthe lalu berjongkok didepan adik nya tersebut "Udah kak, tapi sakittt sebentar disini" tunjuk Muthe di bagian betis nya

"Hebat banget adek kesayangan kakak bisa kuat" ucap Gita lembut "Tapi adek gakuat laparrrr" kini Muthe menunjukkan ekspresi murung

Sedangkan Gita melirik Shani yang berada di meja dekat sofa sedang mengeluarkan beberapa makanan dari box "Ituuu" ucap Gita berbisik melirik ke arah Shani dan Muthe pun tersenyum

"Gita, siniii" ucap Shani tersebut dan masih telaten membuka makanan tersebut "Wawww ada cikin" ucap Muthe kegirangan "Muthe suka ayam?" tanya Shani lalu di angguki oleh Muthe "Mau apa lagi?" tanya Shani kembali lalu Muthe menunjuk beberapa lauk yang ingin ia makan

"Suapinnn" rengek Muthe, baru saja ingin menyupai Muthe terlebih dahulu tangan Shani di hentikan oleh Gita "Aku aja, kamu makan aja sih kan dari pagi udah capek jagain Muthe" ucap Gita mengambil piring di tangan Shani

Akhirnya kakak nya sendiri lah yang menyuapi adik nya tersebut dengan Shani yang ikut makan di piring nya

Drttt drttttt drtttt

Dering telfon berbunyi membuat saling pandang satu sama lain, Gita yang menyadari bahwa handphone nya yang berdering langsung mengambil handphone nya "Bentar ya" ucap nya langsung keluar dari ruangan

"Cici suapinnn" rengek Muthe karena piring nya menjauh dari dirinya, mendengar itu pun Shani tersebut dan mendekat lalu menyuapi Muthe dengan tenang "onyam no onok" ucap Muthe dengan mulut makanan

"Ishh telen dulu!" ucap Shani memberi segelas air kepada Muthe "Minum dulu" dan Muthe pun langsung menuruti nya "Hehe, ayam nya enak cii" ucap Muthe kembali, mendengar itu Shani hanya mengangguk dan tersenyum

Sesekali mata Shani tertuju kepada Gita yang terlihat dari jendela bahwa wajah nya sangat panik entah kenapa tapi ia memilih untuk berdiam diri hingga beberapa saat Gita masuk dengan wajah sedikit gusar

Gita melihat kedekatan Shani dan Muthe yang 2 hari ini semakin dekat, terlintas di fikiran nya kenapa Shani begitu menyukai adik nya selama 2 tahun ini padahal mereka baru saja bertemu namun lamunan nya pecah ketika "Gita?!"

Gita sontak menoleh ke arah suara, Shani memanggil nya dengan heran ''Kenapa? ada sesuatu?" tanya Shani sambil menyuapi Muthe, Gita pun mendekat dan duduk didepan mereka

"Tentang yang kita bahas tadi pagi, kata Eli masih belum dapat sama sekali" ucap Gita memijat pelipis nya, mendengar itu Shani itu tidak tenang dan menatap Muthe lekat yang masih menguyah tersebut

"Pasti dapet kok, yakin aja sama aku" ucap Shani tersebut tipis dan kembali menyuapi Muthe kembali "Belum dapet apa kak?" tanya Muthe yang tadi mendengar percakapan mereka

"Rahasia" ucap Shani tiba-tiba karena melihat Gita yang terdiam mencoba mencari jawaban untuk pertanyaan Muthe "ishhh main rahasia-rahasia an, ga suka yaaa" rengek Muthe lalu di cubit lembut hidung nya oleh Shani

"Kakkk" panggil Muthe mengarah ke sang kakak "Kenapa sayang?" jawab Gita sembari menunggu adik nya tersebut berbicara "Muthe mau sekolah" ucap Muthe ragu-ragu

"Kamu tau kan kalau semua temen-temen kamu tuh udah lulus? bahkan adik tingkat kamu aja sekarang kelas 12 loh, homeschooling aja yaa?" jelas Gita kembali karena ini sudah ke 2x nya Muthe meminta untuk kembali masuk sekolah

Mendengar itu Muthe kembali murung, Shani dan Gita hanya bertatapan karena bingung dengan situasi ini

Shani yang sebenarnya sedih namun dia juga setuju dengan Gita apalagi dengan kondisi Muthe yang tidak memungkinkan untuk segera kembali masuk sekolah seperti dulu

"Mana Muthe yang aku denger paling ceria sedunia?" Shani meraih dagu Muthe agar menegakan kepala nya lalu mendekat kan wajah mereka "Ehhhh mau ngapain" teriak Gita menarik bahu Muthe "Mau bisikin juga git!" jawab Shani terkekeh lalu di lepaskan oleh Gita

"Yang harus Muthe dan kita fikirin sekarang itu kesembuhan Muthe! kalau buat sekolah nanti Cici janji buat bujuk kak Gita yaa, Muthe janji sama Cici buat sembuh?" Shani mengulurkan jadi keliling nya

Muthe yang mendengar bisikan dari Shani terdiam sebentar dan menatap jari kelingking yang berada di depan nya lalu menyatukan jari kelingking mereka sebagai janji "Cici juga harus janji sama Muthe, kalau bakal nemenin Muthe biar cepet sembuh yaa?" ucap Muthe pelan

"Cici janji!"




























Sorry pendek

Kayak badan temen gw haha

Takdir (Shani Muthe)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang