05. Cake for her

124 45 0
                                    

Pukul 17

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 17.00 adalah waktu terbaik untuk menikmati udara sore serta menyaksikan indahnya kilauan jingga yang menawan saat matahari mulai terbenam. Mobil Axter telah tiba di rumah Vyn. Lelaki itu mengetikkan pesan kepada Vyn jika dia sudah datang menjemputnya.

Vyn

Gw dh di depan

Ok, wait a minute

Ya

Axter menunggu Vyn dan selang 3 menit, gadis itu keluar dari rumahnya. Vyn pun memasuki mobil Axter. Ia duduk di kursi penumpang dan hendak meraih seatbelt. Namun Axter lebih gesit meraih seatbelt dan memasangkannya telaten untuk Vyn. Entah kenapa Axter memberikan perhatian tiba-tiba kepada Vyn seperti ini. Jarak mereka sangat berdekatan membuat jantung Vyn berdegup tak beraturan.

Vyn masih terdiam mematung. Selesai memasangkan seatbelt, Axter mempertemukan pandangannya dengan Vyn. Mata coklat milik Axter mengunci pandangan itu, membuat Vyn tak dapat beralih ke arah lain.

"Pretty girl." Puji Axter menggunakan suara beratnya. Vyn memang sangatlah cantik. Pesonanya tak pernah gagal memanjakan mata Axter.

Mendapati ungkapan itu, Vyn menelan salivanya kasar dan netranya masih saja terpaku pada bola mata milik Axter. Daya pikat ini bisa semakin menenggelamkan mereka berdua seandainya saja Axter tak mengatakan sesuatu, "Udah siap?"

"Udah." Jawab Vyn. Akhirnya Vyn bernafas lega dan terlepas dari tatapan itu setelah tubuh Axter menjauh. Keadaan tadi benar-benar membuat gadis itu sebisa mungkin mengontrol nafasnya saat detakan jantungnya porak-poranda.

"Oke. Let's go." Axter mengacak-acak rambut Vyn. Lelaki itu tersenyum tanpa dosa dan melajukan mobilnya.

"Axter, rambut aku jadi berantakan!" Vyn terlihat kesal padahal di pipinya sudah muncul semburat merah. Gadis itu tidak kuat menerima ultimatum ini. Ia menjerit-jerit di dalam hatinya dan banyak kupu-kupu menyertai rasa bahagianya.

🌹

Sampailah mereka di sebuah toko kue. Mereka turun dari mobil Axter lalu memasuki toko itu. Mereka melihat-lihat berbagai macam kue yang tersedia. Hingga langkah Vyn berhenti di depan sebuah etalase yang memuat beberapa kue. Ada satu kue di dalam etalase itu yang menarik perhatiannya.

"Kenapa berhenti? Udah nemu kuenya?" Tanya Axter.

"Iya."

"Ya udah. Mau yang mana? Gue yang bayar."

"Axter, kamu serius?" Vyn memastikan.

Juliet Rose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang