16

425 44 4
                                    

Malam yang membuat kisah perjalanan cinta kedua nya mulai terbuka, Shani tentu harus bertanggung jawab mau Muthe hamil atau pun tidak

Ia sedang memikirkan cara ia memberitahu Gita jika dia telah mengambil keperawanan adik nya

Dengan perlahan, Shani melepaskan pelukan Muthe dan membersihkan diri didalam kamar mandi. Muthe terbangun saat merasakan sosok yang ia peluk sudah tidak ada dalam pelukan nya

"Cici?" panggil nya melihat sekitar yang gelap karena lampu dikamar tersebut dimatikan oleh Shani, ia mendengar gemerak air di kamar mandi

Tak lama Shani keluar dan sedikit kaget melihat Muthe yang tiba-tiba sudah duduk dengan memegang selimut nya se dada "Cici" panggil Muthe

"What wrong baby?" Shani segera mendekat dan menghidup kan lampu kamar "Mau pipis ci" jawab Muthe dengan wajah cemberut nya

"Ayo" Shani langsung memegang Muthe dan menarik nya pelan "Emhhh, masih sakit" gumam nya pelan. Mendengar itu, Shani langsung menggendong Muthe yang masih telanjang menuju kamar mandi "Mandi sekalian ya" tutur Shani

Shani mengecup singkat bibir Muthe sebelum meninggalkan kan gadis tersebut di kamar mandi, ia menatap kasur nya yang terdapat bercak merah

Ia langsung menelfon Ashel "Bisa ke apart sekarang? sama Sisca" tanya Shani di sambungan telfon "Sama panggil seseorang buat bersihin kasur aku, ada kotoran membandel yang gabisa di cuci di sini" ucap Shani menatap bercak darah tersebut

Matahari semakin naik, Muthe dan Shani tengah sarapan di dapur dengan tenang. Terdapat sedikit kecanggungan di antara mereka setelah kejadian tadi malam

"Muthe marah sama Cici?" tanya Shani tiba-tiba "Eng-engga" jawab nya

"Terus kenapa diem? biasa nya banyak omong kalau sama Cici" tutur wanita tersebut "Emhhh, Muthe cuman takut kalau kak Gita marah" ucap nya

Ternyata fikiran dan ketakutan mereka sama yaitu Gita, wanita tersebut akan sangat kecewa dengan Muthe apalah Shani. Ia akan merasa gagal menjadi sosok penjaga Muthe

Dan Shani yang sudah menjadi orang kepercayaan Gita pun kini merusak gadis kecil kesayangan nya

"Muthe cuman penasaran apa rasa itu, dulu Muthe cuman pernah sama cewe pas sama cowo cuman di suruh pake mulut aja" ucap Muthe membuat Shani kaget setengah mati

"Apa? maksud kamu, i'm not your first?"

Muthe mengangguk mendengar pertanyaan itu "Waktu dulu, temen-temen Muthe ngajak main truth or dare dirty dan wak--"

"Stop, gausah di lanjutin" ucap Shani "Tapi yang cowo nya gada yang sampai kayak kita tadi malam kan?" tanya Shani penuh rasa penasaran, yang ditanya hanya mengangguk pelan

Sedikit rasa syukur yang ia rasakan mengetahui hal itu, namun siapa perempuan yang bercinta dengang gadis tersebut "Yang cewe?" tanya Shani kembali "Itu, mantan Muthe waktu dulu banget" jawab gadis tersebut

"Jessica Candra Wijaya, dia pindah ke Swiss makanya kami putus ci dari saat itu aku ngerubah sifat aku agar tak terlalu dewasa" tutur Muthe "Aku juga gatau kenapa harus sifat kekanak-kanakan, tapi itu bagus biar gada yang tertarik lagi sama aku"

Benar saja, tiba-tiba aura Muthe yang awal Shani kenal sebagai gadis polos lugu itu berubah menjadi lebih dewasa

"Tapi aku suka, sifat itu ngebuat orang-orang disekitar aku bukan orang yang brengsek lagi" ucap nya sebelum berdiri dan membawa piring nya ke wastafel. Shani benar-benar membatin sekarang 'Aku brengsek?' batin nya

"Cici suka aku yang mana? yang kemarin-kemarin atau..." ucap Muthe sebelum langsung duduk di pangkuan Shani "Sekarang?" goda Muthe mengelus lembut rahang Shani

"Jawab ci" Muthe menggoyang-goyangkan pinggul nya untuk semakin menggoda wanita tersebut yang tentu mudah tersulut

"Yang pinter di kasur" bisik Shani, Muthe langsung menunjukan senyum nakal nya dihadapan Shani, wanita tersebut melihat Muthe bak memiliki kepribadian ganda setelah ia mengenal nya

"Kalau main nya di atas kursi gapapa?" tanya Muthe langsung meremas gundukan dibawah bokong nya tersebut

🤫

Muthe melangkah kaki nya menuju pintu setelah disuruh Shani membuka pintu sementara ia sedang membenarkan gagang lemari di kitchen yang terlepas karena...

"Eh Muthe" ucap Ashel saat menyadari Muthe yang membukakan pintu untuk nya dan Sisca "Masuk kak" Muthe langsung memberikan jalan agar kedua sahabat Shani tersebut bisa masuk

Namun, Sisca langsung memegang dagu Muthe dan mendongakan nya untuk memeriksa sesuatu "Shit" umpat nya sebelum melangkah masuk

Ia melihat Shani yang tengah berada di dapur "Woy, berani-beraninya lo lakuin itu ke Muthe!" tegas Sisca, mendengar itu Shani hanya bisa menunduk

"Jelasin ke gue sekarang" ucap Sisca menarik baju Shani "lo udah dipercaya sama Gita tapi kayak gini perlakuan lo adiknya?" ucap Sisca

Muthe yang melihat itu pun langsung melerai kedua nya sebelum bertengkar

"Kak udah kak, Ini semua bukan kesalahan ci Shani sepenuhnya" ucap nya membela "Aku yang mancing dan pengen ngelakuin itu, gak ada paksaan dari Cici" ucap nya membuat Sisca tetap tidak percaya

"Udah ngapain aja?" selidik Sisca, kedua nya hanya diam "Sampe masuk?" tanya Sisca menatap Shani

"Jawab ga!!!" gertak Sisca, kali ini Shani memilih pasrah dan mengangguk "Bagus banget Shani" gumam nya

"Ngomong sendiri sama Gita, atau aku yang bilangin" ucap Sisca menatap tajam Shani lalu pergi menyeret Ashel dari apartemen milik Shani

Setelah kepergian Sisca dan Ashel, kini Muthe menatap Shani yang masih terdiam "Aku bakal ngomong ke Gita kok, aku bakal tanggung jawab" ucap nya memegang kedua wajah Muthe

"Cici ga bakal ninggalin aku kan?"







~•|•~

Yang mau part (🤫) saweria ya

Enjoy the story love 💗

Takdir (Shani Muthe)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang