Sampailah mobil mereka di sebuah danau. Pertama kali melihat tempat itu sekaligus sangat menyukai sebuah hidden gem, Vyn langsung keluar dari mobilnya dan menuju titik pandang di atas danau itu tanpa menunggu Axter.
Melihat Vyn yang sangat antusias, Axter dibuat tersenyum. Axter lalu menyusul Vyn dengan kedua tangannya berada di belakang, kelihatannya ia menyembunyikan sesuatu.
"Wah, what a beautiful place." Setelah sampai di titik pandang, tempat itu tak luput dari pujian Vyn. Ia mengamati pemandangan danau itu dan berakhir melihat dua perahu yang mengapung di atas danau.
"Aku belum pernah ke tempat ini sebelumnya. Kamu tahu darimana?" Tanya Vyn kepada Axter yang sudah berada di sampingnya.
"Dari temen aku."
"I have a crown for you." Axter akhirnya menunjukkan sesuatu yang sedari tadi disembunyikan di balik badannya. Itu adalah sebuah mahkota berwarna silver murni dengan bantalan-bantalan kristal sebagai hiasannya yang menghasilkan pantulan cahaya mengkilap. Axter lalu memakaikannya untuk Vyn.
"Thank you, honey." Ucap Vyn tak lupa senyuman saat mahkota telah sempurna berada di rambutnya.
Axter menatap Vyn dalam. Wajahnya terlihat serius. "I wan't you to be my princess. And I'll be your prince." Kata Axter.
"O-oh, jadi ceritanya kaya Romeo and Juliet di lagunya Taylor Swift?" Tanya Vyn yang sudah mengerti apa maksud perlakuan dan perkataan Axter.
"Nggak." Ketus Axter namun suaranya tetap terdengar lembut. Kenapa lelaki ini tidak serius sih? Sudah jelas-jelas dia memasangkan mahkota untuk Vyn dan bilang kalau dia ingin Vyn menjadi putri dan Axter pangerannya. Dan juga, jelas di buktikan di lirik lagu 'Love Story' milik Taylor Swift;
You'll be the prince and I'll be the princess
It's a love story, baby, just say yes."Kok nggak? Terus apa?" Vyn bertanya-tanya disebabkan pikirannya gagal menebak.
Axter terdiam sejenak memikirkan jawaban sembari tersenyum jahil. "Bonnie and Clyde! HAHAHA!" Entengnya lalu tertawa puas. Seenaknya saja bicaranya, lain kali janganlah mengajari yang nakal-nakal seperti itu. Tidak baik Axter!
"Kamu mau merampok?" Vyn menanyai seraya mengangkat sudut bibirnya dan satu tangannya ia tempelengkan ke dada Axter. Ada-ada saja pemikiran pacarnya satu ini.
Bonnie Elizabeth Parker dan Clyde Chestnut Barrow terkenal sebagai Bonnie and Clyde, adalah perampok dan kriminal terkenal yang beraksi di Amerika Serikat pada masa Depresi Besar. Bersama dengan gengnya, mereka merampok sejumlah bank, toko, dan SPBU. Geng ini dipercaya telah membunuh sedikitnya 9 orang polisi, sebelum akhirnya mereka ditembak mati di Louisiana, pada jalanan yang telah diblokir.
"Iya. Rampok hati kamu." Goda Axter.
"Nggak boleh." Larang Vyn. Di wajah Axter yang Vyn lihat, lelaki itu seperti masih ingin bercanda. Vyn turut bercanda pula. "Kalo ketahuan ayah aku gimana?" Selorohnya. "Terus... dia bunuh kamu." Vyn selanjutnya menakut-nakuti Axter.
"Nggak takut! Itu artinya..." Axter menjeda ucapannya. Kedua telapak tangannya terangkat meraih pipi Vyn dan menempel disana.
"I will die for you." Axter melanjutkan. Dia menatap intens bola mata jernih milik Vyn. Apa yang dikatakannya sungguh-sungguh, belum tentu semua orang berani mengatakan dan meneguhkan atas kata itu. Bahkan dia akan rela mengorbankan apapun untuk seseorang yang disayanginya. Axter serius.
Vyn terdiam mematung mendapati perkataan barusan. Kali ini kupu-kupu terasa seperti akan memotong tajam jantungnya agar terlepas dari kerangkanya.
"I will die for you too." Walaupun berdetak hebat, Vyn tetap sebisa mungkin mengontrol jantung dan keadaan dirinya disaat Axter menguncinya seperti ini. Perkataan yang sama hanya mampu ia keluarkan di saat iris cokelat legam milik Axter menunggu dirinya mengeluarkan kata menakjubkan yang lain. "Aku akan... membunuh diri sendiri dengan pisau saat mengetahuimu tewas menelan racun." Gadis itu meneruskan diimbangi nafas yang tetap teratur.
"Ayo naik perahunya." Ajak Axter. "Sambil mendayung, aku akan mempelajari hatimu yang cantik itu."
"Yeay, i'm so excited to get on that boat." Semangat Vyn mencairkan suasana-karena dari yang semula bercanda, Axter bisa merubah dengan sekejap menjadi ungkapan-ungkapan paling serius yang menjadikan situasi semakin membara. "Let's do it!" Titah Vyn.
Axter menginjak salah satu perahu terlebih dahulu. Ia mengulurkan satu tangannya untuk Vyn dan gadis itu menerimanya. Mereka pun duduk berhadapan di atas perahu itu dan Axter mengambil sebuah dayung yang telah tersedia. Axter lantas mulai mendayung perahu itu perlahan untuk berkeliling mengitari danau.
Sesuai katanya, Axter akan mempelajari hati cantik yang dimiliki gadisnya sembari mendayung. Setiap lelaki itu menangkap dengan matanya ke arah Vyn dan tersenyum, gadis itu membalas senyumannya dengan senyum tulus nan mempesona. Lihatlah paras cantik itu namun hati dan jiwanya lebih cantik.
Angin sepoi-sepoi membelai surai panjang milik Vyn. Dia sangat menikmati pemandangan di sekitar kawasan itu. Sekali-kali dia menurunkan tangannya agar menyentuh air jernih yang dimiliki danau itu.
Sembari perahu berjalan, Axter dan Vyn juga menyelinginya dengan pembicaraan serta canda tawa. Menyiratkan kebahagiaan dan menikmati moment di atas perahu kayu itu.
Vote⭐
Thank you🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Juliet Rose
RomanceSevyn Augusta kembali dipertemukan dengan Axter Edward Ebravo, seseorang yang selama ini setia tinggal di hatinya. Seseorang yang sangat ia kagumi, lebih dari siapapun. Sevyn adalah pengagum rahasia Axter yang bersembunyi di balik kata 'teman'. Jan...