66. New guest

74 33 0
                                    

Ting tong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ting tong... ting tong...

Keesokan malamnya, suara bel pada malam hari pukul 20.00 menggema di rumah Vyn. Gadis itu lantas membuka pintu rumahnya dan tampaklah seorang wanita yang belum dikenali oleh Vyn.

“Hai, Vyn. Selamat malam.”

Vyn tersandung ke dalam keterkejutan. Bagaimana wanita itu bisa mengetahui namanya dan menyapanya ramah seolah sudah akrab?

“Iya, malam,” Vyn membalasnya tak lupa senyum. Namun banyak tanda tanya bersarang dalam benaknya. Siapa wanita di hadapannya ini? “Maaf, ini siapa ya?”

“Saya Ana. Mamanya Axter.” Aku wanita itu.

“Oh iya tante.” Tangkas Vyn menanggapi. Kabur sudah tanda tanya itu.

Vyn menjulurkan tangan kanannya meminta salim. Ana tersenyum hangat pada Vyn dan menjulurkan tangan kanannya. Vyn lantas salim dengan Ana di arahkan ke pipi.

“Maaf tante, aku belum tau.” Pinta Vyn. Vyn hanya belum mengetahui bagaimana sosok Ana. Axter belum pernah mempertemukan Ibunya itu dengannya. Selain itu Vyn telah memiliki informasi semua tentang Ana dari Mareta.

“Nggak apa-apa Vyn.” Ana tak mempermasalahkannya

“Baik, tante.” ucap Vyn tersenyum kikuk. “Kalau begitu, silahkan masuk.”

🌹

Ana menyeruput teh yang di sajikan Vyn untuknya. Ana dan Vyn menduduki sofa ruang tamu. Setelah meminum teh, Ana menyimpan gelas itu di atas meja.

Ana menatap wajah Vyn dan meneliti setiap inci wajah gadis itu. “MasyaAllah, kamu cantik sekali Vyn.” Pujinya kagum pada paras cantik yang dimiliki Vyn.

“Ah nggak kok, apa ada nya aja ya tante.” Vyn merendah seraya tersenyum kikuk. “Tante juga cantik, sangat cantik.” Vyn balas memuji Ana. Wajah Ibu pacarnya itu pun begitu cantik, awet muda nan bercahaya.

Ana terus menatap Vyn tak meninggalkan senyumnya. Lama kelamaan pipi Vyn memerah di tatap sedemikian rupa. Jantungnya pun berdetak laju. Meski begitu Vyn tetap stabil bersikap biasa saja.

“Jadi gini Vyn, maksud kedatangan tante.”

Akhirnya Ana bersuara tak terus terpaku menatap Vyn. Vyn membuang nafasnya lega serta menetralkan degupan jantungnya. Astaga.

“Tante mau mengucapkan terima kasih banyak sama kamu.” Ucap Ana pertama-tama. Tak sampai di situ saja, masih banyak ungkapan terima kasih untuk Vyn yang akan ia sampaikan. “Kamu sudah mau menerima Edward. Kamu sudah mencintai Edward. Kamu perempuan yang tulus. Terima kasih sudah mencintai Edward dengan tulus, kamu niat dan sungguh-sungguh dengan Edward.”

Sesuatu mencetuskan kesadaran Vyn dari perkataan Ana. Jadi, Ana memanggil Axter dengan panggilan kesayangan itu?

“Dan tante yakin, kamu cinta sejati Edward.” Ana berucap yakin penuh getaran mutlak tak terbantah. “Kamu harus pertahankan Edward ya?” Nasihatnya.

Juliet Rose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang