Malam hari telah tiba, Shani dan Gracia kini telah berada di depan kediaman Gita dan Muthe. Namun, tampak dari luar seperti tidak ada orang karena semua lampu nampak mati
Shani segera menghubungi Gita untuk menanyakan keberadaan Muthe sekarang, karena tak mungkin gadis tersebut berada dirumah dengan keadaan gelap gulita seperti itu ''Ci, itu balkon kamar siapa? kebuka tuh'' tunjuk Gracia ke lantai atas ''Muthe Ge'' jawab Shani
''Liat tuh, ada cahaya dikit didalem'' tunjuk Gracia kembali
Kedua wanita tersebut memilih masuk saja karena telfon merka tidak di angkat oleh Gita, Gracia pun mengetuk-ngetuk pintu untuk memastikan. Namun, tak sengaja pintu terbuka karena tak tertutup rapat ''Ci, jangan-jangan--''
''Mulut kamu jaga, kita cek dulu'' ucap Shani semakin melebarkan pintu, Gracia pun mengambil sebuah tongkat besi yang tergeletak di belakang pintu untuk jaga-jaga. Ia hanya mengikuti setiap langkah Shani yang perlahan menyusuri sebagian sudut rumah walau mereka tak mendapat kan seseorang pun
Dengan ragu-ragu mereka naik ke lantai atas yang memiliki cahaya sedikit dibandingkan lantai bawah, suara isak tangis langsung terdengar. Gracia langsung menarik kuat jaket Shani ''Dedemit ci'' bisik Gracia
Shani yang juga sedikit takut pun melawan rasa itu untuk memastikan bahwa gadis nya tersebut baik-baik saja ''Muthe'' panggil Shani mendekat ke kamar gadis tersebut
Suara tangisan semakin terdengar jelas saat mereka mendekati kamar nya. Dengan perlahan, Shani membuka pintu tersebut dengan menutup mata dan Gracia yang siap-siap melayang kan tongkat nya jika ada penjahat atau setan
''Muthe!!'' panggil Shani langsung bergegas mendekati gadis tersebut yang menangis sambil berbaring di kasur nya ''Kamu kenapa?'' tanya Shani panik
''Kenapa sih dia dateng sekarang? susah buat aku lupain dia'' lirih Muthe menatap buku diary yang sedari tadi ia baca, Shani ikut melirik benda yang dipegang oleh gadis tersebut yang terdapat foto Muthe bersama seorang perempuan lain
Shani menebak bahwa perempuan tersebut adalah Jessi mantan kekasih Muthe yang sempat dia ceritakan kepada nya waktu itu, Shani bertanya-tanya apa maksud tentang dia datang sekarang? apakah Jessi ingin kembali bersama Muthe?
Wanita tersebut geram dan menatap Gracia yang masih mencoba menenangkan Muthe, jika apa yang difikiran nya benar. Ia tak boleh diam, masih ada satu hari untuk dia memberi perhitungan pada perempuan itu jika berani mendekati gadis nya ini
Shani mengambil buku diary dari tangan Muthe dan memeluk nya ''Cerita sama cici sayang, dia ngapain kamu hmm?'' tanya Shani penuh lemah lembut ''Dia dateng ci'' lirih Muthe
******
Gracia dan Shani turun dan menghidup kan semua lampu saat Muthe terlelap tidur karena mata nya lelah menangis, tak lama Gita pulang karena di kabari oleh Shani keadaan Muthe sekarang
''Dia udah tidur'' ucap Shani saat Gita masuk dengan wajah nampak panik ''Jessi beneran nemuin dia?'' tanya Gita memastikan ''Kata dia sih iya, tapi aku gatau kapan'' jawab Shani
''Aku males berurusan sama keluarga dia yang angkuh dan arogan itu Shan, pas tau keluarga nya tau dia pacaran sama Muthe dia dikirim ke Swiss'' ungkap Gita ''Ayah dia ngancem keselamatan Muthe jadi dia terpaksa pergi tanpa jelasin apapun ke adik aku, dia cuman bilang ke aku agar ga benci dia juga''
''Aku dari dulu penasaran sama ayah nya, katanya bahaya sih berurusan sama pak Candra tapi publik gada yang tau bentukan tu orang kek mana'' jelas Gita
Gracia yang mendengar itu hanya tersenyum tipis karena bisa-bisa nya nasib orang yang ingin mendekati nya hampir mirip seperti ini
''Lusa aku berangkat dan besok aku akan coba cari tau tentang ini agar dia ga berani buat deketin Muthe'' ucap Shani, ia tak ingin membuat Gita tau bahwa nasib nya sama saja dengan mantan kekasih yang membuat hati Muthe terluka
Karena sudah larut malam Shani dan Gracia memilih pulang. Selain itu, ia ingin segera memberes kan dan menyelidiki semua ini ''Suruh Aran cari tau tentang keluarga Jessica Candra itu'' ucap Shani kepada Ashel dan Sisca yang sedang ada di apartemen nya
Cukup lama mereka mengobrol hingga terdengar ketukan dari pintu depan lalu Gracia membuka nya ''Selamat malam Miss Gracia, saya datang membawakan kabar untuk tuan Shani'' ucap seorang laki-laki bernama Aran
Gracia masuk dengan di ikuti oleh pria tersebut menuju ruang tamu ''Malam tuan'' sapa Aran memberi hormat ''Langsung saja'' ucap Shani ''Kami mendapatkan alamat rumah lama nya dan yang baru'' Aran meletakan secarik kertas berisikan alamat rumah tersebut ''Rumah lama nya jarang di huni kecuali rumah baru, katanya ayah dari Jessi terkadang kesana untuk menemui istri kedua nya itu'' jelas Aras
''Dan Jessi tentu tinggal dirumah kedua itu sedikit masuk kepedalaman di kota bogor, saya sudah mengirim salah satu orang untuk kesana dan ini foto rumah nya'' Aran memberikan beberapa foto yang sudah di cetak ''Hanya saja kami belum bisa memastikan siapa kedua orang dari perempuan itu, terlalu bahaya untuk kita mencari tau lebih dalam'' ungkap nya
''Kamu bilang istri kedua? lalu istri pertama nya? sudah cerai atau meninggal?'' tanya Ashel ''Masih ada dan masih status menikah dan pak Candra itu juga memiliki anak perempuan dari istri nya yang pertama kami hanya mengantungi inisial nya yaitu S'' balas Aran
''Sudah?'' tanya Shani yang sedari tadi menyimak ''Jessica akan di utus menjadi pemimpin direktur di perusahaan SJ NATIONAL, perusahaan yang paling dekat dengan milik kita tuan'' ungkap Aran ''Baik, cari lebih banyak dan saya tunggu disini saat matahari tenggelam karena besok nya saya akan segera pergi'' ucap Shani
Aran menunduk memberi hormat pada ke empat atasan nya lalu pergi untuk kembali kepada pekerjaan nya ''Akhir nya perusahaan itu mengganti direktur nya setelah 7 tahun Roby songgong itu menjabat'' ungkap Sisca
''Berikan undangan kepada pak Candra untuk makan malam besok hari''
Jangan lupa dukungan nya dengan saweria on my bio

KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir (Shani Muthe)
Fantasy"Aku disini selalu menunggu mu" -Shani Indira Natio