[WARNING 21+]
Hari ini cukup menguras energi Shani, dari Gita yang sangat kecewa pada diri nya dan pertengkaran dengan orang tua nya. Ia melepas blazer abu-abu milik nya tersebut dan melemparkan nya di lantai
Ia memijat pelan pelipis mata nya dengan bersandar di sofa kamar nya, mata nya tertuju pada box yang berisi wiski pemberian Krisna
Shani mengambil gelas khusus nya di laci dan meletakan kedua benda terbuat dari kaca di atas meja kecil nya "Udah lama ga minum juga, gapapa lah" gumam nya sebelum meminum nya
"Lagian adek lo ga sepolos itu juga" ucap nya meluapkan kekesalannya "Kalau si Jessi itu cowo, sama aja dia yang ngambil perawan adek lo bukan gua bangsat" teriak nya melempar gelas tersebut ke tempat buku-buku di kiri nya
Ia langsung menengguk wiski tersebut langsung dari botol tersebut
"Kalau ada apa-apa telfon ya" ucap Gita menurunkan Muthe didepan rumah Christy "Iya kak, Muthe masuk ya" Muthe langsung berlari masuk ke pekarangan rumah teman nya
Christy langsung menarik nya bersembunyi di balik pagar sampai mobil Gita pergi "Bagus, ayo" mereka pun berlari ke mobil yang terparkir tak jauh dari rumah gadis tersebut
"Hey, sorry lama" ucap Christy kepada Raisha yang ada di kursi kemudi "Your friend?" tanya Raisha menatap Muthe duduk di samping Christy
"Menurut kamu aja deh, mana mungkin tiba-tiba aku bawa orang random" cela Christy melempar tisu ke Raisha "Anterin dia dulu ya, ke apart kakak nya" lanjut nya
Sesampainya di gedung apartemen Shani, Muthe langsung turun "Gamau aku anter sampe atas?" tanya Christy
"Gapapa, aku cuman mau ngecek ci Shani takut dia kenapa-kenapa" ucap Muthe melambaikan tangan sebelum mempercepat langkah nya karena takut di lihat oleh orang lain
Kini dia berdiri di depan pintu tersebut, walau ia sudah memiliki kartu dan pin unit tersebut ia memilih untuk mengetuk saja dari pada menerobos masuk
Cukup lama ia berdiri hingga memutuskan masuk sendiri saja, kondisi apart nya remang-remang membuat ia tak yakin apakah ada Shani didalam nya
Saat ia ingin mencek kamar Shani, wanita tersebut sudah berdiri di ambang pintu menatap Muthe dengan tajam
"Di chat bilang nya tiga puluh menit lagi sampe, keren ya wanita bayaran dari bunda Clara" ucap Shani tersebut, Muthe hanya terdiam sembari mencoba menyimak arah ucapan Shani
"Sini layani saya" ucap Shani masuk, namun gadis tersebut masih diam di tempat "Saya sudah kirim uang, kenapa diam?!" bentak Shani dengan mata sayu nya "Ci, ini Muthe" ucap gadis tersebut
Shani terdiam beberapa saat dan mendekat, ia memperhatikan dari atas ke bawah dan baru tersadar ini adalah gadis yang ia tiduri tadi malam
"Ngapain? hamil? saya gamau tanggung jawab, kata kakak kamu dia gamau kan kamu sama saya" cibir Shani, namun Muthe tak memperdulikan omongan itu karena sadar bahwa Shani tengah mabuk saat ini
"Aku cum-AKHHHHH"
Shani langsung mencekik leher gadis tersebut dan mendorong nya hingga menabrak tembok dengan keras
"Kenapa datang? tadi aja kamu diem pas Gita marahin aku" tutur Shani mengencangkan cekikan nya. Wanita tersebut melepas cekikan tersebut dan menarik Muthe ke ruang tamu lalu melemparkan nya ke lantai
"Gita bilang aku merkosa kamu kan? kau tunjukin kalau aku bakal perkosa kamu" ucap Shani dengan senyum tipis nya
"Ci jangan ci, masih sakit" Muthe menggeleng-gelengkan kepalanya dan mendorong Shani yang semakin dekat dengan nya "DIAM" Shani menjambak rambut gadis tersebut
Dengan cepat Shani langsung melucuti seluruh pakaian gadis 17 tahun tersebut hingga benar-benar telanjang ''Buka" perintah Shani berdiri didepan Muthe untuk membuka celana nya
"Cepet! atau saya tampar kamu" ancam Shani, gadis tersebut dengan sedikit ketakutan membuka celana Shani hingga memperlihatkan benda kesukaan nya jika Shani sedang lembut
Ia menatap Shani "Kenapa diem? buka nya suka? cepet'' bentak Shani menarik kepala Muthe mendekat ke penis nya yang masih belum mengacung sempurna, gadis tersebut langsung memainkan penis tersebut dengan tangan dan mulut nya
Merasa kurang pas, Shani menarik rambut Muthe dan mendorong nya agar penis tersebut penuh didalam mulut gadis tersebut. Tak perduli jika Muthe tersiksa karena itu bahkan kesusahan bernafas
"Ahhhh mulut kamu enak baby"
"Gak kalah enak kayak memek kamu"
Shani ikut memaju mundur kan pinggul nya hingga merasakan akan segera orgasme saat itu juga hanya dengan oralan dari Muthe
"Ahhhh sayang"
Ia mendiam kan penis nya didalam mulut Muthe dan menekan nya agar gadis tersebut langsung menelan nya, dagu Muthe di tarik oleh nya "Buka" perintah nya agar mulut gadis tersebut dibuka "Good girl" gumam nya saat melihat mulut nya sudah kosong
Shani mengambil bantal di atas sofa dan meletakan nya lantai "Nungging cepet, kepala kamu di bantal" perintah Shani tanpa sabar
Ia langsung menyamakan tinggi nya dengan bokong Muthe, Shani meludahi vagina Muthe yang terlihat jelas dengan posisi seperti ini lalu menjilati nya "Ahhh Cici" desah Muthe
PLAK PLAK
Shani menampar bokong Muthe "Daddy, kamu harus inget itu sayang" ucap Shani mulai menggesek-gesekkan batang penisnya ke kemaluan gadis tersebut
Ia langsung memasukan penis nya ke lubang vagina Muthe yang belum terlalu basah tersebut "Ahhh Daddy slowly please" erang Muthe karena Shani langsing menggempur nya dengan kecepatan penuh
"Enak kan ahhhh" Shani terus menampar bokong gadis tersebut terus menerus "Enakan Daddy atau Jessi huh?" tanya Shani menarik rambut Muthe
"Jawab pelacur'' desak Shani semakin menarik rambut "Ahhh eunggg Daddy" jawab Muthe dengan nafas yang tak teratur "Iya lah, emang dia punya kontol?" cela Shani sebelum orgasme sekali lagi di dalam vagina Muthe
Ia menatap cairan putih campuran sperma dan cairan milik Muthe yang menetes ke lantai saat ia mencabut penis nya. Muthe yang kelelahan hanya menurunkan bokong nya dan berbaring disitu tanpa memperdulikan Shani
Sedangkan Shani menatap kosong ke arah depan sebelum ambruk di samping
Muthe kaget karena suara keras tersebut, ia melihat Shani yang sudah terbaring dengan darah di dahi nya karena kepala nya menghantam meja
Jangan lupa saweria di bio agar rajin update ya💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir (Shani Muthe)
Fantasy"Aku disini selalu menunggu mu" -Shani Indira Natio