Di meja telah tertata berbagai hidangan. Di kursi tunggal terdapat Joe bak pemimpin pada acara makan malam kali ini. Di sisi kiri Joe terdapat istrinya. Di sisi kanan Joe yakni Vyn, Axter, lalu Fred.
“Ayah mau memberitahu kalian sesuatu.” Sahut Joe. Semua orang di ruang makan kontan menoleh ke arah pria itu.
“Ternyata, seseorang yang mendapatkan bukti itu adalah Axter.” Ungkap Joe. Semuanya di buat terkejut kecuali Vyn.
“SERIUSAN?” Reaksi Lynn dan Fred bersamaan menatap tak percaya ke arah Axter. Rasa terkejut mereka semampai.
“Nggak percaya.” Celetuk Vyn. Gadis itu memang tak ada rasa terkejutnya. Penyebabnya sudah pasti karena sebuah prank waktu itu.
“Ayah, kemarin dia sempat prank. Terus pas aku tanya lagi buat mastiin, jawabnya nggak.” Adu Vyn pada Joe.
“Prank bagaimana Vyn?” Tanya Joe tak paham.
“Gini Ayah...”
Vyn pun menceritakan pada Joe bagaimana prank yang Axter suguhkan. Di akhir Vyn tampak menghela nafas lelah mengingat perbuatan kekasih sengkleknya.
“Mungkin Axter belum siap kasih tau.” Simpul Joe setelah mendengar cerita Vyn. “Benar kok, Axter orangnya.” Tambahnya memperjelas.
“Maafin aku ya? Sempat prank kamu.” Pinta Axter menghadap Vyn yang duduk di sebelahnya. Dilihatnya oleh Axter raut Vyn yang menunjukkan gadis itu benar-benar tak percaya. “Kalau kamu masih nggak percaya, aku punya salinanya. Besok aku kasih ke kamu.”
Salinan? Axter mempunyai itu? Rasa percaya Vyn mulai perlahan naik.
“Axter, seriusan lo orangnya?” Sahut Fred. Mendapati seseorang di sampingnya memanggilnya, Axter menoleh.
“Iya.” Axter memasang ekspresi meyakinkan saat menjawabnya.
“Gue nggak tau mau ucapin terima kasih yang kaya apa. Gue juga nggak tau kata terima kasih cukup apa nggak buat ucapinnya. Tapi, terima kasih.” Ucap Fred pada Axter. “Terima kasih sedalam-dalamnya. Terima kasih yang nggak terkira.”
Ada hal yang membuat Fred begitu berterima kasih pada Axter. Fred tahu semua orang bergerak atas meninggalnya kedua orang tuanya. Fred berterima kasih kepada semuanya. Namun, Fred lebih berterima kasih kepada Axter karena lelaki itu adalah sumbernya. Satu titik cahaya untuk semua jalannya.
“Iya, sama-sama.” Axter menerima baik ucapan terima kasih Fred untuknya.
“Gue waktu itu terpukul banget. Tapi karena lo dapetin buktinya dan bisa bikin dia dapet hukuman yang setimpal, pantes kan buat gue ngerasa adil? Buat gue ngerasa seneng, karena dia juga bisa rasain apa yang mama papa rasain?” Sarkas Fred seperti biasa. Mulutnya enteng berkata demikian mengeluarkan apa yang menjadi perasaannya selama ini.
Wow! Axter entah harus berkata apa. Belum apa-apa, apinya sudah merambat kemana-mana. “Iya Fred.” Axter mengiyakan saja.
“Tapi, gimana keadaan lo sekarang?” Pelan Axter bertanya. Ia ingin tahu apakah Fred berubah karena sebelumnya, Axter melihat Fred masih meratapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juliet Rose
RomanceSevyn Augusta kembali dipertemukan dengan Axter Edward Ebravo, seseorang yang selama ini setia tinggal di hatinya. Seseorang yang sangat ia kagumi, lebih dari siapapun. Sevyn adalah pengagum rahasia Axter yang bersembunyi di balik kata 'teman'. Jan...