20

422 37 1
                                    


Kini Muthe sudah berada di rumah setelah di antar Christy pagi hari tadi, ia berusaha bersikap normal walaupun dibagian bawah nya cukup sakit karena perlakuan Shani yang cukup kasar

"Muthe, udah makan?" tanya Gita menatap Muthe yang tengah duduk di sofa ruang tamu "Udah kok diluar tadi" jawab gadis tersebut "Yaudah kakak pergi dulu ya, jaga rumah" ucap Gita langsung berlalu pergi

Kini tinggal ia sendiri dirumah dengan kebosanan nya, ia memilih menonton tv hingga siang hari tanpa membuka ponsel nya yang ternyata Shani terus menelfon nya dari satu jam yang lalu

Namun fokus nya tidak hanya kesitu, nomor WhatsApp seseorang yang sudah lama tidak aktif dan tak bisa dihubungi kini memberi pesan pada nya

My Jess💗

-Hi Mumu

Gadis tersebut hanya bisa terdiam menatap layar ponsel nya yang menampilkan Jessi menelfon diri nya

Dengan ragu ia mengangkat telfon tersebut "Akhir nya, Muthe kamu dirumah?" tanya Jessi disambungan telfon "Muthe? aku didepan" mendengar itu, gadis tersebut langsung berlari menuju teras rumah

Benar saja, seorang gadis berdiri di depan gerbang nya dengan memegang sebuah buket bunga lily pink dan tersenyum tipis ke arah Muthe lalu berjalan masuk ke halaman rumah

Kini mereka saling berhadapan dengan jarak tak sampai satu meter

"Apa kabar?" tanya Jessi, namun Muthe hanya diam tanpa menjawab "Maaf aku ga sempet datang saat kamu koma, di kabarin seseorang itu pun" ucap nya

"Aku gatau gimana perasaan kamu ke aku sekarang, tapi aku masih sama seperti dulu. Aku harap kamu punya waktu untuk aku cerita semua nya, tapi sekarang aku pergi dulu ya" ungkap nya

"Aku sama Freya, dia di depan buat anterin aku kesini diam-diam. See you Mumu" ucap Jessi menyerahkan buket bunga kesukaan gadis tersebut lalu bergegas melangkah kan kaki nya keluar rumah

Tak lama terlihat sebuah mobil melewati depan gerbang nya dengan satu klakson, gadis tersebut masih membeku tak percaya. Kepergian nya 2 tahun lalu yang tanpa alasan itu membuat nya terluka, setiap malam ia menangis meratapi apa sebenarnya kesalahan dirinya hingga membuat Jessi meninggalkan nya tanpa alasan seperti itu

Tanpa sadar air mata nya kini sudah membasahi kedua pipi nya, mata nya menatap bunga tersebut. Muthe teringat saat dulu Jessi sering memberinya bunga tersebut, kerinduan menumpuk untuk seorang dari masa lalu nya namun rasa sakit yang sama besar nya

Ia masuk kedalam kamar nya dengan melemparkan bunga tersebut ke sofa lalu lanjut menangis di kasur nya hingga sore hari terbangun setelah lelah menangis tadi. Mata nya kini tertuju pada sebuah diary pink milik Jessi yang hanya berisikan tentang diri nya, bayang-bayang wanita tersebut terus mengahantui nya beberapa jam ini hingga melupakan Shani

''Kenapa kamu datang sekarang sih?'' gumam Muthe


*****


Shani yang merasa hari nya aman-aman saja dibuat dongkol saat Michael datang ke apartemen nya bersama orang tua Shani, ia kembali berdebat dan keputusan orang tua nya sudah bulat akan memberangkat kan nya lusa ke eropa untuk menetap agar tidak bersama wanita yang dibicarakan oleh Shani kemarin

Menurut sang ayah ini akan mudah dengan membuat Shani dan Michael hidup satu kota di negara orang, mungkin benih-benih cinta akan tumbuh dan Shani mau merubah identitas dan kelamin nya seperti kemauan kedua orang tua nya

''Kalau kamu terus nolak, ayah akan cari wanita tersebut dan membuat hidup nya hancur didepan mata kamu. Jika bisa akan ayah bunuh'' ucap Indra mengancam. Mendengar itu membuat Shani sedikit ciut, karena ketika ayah nya berbicara seperti itu ia tidak akan bercanda dengan ucapan nya ''Beri Shani waktu'' ucap nya

''Tentu untuk membuka hati, tapi untuk kepergian kamu tidak bisa di ganggu gugat'' tegas Indra lalu pergi bersama sang istri keluar meninggalkan mereka bertiga, ia sengaja menyuruh laki-laki tersebut tinggal dan menyuruh Gracia pergi dulu namun wanita tersebut beralasan menunggu teman nya menjemput

Shani hanya memijit pelipis mata nya dengan menatap sinis Michael yang tersenyum ke arah Gracia, ia tau mata buaya itu memperhatikan Gracia yang hanya memakai bra sport milik nya di tutupi cardigan yang terkadang terbuka seperti sekarang ''Jauhin mata bangsat kamu dari adik aku, sialan lo'' teriak Shani menutupi dada Gracia menggunakan bantal

''Apa?'' tanya Michael seolah tak mengerti ''Eh boti, gausah songong lo'' celetuk Gracia kesal melihat wajah laki-laki angkuh tersebut ''Aku tau maksud keluarga kalian maau menikah kan laki-laki gay kayak kamu bersama saya'' ungkap Shani

''Saya merasa terhina loh anda panggil gay terus'' ucap Michael ''Lo kan boti HAHA'' ejek Gracia dengan tawa menggelegar nya ''Sampai kapan pun ga bakal gua mau sama lo, ga selera sama kontol kecil sorry. Saya selera nya lapis legit'' cela Shani

{MAU ADEGAN 21+ SEBELUM SHANI PERGI? SAWERIA DULU YA SAYANG}

''Cewe ga normal kek kamu bisa punya yang gede dari saya? ga mungkin lah'' ungkap laki-laki tersebut ''Kalau ga gede mana mungkin gua betah disini berhari-hari demi dapat ini'' Gracia langsung memegang gundukan di celana Shani, wanita tersebut sedikit kaget namum membiarkan nya saja

''Mending lo pergi deh, tadi aku belum sempet keluar gara-gara kalian kesini'' ucap Shani

Mendengar itu membuat Michael cukup geram dan langsung pergi keluar unit apartemen tersebut dengan keadaan hati dongkol

''Gre astaga demen banget'' Shani menggeser tangan Gracia dari milik nya ''Ayo ci aku bantu keluarin'' goda Gracia. Melihat itu, Shani langsung melempar bantal ke muka wanita tersebut dan kembali ke dapur untuk makan ''Mandi sana kita kerumah Gita malam ini''

''Emang masih diterima?'' ejek Gracia membuat Shani menatap nya tajam ''Orang dia sendiri nyuruh tapi harus ada temen, gaboleh berduaan sama Muthe'' ungkap Shani

''Ribet urusan nya sekarang, aku titip dia ya Ge'' ucap Shani langsung di angguki oleh Gracia ''Tenang aja ci, selagi uang lancar jadi asisten Muthe pun aku siap'' ucap nya 

''Aku bakal cari cara buat bisa terlepas dari ini semua''-SHN




MALAM SAYANG, JANGAN LUPA SUPPORT AUTHOR DENGAN SAWERIA YA

ENJOY THE STORY LOVE

Takdir (Shani Muthe)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang