"BENERAN KAK? CI?'' ucap histeris gadis tersebut kepada dua orang didepan nya "Kamu senang kan?" ucap Shani kepada gadis berponi tersebut
"Aaaaaaa makasihhh" ucap Muthe memeluk Shani begitu erat "Muthe ga sabar buat masuk sekolah lagi, yeayyyyy" teriak gadis tersebut kembali
"Udah teriak-teriak nya, sana mandi biar bisa belanja sama Cici nya" ucap Gita lembut kepada Muthe "Siap bos" ucap Muthe langsung bergegas ke kamar nya
Kini Muthe sudah di perbolehkan untuk pulang, sudah sekitar 1 Minggu dia berada di rumah dan hanya seseorang kerumah sakit untuk mengambil obat
"Git" panggil Shani ketika melihat Gita melamun "hmmm?" gumam Gita menatap Shani
"Gimana soal Eli?" tanya Shani ikut duduk di samping Gita "Aku belum siap ngomong sama dia, aku belum siap denger jawaban dia Shan! aku takut dia gasuka" ucap Gita dengan suara sedikit bergetar
"Kamu belum denger Eli kemarin mau ngomong apa kan? coba deh ajak dia ngobrol dulu" ucap Shani "Udah lah Shan" balas Gita dengan cuek lalu langsung beranjak ke dalam kamar nya
"Kak Gita mana ci?" tanya Muthe yang baru saja keluar selesai siap-siap "Istirahat ke kamar cantikkk" ucap Shani tersebut
"Iii maluu" ucap Muthe dengan suara kecil sembari menutup wajah nya "Kenapa malu? kan emang bener cantik" ucap Shani memegang kedua tangan gadis tersebut "Ayo turunin tangan nya, Cici mau liat kecantikan nya Muthe nya Cici" ucap Shani membuat Muthe menurunkan kedua tangan nya dengan malu-malu
"Ihhh Cici, ayo ke berangkat" rengek Muthe salah tingkah "Kayak kepiting rebus muka kamu, merahhh banget" ucapan Shani membuat Muthe semakin salah tingkah dibuat nya
"Ishhh Ciciiii" Muthe langsung berlari kecil menuju pintu keluar di ikuti oleh Shani
Mereka memutuskan untuk belanja perlengkapan sekolah di mall agar sekalian belanja yang lain
Cukup sulit bagi Shani mengurus anak 17 tahun ini, 2 jam mereka habiskan untuk membeli keperluan sekolah Muthe karena 2 Minggu lagi Muthe akan mulai masuk sekolah
"Temen-temen Muthe udah pada lulus, sebenarnya Muthe masih belum terima kenyataan ini ci" ucap Muthe dengan wajah murung nya
"Udah gausah sedih terus kan ada Christy, nanti juga pasti Muthe dapet temen baru yang penting gausah pacar-pacaran ya? Cici ga izinin Muthe buat pacaran sama orang lain ngerti?" jelas Shani
"Tapi Muthe juga mau pacaran" ucap Muthe pelan "Kalau mau ya pacaran nya sama Cici" ucap Shani membuat Muthe terkekeh "Cici bisa aja, iya iya Muthe ga bakal pacaran" ucap Muthe dengan lembut
Shani hanya tersenyum menatap gadis di samping nya sedang menatap jendela mobil yang terdapat rintik-rintik hujan berjatuhan membasahi mobil nya
"Ujan ci" ucap Muthe "Kamu mau ikut kerumah temen Cici ga?'' tanya Shani tanpa mengalihkan pandangan nya dari jalan raya ''Kerumah siapa ci?'' tanya muthe dengan penasaran
'Yang sering nemenin cici kalau jagain Muthe dirumah sakit'' jelas Shani kepada Muthe dengan tatapan lembut dan senyum di ujung bibir nya ''Okee Muthe mau ikut ci'' ucap Muthe dengan semangat
Shani pun melajukan mobil nya ke arah rumah teman yang dibilangnya kepada Muthe tadi, hingga akhirnya 25 menit kemudian barulah mobil Shani berhenti dan terparkir di depan sebuah rumah modern yang ada di komplek Jakarta
Namun gadis yang berada disamping nya sedari tadi telah terlelap terbawa arus dalam mimpi nya sendiri karena kelelahan setelah mencari perlengkapan sekolah nya di mall tadi, Shani hanya menatap lekat empu gadis tersebut dengan wajah nya yang begitu damai ''Mumu bangun, udah sampe nih'' ucap nya sambil menggoyangkan badan gadis tersebut dengan lembut
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir (Shani Muthe)
Fantasy"Aku disini selalu menunggu mu" -Shani Indira Natio