40. The safest place

49 10 0
                                    

Sesampainya di rumah Vyn, gadis itu mengajak Axter makan malam bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di rumah Vyn, gadis itu mengajak Axter makan malam bersama. Saat ini mereka menyinggahi ruang makan dan telah usai sesi makan malamnya. Akan tetapi, Vyn mendapati Axter yang duduk dihadapannya termenung di penuhi kekosongan pada tatapannya.

“Want to tell me something?” Pelan Vyn membuka suaranya agar Axter memberitahunya sesuatu. Dilihat dari raut Axter lelaki itu sepertinya butuh tempat bercerita.

Telinganya memperoleh suara dari Vyn, bola mata Axter bergerak perlahan menatap Vyn yang telah menatapnya.

“Mungkin kamu bisa ceritain ke aku kejadiannya, kenapa kamu bisa sampai kaya gitu. Kalo di ceritain, beban di kepala kamu pasti berkurang.” Tuntun Vyn.

“Believe me, I won't judge you, I will hear you.” Vyn kembali bersuara melihat Axter masih saja mengatupkan bibirnya dan tampak blank menatapnya.

“Banyak yang pengen aku ceritain tapi nggak tau gimana caranya.” Bimbang Axter. Pikiran Axter saat ini seperti benang kusut dan kehilangan cara untuk meluruskannya atau bahkan membuang begitu saja benang itu.

“Pelan-pelan aja, kamu pasti bisa.” Tutun Vyn lagi menatap Axter seolah memberi keyakinan penuh.

Terjadilah keheningan dan tatapan yang tak terlepas di antara mereka mengisi ruang makan ini. Axter yang tak tahu bagaimana cara mengatakannya dan Vyn yang terus menunggu Axter menceritakan padanya.

“Alright.” Final Axter yang akhirnya mau menceritakannya. Sebelum itu ia terlebih dahulu memainkan diafragma dan tulang tusuknya pelan. "Waktu di basement mau ke rumah kamu, aku tiba-tiba di cekal sama preman. Aku bisa lepas terus berantem tapi aku kalah. Pas aku lengah aku di bekap pake sapu tangan terus aku pingsan. Sapu tangannya udah di kasih obat bius."

“Terus?”

“Pas aku bangun, aku udah di penjara.”

“Seriusan?”

“Hm.”

“Aku diinterogasi terus di suruh tes toksikologi dan ternyata, positif sabu.” Pungkas Axter. Mood Axter terkuras habis setelah menceritakan semuanya. Ia lalu memalingkan tatapannya ke arah lain dengan helaian nafas berat.

Tes toksikologi atau skrining toksikologi adalah pemeriksaan urine untuk mengecek kadar narkoba. Cek urine yang di perintahkan pihak polisi kepada Axter menggunakan 6 parameter dalam satu kali pemeriksaan yaitu; Amphetamine (AMP), Metamphetamine (MET), Cocaine (COC), Ganja (THC), Benzoat dan Morphine (MOP). Pada metamphetamine atau sabu, Axter dinyatakan positif.

Juliet Rose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang